PART 40

11.6K 610 33
                                    

Selamat menikmati wahai para pembaca hehe😉

***

Cahaya matahari masuk pada sela-sela jendela kamar yang sangat berantakan. Baju-baju berserakan dilantai juga sprei yang sudah tidak terpasang dengan benar. Hal itu mengganggu tidur seorang lelaki yang sedang terlelap.

"Akh kepala gue," ringis lelaki itu seraya memegang kepalanya. Setelah sakit dikepalanya mereda ia merasa ada yang janggal. Perutnya serasa dililit oleh sesuatu.

"KANIA?!" Firhan bangun dari posisi berbaringnya saat melihat ada seorang wanita yang memeluknya, dan ternyata itu Kania. Walaupun kepalanya masih sedikit sakit Firhan sedikit menjauh dari Kania.

Bagaimana bisa Kania tidur seranjang dengannya? Dan apalagi ini? Dirinya tidak memakai baju?

Dengan cepat ia memakai boxernya yang tergeletak disamping ranjang.

"Kania apa yang kamu lakukan?" Firhan menggeram marah. Kania menatap Firhan sendu. Ia memasang wajah sedih bercampur kecawa dimatanya.

"Harusnya aku yang tanya gitu Han. Kamu gak inget kejadian malam tadi? Kamu perkosa aku Han!" air mata kania keluar, mengalir tanpa henti seraya mulutnya yang terus memaki Firhan.

"Gak, gak mungkin. Kamu bohong 'kan?" Firhan menatap Kania tidak percaya. Keadaan wanita itu sangat berantakan. Rambutnya yang berantakan, bercak merah disekitar lehernya, juga bibirnya yang membengkak dengan sedikit luka.

"Buat apa aku bohong. Kamu yang nelpon aku semalem, nyuruh aku kesini. Terus tiba-tiba kamu narik aku paksa. Kamu jahat Han!" bahu kania terus bergetar seiring tangisnya yang belum mereda.

"Kalo aku hamil gimana Han?" lirih Kania pilu.

"Jangan ngomong sembarang deh Kan. Gak lucu tau kayak gini," Firhan masih menolak untuk percaya.

"SIAPA YANG BILANG INI LUCU? JELAS-JELAS KAMU UDAH LAKUIN ITU. LIAT AKU SEKARANG, MASA DEPAN AKU HANCUR GARA-GARA KAMU FIRHAN!!" Kania berteriak seperti orang kesetanan. Melempar gelas yang ada di atas nakas penuh emosi. Tangisnya semakin menjadi.

Firhan menjambak rambutnya sendiri. Menyembunyikan wajahnya dengan menunduk. "ARGHHHH!" Firhan pergi dari kamar, meninggalkan Kania yang masih belum berhenti menangis.

Setelah melihat Firhan benar-benar pergi, Kania menghapus air mata palsunya dengan senyum licik yang terpatri.

"Lo masuk, tepat ke perangkap gue Firhan. Ternyata lo masih sebodoh dulu ya. Gak sia-sia gue gigit bibir sendiri sama memarin leher. Sebentar lagi gue bakal liat lo hancur Firhan. Gue gak akan biarin orang yang udah bikin Aya meninggal hidup tenang gitu aja," Kania berjalan santai menuju kamar mandi yang ada kamar itu. Membersikan tubuhnya yang sebenarnya memang tidak kotor atau pun lengket. Senyum puas terus tercetak pada bibirnya.

Sedangkan di kamar bawah. Firhan melampiaskan amarahnya pada seluruh barang yang ada di hadapannya. Membantingnya ke lantai sampai pecah terberai.

"Gak mungkin. Gue gak mungkin lakuin hal itu sama Kania. Arhgggg!" Firhan memukul kepalanya sendiri. Ia kesal karena kepalanya tidak mengingat kejadian apa-apa setelah ia mabuk di star club. Masalahnya dengan Shila saja belum selesai, lalu ada lagi masalah yang menimpanya.

Firhan terududuk di sudut ruangan. Merenungkan semua ucapan Kania yang tadi terlontar.

'Kalo aku hamil gimana Han?' kalimat itu terus terngiang-ngiang dikepalanya. Seakan mengejek Firhan yang menutup telinganya rapat.

"Shila, maafin saya," lirih Firhan dengan air mata yang menetes.

"Gue harus tanggung jawab 'kan? Tapi Shila? Gue cinta sama dia, gue gak mau pisah sama dia."

Assalamualaikum Calon Pilot [END]Where stories live. Discover now