[34] ᴇᴠᴇʀʏᴛʜɪɴɢ'ꜱ ʀᴜɪɴᴇᴅ

5K 240 71
                                    

Senyuman manis tak pernah pudar tersungging wajah Aldre. Dengan penuh semangat ia melangkah lebar menyusuri lorong apartemen Lana. Pagi ini dirinya telah kembali dari Hongkong. Membawa kabar bahagia tentang proyek pembangunan hotelnya yang berada di Dubai dapat kembali dilanjutkan. Rupanya Mr. Zhao mempercayakan ratusan juta dollar miliknya untuk diinvestasikan pada perusahaan Aldre. Hal tersebut juga sebagai balas budi Fu Zhao atas jasa Hector yang dulu pernah menolongnya saat tidak berpunya hingga menjadi sukses seperti sekarang.

Dengan menggenggam seikat bunga lily putih serta tampilan perlente khas nya, Aldre bersiul kecil sambil memencet tombol lift dimana unit apartemen Lana berada. Ia sudah tidak sabar ingin memberikan Lana kejutan akan kepulangannya serta kabar tentang rencana pernikahan mereka yang tak perlu menunggu waktu lama lagi untuk segera dilaksanakan.

Ting.. Tung....

Ting.. Tung....

Ting.. Tung....

Aldre mengerutkan dahi saat tidak kunjung mendapat respon dari sang pemilik hunian, kemudian ia mengeluarkan ponselnya hendak menelepon kekasihnya.

Sedetik kemudian ia terkesiap saat mendapati gagang pintu bergerak serta terbuka perlahan, sontak Aldre menyimpan kembali ponselnya di dalam saku celana sembari memasang senyuman termanis di wajah tampannya.

"siapa lo?" tanya Jeremi dengan tatapan angkuh

Aldre terkejut ketika mendapati seorang lelaki yang membuka pintu. Dia pun melirik pelakat nomer unit apartemen tersebut, dan benar jika itu adalah tempat tinggal kekasihnya.

"lo yang siapa?" Aldre bertanya balik pada lelaki bertampang garang tersebut dengan nada dingin

"sayang!!!! kamu pesen bunga?" alih-alih menjawab pertanyaan Aldre, Jeremi justru bertanya sembari berteriak pada Lana

Tanpa Aldre sadari, Jeremi menyeringai tipis karena berpura-pura tidak tau tentang siapa dirinya. Hal itu merupakan salah satu bagian dari rencana Jeremi untuk menghancurkan hubungan mereka.

"bunga?" gumam Lana lirih saat akan bersiap untuk mandi

Lalu ia bergegas berlari menemui Jeremi agar lelaki itu tidak marah karena terlalu lama menunggunya. Tetapi tanpa Lana sadari dirinya hanya menggunakan baju tidur tipis serta berbalut jubah satin, sebab ia dan Jeremi baru saja selesai bercinta.

"aku ngga pesan bung- -" seketika Lana tak dapat melanjutkan ucapannya, kedua mata wanita itu membola saat memandang sesosok lelaki yang berdiri di luar apartemennya

"Al-dre??" cicitnya lirih, kemudian membungkam mulutnya sendiri dengan tubuh gemetaran

"apa-apaan ini?" Aldre pun tak kalah terkejutnya saat melihat penampilan Lana yang sudah tidak asing lagi di matanya. Aldre paham betul dengan apa yang telah wanita itu lakukan karena mendapati wajahnya yang bersemu merah, serta sisa-sisa tatapan sayu di kedua netranya

Aldre membuang rangkaian bunga lily ke atas lantai dengan kasar lalu menerobos masuk sambil mendorong Jeremi agar tidak menghalangi langkahnya.

"jelaskan siapa lelaki itu Lana??" tanya Aldre sambil menunjuk Jeremi dengan nada dingin serta raut wajah menggelap ketika berdiri tepat dihadapan Lana

Lana tak kuasa untuk menjawab, namun air matanya tidak berhenti mengalir.

"JAWAB AKU LANA!!!" bentak Aldre sambil meremas kedua lengan ringkih wanita itu

"hei... hei... lo jangan kasar sama istri gue!!!" tukas Jeremi sambil berjalan cepat mendekati mereka

"istri?" Aldre menjadi semakin bingung setelah mendengar ucapan Jeremi, ia menatap Lana dengan penuh rasa penasaran

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang