66. Recovery.

15.8K 943 12
                                    

Fransisco tidak berhenti untuk mengecup kening Irina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fransisco tidak berhenti untuk mengecup kening Irina. Tangannya pun senantiasa memeluk dan mengusap punggung serta perut bulat wanitanya.

Saat ini mereka sudah berada di atas ranjang, di kamar dimana dulu Irina menghabiskan waktunya untuk belajar. Keduanya saling memeluk dan mencium, tidak ada percakapan apapun yang terlontar dari bibir keduanya.

Fransisco memang memutuskan untuk menginap beberapa malam di mansion keluarga Pavlo, ada beberapa hal yang harus segera mereka selesaikan di kota Venesia ini.

Setidaknya sebelum mereka kembali ke Sisilia.

“Ada yang ingin kau katakan?” Akhirnya Fransisco memilih untuk membuka suara terlebih dahulu. Ia tahu wanitanya tengah gundah.

Irina mendongakkan kepalanya. Wanita itu menatap mata Fransisco dengan sendu, hal itu membuat Fransisco semakin menarik tubuh Irina mendekat pada tubuhnya. “Ada apa, Mommy? Hm?”

“Dimana makam kedua orang tuamu?” Tanya Irina dengan ragu.

Fransisco terdiam sebelum menjawab dengan gelengan kepalanya. “Aku tidak tahu. Aku sudah berusaha mencarinya, tetapi sampai saat ini aku tidak menemukannya.”

Irina menghela nafas dan menundukkan kepalanya. “Sepertinya hanya ayahku yang mengetahuinya.” Gumam Irina.

Fransisco hanya diam, tidak menanggapi perkataan Irina yang mungkin saja benar.

Wanita hamil itu kembali mendongakkan kepalanya dan menatap tepat di mata Fransisco.

“Aku...” Irina berhenti sejenak. “Aku benar-benar meminta maaf atas nama ayahku. Aku meminta maaf atas semua kesalahan yang ayahku lakukan, Fransisco.”

“Hei,” Fransisco meraih pipi Irina dan mengusapnya dengan lembut. “Kita sudah pernah membahas ini, sayang. Kita sudah sepakat bahwa kita akan melupakan semua hal buruk di belakang kita. Aku sudah memaafkan uncle Dimitri, dan kau juga sudah memaafkan aku atas semua kehancuran yang kau alami, Irina..”

Fransisco menyatukan keningnya dengan kening Irina, mata biru safir pria itu menatap dengan lembut dan penuh puja. “Masa lalu kita memang buruk, sangat buruk. Tetapi aku berjanji bahwa aku akan memberikan masa depan yang indah untukmu, Eva, dan juga keluarga kecil kita nanti. Kau bisa memegang janjiku, Mommy.”

Irina tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca. Wanita itu menempelkan bibirnya dengan bibir Fransisco. Mengecup penuh cinta dan kasih sayang.

“Thank you, Daddy.”

Fransisco menganggukkan kepala dan menamakan kecupan di pipi Irina.

His Revenge [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang