24. Biological Hazard

En başından başla
                                    

"Shika mau kan jenguk nenek?"

Kishika menatap Manendra dengan ragu. "Mau, tapi Pi, kalau Kishika dipukul gimana? Nanti Nenek kesakitan enggak? Nenek udah punya tenaga belum?" tanya Kishika bertubi-tubi.

Manendra melemparkan senyum hangatnya. "Kata dokter, nenek gak boleh mukul siapa-siapa sekarang, Kishika. Jadi nggak perlu takut."

Kishika memantapkan langkahnya untuk memasuki ruangan besar yang di dalamnya sedang terbaring lemah Idaline. Idaline sudah sadar kemarin, dan hari ini Manendra mengajak Kishika untuk menengok Idaline.

"Nenek besok-besok kalau turun dari tangga sama Kishika, mau nggak?" tawar Kishika yang prihatin terhadap kondisi neneknya.

Idaline menatap datar Kishika. Wanita tua itu sama sekali tidak ingin berbicara dengan Kishika. Sampai Kishika sadar, sesering apapun Kishika mengajak Idaline untuk mengobrol dengannya, Idaline tidak akan mau. Idaline tidak akan mengeluarkan sepatah kalimat pada Kishika selain ketika memarahinya.

"Iya, sekarang Kishika pulang, Kishika mau belajar buat olimpiade sama belajar nyuci baju."

Kishika tau betul, dan selalu ingat bahwa Idaline setiap hari menyuruhnya untuk belajar. Baik belajar akademik maupun belajar menjadi wanita yang dapat mengurusi pekerjaan rumah tangga dengan baik. Meski, dengan cara yang kasar.

"Kalau udah sembuh, tetap begini ya, Nek?"

"Tetap gini, jangan pukul Kishika dengan piring, gelang, tongkat, kenceng dan lainnnya."

"Jangan siram Kishika dengan sabun cair pencuci baju dan piring. Soalnya perih banget, Nek."

"Cepat sembuh, biar nenek bisa lihat progress Kishika, sudah sesuai kriteria sebagai cucu Nenek atau belum."

πππ

Bora menatap lemari besar dari aluminium yang dikunci rapat dengan keamanan yang ketat. Entah, rasanya Bora penasaran apa isinya. Dan kenapa lemari ini begitu menyita perhatian dibanding dengan bahan-bahan kimia lain di ruangan ini. Terlebih di lemari tersebut tertempel simbol biological hazard.

Biohazard merupakan simbol bagi suatu organisme maupun bahan-bahan yang berasal dari organisme yang dapat membahayakan kesehatan manusia

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Biohazard merupakan simbol bagi suatu organisme maupun bahan-bahan yang berasal dari organisme yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

"Enggak boleh masuk ke sana, Bora sayang. Rahasia orang dewasa."

Bora menoleh. Alisnya mengerut tak percaya. Matanya menatap tajam wanita paruh baya yang berdiri di dekatnya dengan saksama. "Tante?"

"Iya ini Tante, maafkan ucapan Kishika yang kasar padamu waktu itu, ya, Ra," ucap Elina dengan tulus.

Bora mengerjapkan matanya berkali-kali sewaktu Elina memeluknya. Pelukan ini benar dan terasa begitu nyata.

"Bora anak pintar, anak baik, ingat itu, ya."

"Gimana sekolahnya? Seru enggak? Waktu itu Bora selalu cerewet ingin bersekolah, ingin punya teman selain Nawasena."

"Masih berteman dengan Nawasena? Dia bertambah tampan?"

"Ah, kata kamu Nawasena terlihat seperti pangeran kan? Sekarang Nawasena berarti sudah seperti seorang raja yang perkasa ya, Ra?"

"Tante, kenapa baru muncul sekarang?" tanya Bora setelah Elina selesai berbicara.

Elina melepas pelukannya. Tangannya membelai lembut kepala keponakannya. "Karena Tante ingin menagih janji."

"Janji?"

"Iya, janji. Kalau tidak ingat, kamu masih punya waktu itu mengingatnya."

Bora tampak berpikir seraya melihat alat-alat kimia dengan bahan-bahan yang ditempeli tanda simbol kimia di atas meja. Alat-alat itu seolah berbicara padanya. Bahan-bahan itu pun seolah menarik tatapan Bora untuk menatap mereka terus-menerus.

"Tante, Bora enggak ingat apa-apa. Bahkan yang Tante omongin tentang Nawasena juga Bora enggak pernah ingat kalau Bora pernah mengatakannya."

Elina tersenyum hangat. "Wajar, kamu waktu itu masih ingin masuk taman kanak-kanak. Memorinya belum kuat. Enggak usah memaksa untuk mengingat, Ra."

"Yang harus kamu lakukan untuk menebus janji kalau enggak bisa ingat, kamu harus tetap bertahan hidup dengan baik, ya?"

"Berarti Bora punya dua pilihan, ya? Mengingat, atau bertahan. Kalau Bora berhasil mengingat, Bora boleh untuk pergi bersama?"

"Iya, boleh. Sekarang, karena belum berhasil ingat, Bora tidak boleh pergi bersama."

Telinga Bora berdengung. Sangat berisik. Dengungan itu berasal dari lemari yang tadi sempat menarik perhatiannya. Lemari itu seolah-olah sedang meneriakinya dengan kencang tepat di depan telinganya.

"Tante kenapa di sini berisik sekali?"

Bora menoleh ke arah Elina. Raut wajahnya berubah bingung sewaktu tak mendapati Elina di sana. Elina menghilang lagi, bersamaan dengan pertanyaan Bora yang belum terjawab. Tak lama, sebuah ledakan yang tak jauh dari sana membuat Bora memejamkan matanya.

πππ

Bora membuka matanya perlahan, bersamaan dengan suara Utkarsa yang memanggil dokter meski terdengar samar ditelinganya. Setelah diperiksa oleh beberapa suster, Bora dapat membuka mata dengan sempurna, terlihat Utkarsa yang tersenyum padanya meski wajahnya begitu lesu.

"Sa, gue masih hidup, ya?"

"Terus kalo lo gak idup, ini dunia apa? Dunia alam baka?" celetukan Nawasena itu mengingatkan Bora tentang Elina. Mimpi itu terasa begitu nyata, Bora bahkan dapat merasakan bekas pelukan yang Elina berikan.

"Dih, gue ga ngomong sama lo, peres."

Xena yang duduk di sofa seraya mengemut permen lemon itu ikut menimpali. "Lo baru sadar, jangan darah tinggi dulu."

"Kampret."

"Serial azib terbaru, seorang gadis yang baru sadar kembali sekarat karena darah tinggi, dan hidungnya tidak bisa disumbat kapas karena berkata kasar setelah sadar." Nawasena tertawa seraya memegangi perutnya yang sakit sebab tawanya begitu puas. Diikuti oleh Xena yang ikut terkikik karena suara tawa Nawasena.

"Gadanta lo berdua. Pusing gue jadinya."

"Nah kan, azib pun instan kayak pap mae."

"Pap mae aja kudu diseduh tiga menit dulu, ya, jamet."

"Pop mie anjir."

"Lo dulu yang bilang pap mae. Gue ngikut lo."

"Lo nyembah gue?"

"Nawasena! Keluar lo sekarang! Jangan bikin gue isdet mendadak beneran!"

IQ (SELESAI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin