PART 47

12.3K 666 53
                                    

Halo guys, kembali lagi sama gua, ratu... eaaa. Udah ah gaje.

Happy reading 😌

***

Firhan sudah berada di ruang tamu rumah orang tuanya. Di sana sudah ada Abi dan Ummi nya. Setelah makan siang tadi Ummi langsung menggeretnya ke ruangan ini. Abi juga tidak bertanya apapun padanya, sepertinya Ummi sudah menceritakan semuanya. Ummi dan Abi juga tidak menyinggung soal Shila pada Firhan.

"Jadi kamu mau kasih tau apa dengan Abi sama Ummi, Han?" tanya Ummi dengan wajah penasaran.

"Firhan mau minta izin."

"Izin untuk apa?"

"Firhan ada tawaran kerja di Bandara Bali," Anna dan Fadhil melebarkan matanya terkejut. Bali bukanlah kota yang dekat dengan Jakarta.

"Sekolah kamu?" tanya Fadhil mengalihkan keterkejutannya.

"Firhan sudah ujian akhir Bi, tinggal tunggu kelulusan bulan depan. Sebelum Firhan kelulusan bulan depan, Firhan bisa dibilang magang dulu Bi." fakta itu membuat Anna dan Fadhil semakin kaget

"Kok kamu gak bilang udah ujian? Biaya ujian kamu siapa yang bayar? Itu gak murah loh Han," tanya sang Abi kembali.

"Pake uang tabungan Firhan."

"Terus Shila gimana?" pertanyaan itu keluar juga dari mulut Anna karena sudah terlalu penasaran.

"Firhan akan coba bilang sama dia, tapi kayaknya dia sudah gak peduli juga sama Firhan," jawab Firhan setenang mungkin.

"Han, gak baik masalah itu dibiarkan. Kamu harus ngobrol dulu sama Shila. Cari solusinya bareng-bareng. Mau sampai kapan kalian gak jelas gini?" nasihat Abi.

"Firhan juga maunya gitu Bi. Tapi Shilanya yang gak mau."

"Ya terserah kamu, Abi udah ngasih tau. Keputusannya tetep ada di kamu sama Shila."

"Hm, ya udah Firhan pulang dulu Bi, Mi. Jaga Ummi ya Bi kalo Firhan udah gak ada. Assalamu'alaikum," Firhan beranjak dari duduknya lalu menyalimi tangan ke dua orang tuanya.

Entah perasaan Fadhil mendadak menjadi tidak enak ketika sang anak menitipkan ibunya. Ada perasaan yang susah di jelaskan dengan kata-kata. Khawatir? Takut? Entahlah.

"Apaan sih kamu, Abi pasti selalu jaga Ummi kamu, lah." Firhan tersenyum lega seakan ia sudah tenang.

"Ummi harap kamu gak pisah sama Shila, Han," Anna mengelus pucuk kepala Firhan pelan. Sedangkan Firhan hanya tersenyum tipis menanggapinya. 'Ya semoga Allah juga mengizinkan.'

***

Firhan telah sampai di rumahnya. Kembali melihat koper yang akan dibawanya.

"Apa gue harus kasih tau Shila?"

"Tapi kalo dia nahan gue supaya gak pergi gimana?"

"Hahaha pede banget gue kalo dia bakal nahan gue pergi."

"Tapi dia masih istri gue, kan?"

"Tapi kayaknya dia gak nganggap gue suaminya deh."

Selama satu jam, Firhan terus seperti itu. Menanyakan sesuatu lalu dijawab oleh dirinya sendiri juga.

Tapi akhirnya dia memutuskan untuk tidur. Ia ingin hari esok segera datang. Lalu ia bisa dengan cepat meninggalkan kota ini. Firhan akan pergi tepatnya pada pukul sembilan pagi.

Assalamualaikum Calon Pilot [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt