2. Ssttt!!! 🤫 4 Inti Thanatos

2.8K 488 851
                                    

JANGAN LUPA CEK TYPO, VOTE & KOMEN YA MAK. MAKASIH.

SSTTT!!! 🤫 RETAMA

"Enak?"

Tama menoleh kaku pada Sangsaka Sangsekerta--wakil Thanatos, sahabatnya. Cowok itu mengernyitkan hidung seraya mengangkat ujung bibir. Amat nyinyir terlihat, membuat Tama hanya bisa mengangkat sebelah alis sebagai respon tak minat.

"Itu?" kata Saka seraya menunjuk es krim di tangan Tama. "Sejak kapan lo makan begituan?"

"Seja--anjing!" umpat Tama terkejut saat Saka menarik tangannya dan langsung menggigit es krim kacang hijau yang belum sempat dia makan. Mendadak sebal bukan main melihat es krim stiknya kini tinggal setengah karena terlalu serakah Saka menggigitnya. Kalau bukan teman, sudah Tama tendang jauh Saka sekarang.

"Hau, hau, hingin hanget ...," racau Saka tak jelas, meloncat-loncat seraya merem-melek mengipasi mulutnya yang kedinginan. Setelah menelan secara paksa tanpa mengunyah es krim dingin di dalam mulutnya, Saka dengan cepat melompat ke sofa di samping Tama dan menungging di sana. "Dingin, Bunda! Lambung Abang dingin! Butuh kehangatan lubang undur-undur Lara--anjim! Orak sudi! Cuih! Najes!"

Tama mendengus keras, menarik kedua kakinya yang sakit ditimpa tubuh Saka. Sebisa mungkin bersabar menahan emosinya yang kian memuncak ulah teman koplaknya itu.

Entah kenapa. Tama heran pada dirinya sendiri hingga bisa berteman dengan Saka yang jelas-jelas amat berkebalikan sifat dengannya. Cowok itu terlalu nyinyir dan percaya diri, berbanding terbalik dengannya yang terlalu banyak diam. Tama sendiri bukan orang yang irit bicara dan dingin seperti pandangan orang lain. Hanya saja dia malas berbicara hal yang tidak penting.

Tak memedulikan Saka yang asyik mengoceh sambil menungging, Tama menggigit es krim sisa di tangannya. Tak merasa jijik meski sebelumnya sudah Saka jilat terlebih dahulu sebelum dia gigit tadi. Bahkan Tama menyunggingkan senyum teramat tipis seraya mengamati benda yang mulai mencair itu.

Manis. Tama menjilat bibir, teringat pada Si Cebol yang baru bertemu dengannya tadi. Si Cebol tolol yang berani-beraninya membohonginya. Si pelopor dirinya membeli es krim stik kacang hijau semalam ini.

Brugh!

"Bangsat!" umpat Tama lagi, terkejut bukan main melihat es krimnya kini jatuh di lantai, sedang Saka terjengkang di pangkuannya. Lebih menyebalkan lagi saat kedua kaki panjang cowok itu menendang-nendang udara bahkan mengenai kepalanya. "Sialan!"

"Hahaha. Saka edan," kekeh Dirga Darmawangga, si pelaku yang menendang bokong Saka tadi hingga membuatnya terjengkang di pangkuan Tama. Menyengir lebar, dia membantu Saka menegakkan tubuh. Kasihan pada Tama yang kini tampak muram. "Bangun, Ka. Kasihan Pak Boss."

Bukannya menegakkan tubuh, Saka malah mengapit kepala Tama dengan kedua kakinya. "Maaf, Tam. Bukan gue nggak sopan, tapi gue nggak tahan," ucapnya. Setelah itu ...,

Tut!

"Kelepasan," sambung Saka tanpa dosa. Lantas, bangkit seraya menyengir lebar pada Tama yang kini terpaku amat syok.

Mengepalkan tangan erat, Tama berdiri secepat kilat. Menatap bengis Saka yang sialnya hanya cengengesan melihatnya. Tama menghela napas kasar, benar-benar malas memperpanjang masalah dengan Saka. Sebab, mau seberapa pun dia marah, Saka tidak akan pernah jera menjahili mereka. Cowok itu terlalu gila.

ReatamaWhere stories live. Discover now