✔'Arba'uuna

34 20 61
                                    

Zahra berlari untuk menyusul El, saat punggung tegap seseorang yang di cari terlihat jelas di depannya, seketika langkah kakinya mulai melambat, tiba-tiba perasaan ragu mulai menghampiri Zahra, saat dirinya hendak mengurungkan niatnya untuk menemui El, namun di hati kecilnya ingin segera menyelesaikan perselisihan ini. Dengan dada yang berdebar, akhirnya Zahra mulai memberanikan diri untuk memanggil El.

"El," panggil Zahra lirih membuat El menghentikan langkah kakinya. Tubuhnya seakan kaku, kakinya seolah tertancap di tempatnya, dan kepalanya seolah tak bisa ia tolehkan barang sedikit saja. Panggilan ini, panggilan yang selalu dia nantikan dan rindukan.

"Apa kita bisa bicara?" tanya Zahra sembari berjalan mendekat ke arah El yang terdiam kaku. Kepalanya tertunduk ke bawah, tiba-tiba rasa malu mulai menjalar dalam dirinya.

"Kamu gak mau ya?" tanyanya sekali lagi karena tak mendapatkan respon dari El.

"Aku cuma ingin minta maaf, mungkin tadi aku udah keterlaluan sama kamu. Sekali lagi, maaf," kata Zahra mengutarakan pikirannya karena El tak kunjung menjawab ucapannya. Meskipun tidak ada jawaban ataupun jika harus merasakan penolakan, setidaknya Zahra sudah mengutarakan tujuannya. Mau benar atau salah meminta maaf adalah salah satu perbuatan yang sangat mulia. Dalam suatu hadits juga disebutkan, bahwa orang yang lebih dulu meminta maaf derajatnya di hadapan Allah SWT lebih tinggi dan lebih dicintai Allah SWT dari yang dimintai maaf. Maka dari itu jangan minta maaf hanya di saat kita bersalah ataupun di saat hari raya.

"Aku yang salah, aku yang seharusnya meminta maaf kepadamu," ujar El dengan nada getir.

"Aku sudah memaafkan kamu, di sini kita sama-sama salah," ujar Zahra membuat El mendongak menatapnya, sedangkan Zahra mengalihkan tatapannya yang tak sengaja bertubrukan dengan El.

"Seharusnya kamu tidak langsung memaafkanku begitu saja, setelah apa yang sudah aku perbuat terhadap kamu." Mendengar penuturan El membuat Zahra menaikan sebelah alisnya.

"Jadi kamu mau aku marah terus sama kamu?" Raut keterkejutan terlihat jelas di mata El yang seketika membola dengan kepala yang spontan menggeleng.

"Ya-ya ... gak gitu juga," ucap El sembari menggaruk tengkunya yang tidak gatal. Semua tingkah laku El di perhatikan oleh Zahra membuatnya tertawa seketika.

"Kamu lucu banget sih El, kalau lagi gugup gitu. Bukan El yang ku kenal banget." El begitu terpanah oleh tawa lepas Zahra. Ini adalah pertama kalinya El melihat Zahra kembali tersenyum bahkan tertawa setelah kejadian waktu itu, begitu cantik dan manis, lagi-lagi dadanya berdebar begitu kencang. Zahra, kenapa kamu semakin membuatku terperosok jatuh cinta kepadamu? Cukup sekali saja dirinya mengalami penolakan, dia tidak akan kembali menghancurkan pertemanannya hanya karena menuruti hawa nafsunya. Apalagi Zahra sudah mau memaafkannya. Lebih baik dia mencintai dalam diam, dari pada harus melihat Zahra menatapnya dengan raut kebencian dan kekecewaan.

"Terima kasih, karena kamu sudah mau memaafkanku. Apakah kita masih tetap bisa berteman?" tanya El kepada Zahra.

"Mari kita kembali berteman dan melupakan tentang permasalahan yang ada," kata Zahra dengan senyum tulusnya.

Akhirnya, Zahra dan El kembali ke kelas dengan perasaan yang terlihat lebih lega. Hanya sebuah kata maaf, tapi seakan beban dalam seluruh tubuh terangkat seketika. Rasanya berjalan terasa lebih ringan, tak ada lagi tangis dan tak ada lagi perasaan sesak.

Tidak ada untungnya juga menyimpan rasa sakit hati lebih lama. Karena rasa sakit hati hanya akan menjadikan hati manusia dipenuhi amarah, dendam dan benci kepada orang lain yang dipersepsi merugikannya. Sakit hati juga tidak baik untuk kesehatan jantung dan sistem peredaran darah (William & William, 1993), kanker, tekanan darah, tukak lambung, flu, sakit kepala, sakit telinga (Pennabaker, 2003). Oleh sebab itu, islam selalu mengajarkan kita sebagai manusia harus memiliki sifat saling memaafkan, semua itu karena ajaran islam selalu memberikan apa yang terbaik untuk kita.

ISLAM IS PERFECT, I'M NOT (Complited)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt