24. Flower Garden Charm.

20.1K 1.4K 11
                                    

Update yuhu!!

Jangan lupa vote ya.

Hei, ini clue tau👇😜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hei, ini clue tau👇😜

"Ia terlihat begitu memikat, tetapi juga mematikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ia terlihat begitu memikat, tetapi juga mematikan."

____

Irina sangat antusias hari ini. Sebab kemarin Bibi Alice memberitahu akan membawa Irina berkeliling mansion ini.

Catat! Berkeliling! Waw, Irina rasa itu adalah pencapaian yang baik untuknya. Dulu jangankan berkeliling, keluar dari kamarnya di ruang bawah tanah saja terasa sangat mustahil.

Pagi ini Irina terlihat cantik dengan dress berwarna putih bercorak bunga mawar sebatas lututnya. Tidak ada lagi dress tipis yang ia kenakan atas permintaan Fransisco.

Terakhir kali ia bertemu dengan pria itu adalah saat ia pingsan dan terbangun di kamar barunya. Setelah itu, seperti biasa. Sosoknya menghilang tanpa jejak. Bahkan Irina sudah bertanya kepada Bibi Alice, tetapi wanita paruh baya itu hanya bungkam.

Tidak apa-apa. Irina bisa menerima semuanya. Apa yang ada saat ini sudah cukup baginya. Ini baru permulaan, dan Irina tidak semudah itu untuk menyerah.

"Selamat pagi, Nona."

"Bibi Alice," Irina berlari kecil menuju Bibi Alice yang berdiri di depan pintu, wanita paruh baya itu tertawa ketika tubuhnya di peluk oleh Irina.

"Sudah siap?" Bibi Alice bertanya.

Irina mengangguk dengan semangat. "Sudah, Bibi."

"Mari," Bibi Alice membuka pintu itu lebar-lebar, mempersilahkan Irina untuk keluar terlebih dahulu.

Jujur saya, kaki Irina terasa begitu gemetar. Dadanya sesak dengan percikan antusias. Baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar, mata Irina bergerak liar melihat-lihat sekitarnya.

"Nona terlihat cantik dengan dress itu." Puji Bibi Alice yang saat ini berada di samping kanannya.

Irina tersenyum dengan rona merah di kedua belah pipinya. "Terimakasih, Bibi."

His Revenge [End]Where stories live. Discover now