[13] ꜱʜᴇ ɪꜱ ᴍɪɴᴇ!

21.9K 572 108
                                    


Hubungan antara Lana dan Daniel kini berubah canggung. Lana selalu menjaga jarak saat bersama Daniel, sikap Lana itu membuat Daniel merasa sedih. Sebab ia kehilangan perhatian dan senyuman yang selalu diberikan untuknya.

Hari ini mereka berdua sedang berkunjung ke pabrik yang terletak di daerah Karawang. Dahulu sebelum berangkat kesana, Lana selalu meminta Daniel untuk singgah disebuah rumah makan Sunda langganan mereka. Namun kali ini tidak ada ajakan dari wanita itu, membuat perasaan Daniel bertambah galau.

Saat berada di ruang panel kontrol, hanya terdapat mereka berdua saja. Lana yang sudah trauma akan kejadian di villa, selalu menjauhkan posisinya dari Daniel. Ia akan mendekat jika Daniel memanggilnya atau butuh sesuatu.

Tak ingin menjadi pecundang, Daniel memantapkan hatinya untuk meminta maaf tulus kepada Lana. Dia berjalan mendekati Lana hingga tepat berada di belakang wanita itu.

"ya Tuhan pak Daniel..." Lana terperanjat seraya mengelus dadanya sendiri saat berbalik badan, karena Daniel yang tiba-tiba berdiri di belakangnya

"Lana.... aku mohon, maafkan aku. maaf karena aku bertindak diluar batas waktu itu. aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi" ucap Daniel lirih dengan wajah memelas, ia sungguh menyesali perbuatannya

Lana menghela nafas berat lalu mulai berbicara "saya sudah memaafkan bapak. dan saya harap bapak bisa memenuhi janji itu" tutur wanita itu lembut

"iya Lana... dan satu lagi. jangan mendiamkan ku seperti ini" pinta Daniel dengan penuh harap

Daniel menatap dalam wajah cantik Lana, wajah yang selalu hadir di mimpinya. Mimpi yang selalu ia dambakan disetiap malam-malamnya.

Lana mengulum senyum saat pamit untuk beranjak mengunjungi laboraturium. Senyuman itu membuat Daniel mematung di tempatnya karena merasa bahagia, sebab senyuman itu sudah tidak pernah ia dapat selama berberapa hari ini. Sedetik kemudian Daniel tersadar dan bergegas berlari untuk menyusul Lana.

Tak terasa matahari senja telah menggantung di sisi barat, bersamaan dengan kepulangan Lana dan Daniel menuju Jakarta. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, Daniel fokus menyetir sedangkan Lana memeriksa hasil audit lapangan hari ini.

"Lana kamu tidak lapar?" tanya Daniel ramah memecah kesunyian diantara mereka

"kamu??" cicit Lana lirih kemudian menoleh pada Daniel

Lana merasa heran dengan panggilan 'kamu' yang baru saja diucapkan Daniel untuknya. Karena biasanya dia memanggilnya dengan 'kau'.

Dia masih menatap Daniel dengan penuh tanda tanya. Awalnya Daniel tidak paham dengan maksud tatapan Lana, tapi kemudian ia tersenyum kikuk.

"ohh.... karena kita sudah tidak berada pada jam kerja, jadi bahasanya santai aja... tidak usah terlalu formal. kamu boleh memanggilku dengan sebutan nama saja...." jelas Daniel dengan sedikit gelagapan

"emmm tidak pak... saya akan selalu menjaga tatakrama saya. lagi pula jika kita terlalu akrab itu juga tidak baik pak... karena akan menimbulkan spekulasi buruk di mata orang lain" balas Lana

Daniel mengerti akan arti dari ucapan Lana. Wanita itu secara halus ingin mengatakan bahwa ada hati yang harus ia jaga. Ditambah lagi hati yang harus ia jaga adalah hati milik sahabatnya sendiri.

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Where stories live. Discover now