6. Irina's Pain.

25.3K 1.6K 2
                                    

Fransisco menatap Irina yang berdiri tepat di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fransisco menatap Irina yang berdiri tepat di hadapannya. Tangan kanannya terselip dengan elegan di saku celananya sedangkan tangan kirinya memegang sloki wine sambil sesekali menyesapnya.

Irina berjalan cepat menghampiri Fransisco, dengan keberanian yang patut di acungi jempol Irina menatap mata berwarna biru safir itu dengan lekat. "Apa sebenarnya tujuanmu?"

Alis tebal Fransisco menukik, menatap Irina dengan pandangan remeh. Dalam hati ia berdecih, ternyata sang tawanan sudah mulai memiliki keberanian.

"Jangan membuatku mengulang pertanyaan yang sama, Tuan Fransisco." Irina geram dengan pria berkuasa di hadapannya. Wajah datar dan mengejek itu selalu bisa membungkam mulut Irina. Dan Irina tidak suka itu. "Kenapa kau membawaku kesini? Sebenarnya siapa dirimu?"

Fransisco meneguk wine nya, matanya tidak pernah lepas dari mata Irina. Dan jujur saja, tatapan itu memang sangat mengintimidasi. Membuat kaki Irina bergetar ketakutan. Percayalah, walaupun Irina mencoba berani tetapi ketakutan itu tidak pernah hilang. Sosok Fransisco adalah sosok yang menyeramkan bagi Irina.

"Aku berbaik hati menampung mu disini, Miss. Pavlo." Fransisco berjalan mendekat membuat Irina memundurkan tubuhnya. "Semua yang kau miliki sudah pergi. Hilang tak berbekas. Tidak akan ada yang mau menampung gadis tidak berguna sepertimu." Desis Fransisco.

Irina tidak sadar jika tubuhnya sudah menyentuh dinding, tangan kanan Fransisco terangkat menarik tengkuk Irina. "Kau pantas mendapatkan semua ini." Irina memejamkan mata saat ibu jari Fransisco mengusap bibirnya dengan kasar, hembusan nafas pria itu sangat terasa di sekitar tengkuknya. "Aku hanya mencoba membantu." Fransisco mengecup cuping telinga Irina dengan sensual. Terus bergerak ke arah lehernya yang terekspos.

Namun semuanya terhenti saat Irina mendorong dadanya dan menampar pipi Fransisco kuat. Pria itu memejamkan mata, amarah bergejolak di dalam dadanya. Tidak ada yang berani menampar wajahnya dan gadis tidak berguna di hadapannya sudah melakukan hal itu dua kali terhadap Fransisco.

"Brengsek." Dengan gerakan cepat Fransisco mendorong tubuh Irina merapat pada dinding, tangan kiri Fransisco mencengkram sloki begitu kuat hingga hancur berkeping-keping dengan darah segar mengalir di sekitar telapak tangannya.

"Aku sudah katakan, Irina. Jangan membangkang. Jangan memancing emosiku. Tetapi seperti kau tidak menghiraukan semua itu. Gadis sialan!" Irina memekik saat Fransisco menarik tengkuknya dan melumat bibirnya dengan ganas.

Pria bernetra biru safir itu tidak membiarkan Irina kesempatan untuk bernafas barang sedetik saja. Ciumannya sangat kasar, penuh dengan kemarahan dan.. nafsu.

Fransisco mencengkram pinggang Irina saat tubuh gadis itu bergerak semakin brutal, tetapi pada dasarnya kekuatan Irina tidak sebanding dengan kekuatan Fransisco. Sehingga yang bisa Irina lakukan hanyalah menangis dalam diam dan memukul-mukul dada Fransisco.

His Revenge [End]Where stories live. Discover now