[35] ʙᴀʟᴀꜱ ᴅᴇɴᴅᴀᴍ

5.7K 285 96
                                    

Malam ini langit tampak kelabu, tak ada sinar rembulan yang menerangi. Hanya kegelapan abadi menyelimuti semesta. Hembusan angin laut yang dingin rupanya tidak membuat sang Jelita beranjak dari tempatnya berpijak. Di ujung batas antara dunia dan seluruh isinya yang membuat batinnya terluka.

Sunyi....

Begitulah suasana yang dirasakan olehnya saat ini. Walaupun di belakang punggungnya sedang berlangsung sebuah pesta pora dengan seluruh kemeriahan yang disuguhkan. Namun semua itu terasa hampa baginya.

Ia menatap kosong hamparan lautan lepas yang kelam, sekelam jiwanya. Jejak air mata yang mengering di wajahnya menjadi saksi bisu bahwa wanita itu tidak menginginkan apa-apa lagi dalam hidupnya. Sesekali dirinya mengintip dalamnya jurang yang berada sejengkal di hadapannya, berangan-angan untuk meleburkan raganya dengan bebatuan karang tajam yang berdiri kokoh di dasarnya.

Satu langkah ditapaki untuk memanjat susunan pagar. Kedua tangannya yang semula mencengkram erat batang besi, kini perlahan mulai merenggang. Tubuhnya gemetaran saat kedua tangannya direntangkan dengan dada sedikit membusung, bersiap untuk menjatuhkan dirinya ke dasar jurang yang diterjang deburan ombak besar.

Lana menutup kedua matanya dengan buliran air mata yang masih mengalir perlahan. Memutar peristiwa pahit yang baru saja terjadi, juga seluruh harapan di hidupnya yang telah sirna. Tubuh mungilnya sedikit terhuyung ketika diterpa angin yang bertiup cukup kencang.

"ayah, bunda... Lana ingin bertemu. Lana sudah lelah. Lana butuh tempat untuk kembali" lirih wanita itu sambil tersenyum getir dengan air mata mengalir semakin deras

Flashback On

Di akhir pekan ini Bella meminta Lana untuk hadir pada acara pertunangannya dengan Manu. Dimana lokasi pesta tersebut merupakan tempat Lana dan Aldre dulu pertama kali bertemu. BVLGARI RESORT, Uluwatu, Bali.

Lana tak kuasa untuk menolak hadir pada salah satu momen penting dalam hidup sahabatnya. Sebelum berangkat, Lana telah mempersiapkan hatinya jikalau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Senyuman selalu tersungging di paras cantiknya ketika ia berada di dekat sahabatnya, menutupi setiap luka yang tertoreh pada batin serta raganya.

"you look so gorgeous tonight Bella" puji Lana dengan tatapan sendu saat Bella sedang berdiri dihadapan cermin setelah selesai berias diri

"thankyou Lana" balas Bella sambil tersenyum manis

"oh ya, lo siap-siap dulu sana. setegah jam lagi acaranya mulai" ucap Bella

"oke Bell, aku ke kamar dulu ya" setelah pamit, Lana bergegas menuju ke kamarnya

Di sepanjang langkahnya, hati wanita itu tiba-tiba merasa gelisah. Ia pun mencoba untuk menepis prasangka itu lalu membuka ponselnya yang bergetar karena ada pesan masuk.

BUGH...

"maaf... maafkan sa-" kedua mata Lana terbelalak saat tau siapa yang ia tabrak

"aduh... sakit.. awh.. Aldre...." rintih Vanessa yang terduduk di atas lantai sambil memengangi kakinya

"mangkanya kalo jalan liat-liat!! dasar ceroboh lo!!" geram Aldre sambil menatap Lana nyalang penuh kebencian

Lidah Lana tercekat tak mampu berkata, sungguh ia tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. Aldre membopong Vanessa lalu menggendongnya menuju kamar mereka.

"minggir lo!!" ucap Aldre dengan nada dingin sembari menghempas kasar tubuh Lana agar tidak menghalangi langkahnya

Lana menatap kepergian mereka dengan sepasang mata nanar dan tubuh terasa kaku. Ia tak menyangka jika hal ini akan terjadi. Namun ia berusaha untuk tegar dan menerima semua kenyataan ini.

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Where stories live. Discover now