[40] ᴋᴇɴʏᴀᴛᴀᴀɴ ᴘᴀʜɪᴛ

6.4K 339 56
                                    

Vanessa berjalan gontai sembari menundukan pandangannya saat memasuki kediaman keluarga Greyson. Jantungnya berdebar tak karuan dengan keringat dingin meluncur bebas di keningnya ketika kakinya telah melangkahi pintu sebuah ruangan dimana terdapat empat orang yang telah menunggunya.

Vanessa pun mencoba memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya, lalu kedua matanya menangkap sorot tatapan nyalang penuh kebencian dari mereka yang mengarah kepadanya. Ia menelan ludah sembari mendekatkan posisinya.

"duduk!" titah Hector dengan suara berat

Vanessa langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Hector. Dia duduk di hadapan mereka bertiga, sedangkan Nando berdiri di sisi Aldre.

"dasar wanita iblis!" geram Paula dengan hati yang meradang, sebab ia tak mampu lagi membendung amarahnya

"sayang, tahan emosimu" pinta Hector sambil menoleh pada istrinya. Paula pun mengetatkan rahang sambil menghela nafas kasar mencoba menenangkan dirinya sendiri

Tanpa basa basi Aldre melempar sebuah map serta pena dihadapan Vanessa, sehingga wanita itu terkejut. Kedua tangan Vanessa gemetaran saat menarik selembar kertas dari dalamnya. Kedua maniknya pun berkaca-kaca ketika membaca judul yang dicetak tebal dibagian paling atas.

"cepat tanda tangani dokumen perceraian kita Vanessa!" perintah Aldre dengan menggeram

Kedua mata Vanessa yang basah kini berganti menatap Aldre. Ia memandang Aldre dengan tatapan mengiba.

"jangan membuat semua bertambah rumit Van, gue ngga mau membuang-buang waktu" tegas Aldre

"sebelum aku menandatangani surat perceraian kita, izinkan aku untuk menceritakan apa yang selama ini ku rahasiakan" tutur Vanessa dengan suara bergetar menahan tangisnya

"ck.. lo ngga usah banyak drama!!" sinis Aldre sambil bersendekap

"jika menceritakan hal itu membuatmu bersedia untuk tanda tangan, maka lalukan segera" sahut Hector yang juga tidak sabaran

Vanessa menghela nafas panjang seraya menatap mereka semua bergantian "mom, dad..."

PLAK!!!

"jangan pernah memanggil kami dengan sebutan itu!! karena aku tidak sudi untuk menjadi ibu mu!!" bentak Paula setelah melayangkan tamparan keras pada wajah wanita itu

Vanessa pun tak kuasa untuk menahan sebutir air mata dari sumbernya. Ia mengusap pipinya yang terasa panas perlahan. Lalu ia kembali memberanikan diri untuk menatap mereka.

"maaf tante.." ibanya penuh penyesalan

"om Hector dan tante Paula pasti mengetahui jika aku bukanlah putri kandung dari Erika serta Leo" ucap Vanessa lirih namun dapat membuat semua orang yang berada di ruangan itu terkejut

"ba-bagaimana kamu bisa tau?" tanya Paula penasaran

"mereka sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa aku ini hanyalah anak yang dipungut dari panti asuhan saat bayi" jawab Vanessa dengan sebutir air mata kembali menetes

Hector dan Paula pun terdiam dengan saling menatap. Sedangkan Aldre merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Vanessa.

"setelah aku beranjak remaja, perusahaan mereka mengalami kebangkrutan karena ulah mereka sendiri. berjudi dan suka berfoya-foya, seperti itulah kehidupan yang mereka jalani selama ini"

"apa yang mereka katakan tentang ditipu hingga mengalami kebangkrutan itu semua bohong agar kalian merasa kasihan dan mau membantu menyelamatkan perusahaan mereka"

"tidak sampai disitu saja, saat aku lulus SMA mereka menyerahkan keperawananku pada seorang produser agar aku mendapat peran penting di debut pertamaku"

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora