PART 44

11K 628 37
                                    

Huhu I'm comeback 🙌

Happy reading guys ❤

***

Saat ini matahari belum sepenuhnya bersinar. Jam menunjukan pukul 08.20 WIB. Firhan sekarang sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Franzel. Sebenarnya Firhan cukup kaget saat mendapat pesan dari nomor itu kemarin malam saat ia baru sampai di rumahnya. Setau Firhan, Franzel telah memblokir nomornya waktu itu. Tapi tiba-tiba dia meminta untuk bertemu? Aneh bukan?

Firhan memakai setelan baju yang biasa ia gunakan, tidak ada yang istimewa. Hanya kemeja putih kasual dan celana panjang berwarna cream. Setelah siap, Firhan mengendarai mobilnya menuju Sky Cafe dengan kecepatan normal, karena waktu janji mereka pun masih sekitar 30 menitan. Firhan menempuh perjalanan dengan waktu yang cukup lama, 20 menit, karena jalanan yang sempat macet dan letak cafe yang cukup jauh.

Setelan baju Firhan 👆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelan baju Firhan 👆

Firhan memasuki cafe yang terlihat sepi, karena jam sarapan sudah terlewat. Ia mendudukan bokongnya pada kursi yang meperlihatkan view yang menyegarkan mata. Taman hijau di tengah padatnya kota Jakarta. Ia meminum kopi expresso yang sudah dipesannya sembari menunggu Franzel.

Tepat dengan habisnya kopi suara lonceng cafe berbunyi menandakan ada pelanggan yang datang. Refleks Firhan melihat kearah pintu masuk. Dan benar saja ternyata itu orang yang ditunggunya, Franzel. Walaupun Firhan baru sekali melihat Franzel, tapi ia ingat betul wajah lelaki yang katanya menyukai istrinya itu.

Franzel menghampiri mejanya. Sepertinya ia juga sangat ingat wajah Firhan. Jadi Firhan tidak usah repot-repot melambaikan tangannya. Franzel duduk di hadapannya. Ia juga memesan pesanan yang sama dengan Firhan. Sekedar untuk menemani pembicaraan mereka.

"Apa yang mau kamu bicarakan dengan saya?" Firhan membuka percakapan diantara mereka.

"Saya mau memberi tau sesuatu," ucap Franzel dengan nada canggung karena tidak terbiasa menggunkan bahasa baku.

"Kamu bicara santai saja, tidak apa-apa," ucap Firhan seakan menyadari ketidak nyamanan Franzel.

"Oke, lo juga."

"Hmm, jadi lo mau ngasih tau apa?"

"Maaf sebelumnya, bukannya gue mau ikut campur masalah lo sama Shila. Tapi kayaknya gue sedikit tau permasalahan kalian." Firhan menganggukan kepalanya. Padahal pikirannya sudah berkeliaran kemana-mena.

'Shila cerita masalah pribadi ke orang ini? Ngapain?'

"Ekhem," deheman Franzel membuyarkan pikiran negatifnya.

"Gue tau rumah tangga lo sama Shila lagi di ujung tanduk. Gue juga gak tau pasti masalah kalian yang sebenernya itu apa..."

"...Gue ngajak lo ketemu cuma mau nunjukin ini," Franzel mengeluarkan ponselnya menunjukan suatu vidio yang belum diputar.

Assalamualaikum Calon Pilot [END]Where stories live. Discover now