12. HARUS!

13 1 1
                                    

12. HARUS!
.
.
JANGAN LUPA VOTE , COMMENT, AND SHARE YAA

Happy Reading!

"NAMA GUE SENJA. 12 IPA 4, 0876—" Senja mengucapkan namanya dengan nada berteriak mengingat langkahnya kini sudah terlalu jauh dari tempat ia bertemu Dewa tadi.

"Heh Lo bisa diam gak," ucap Guntur yang tetap menarik tangan Senja.

"Aish.. Guntur Lo mau bawa gue kemana?!"

"Ini jam belajar kalo ketauan guru Lo tanggu jawab," ucap Senja yang hanya pasrah tangannya ditarik oleh Guntur.

"Iya gue tanggung jawab asalkan Lo diam masalah selesai."

Kini tibalah mereka di sebuah tepat yang sepertinya itu adalah belakang perpustakaan. Terlihat banyak sekali tumpukan buku buku bekas dalam beberapa kardus.

Namun anehnya, ada sebuah kursi dan meja yang terdapat di sini, "waw kok gue baru tau ada tempat kek gini," ujar Senja.

Tangan mereka masih bersatu tentunya.

"Kenapa?"

"Ya keren aja gue baru liat nih tempat estetik ternyata."

Guntur memutar bola matanya malas. Ia pikir ada apa, ternyata para perempuan sama aja sepertinya.

"Ekhm tangan gue mas bro tolong lepasin ini bukan jalan raya," ucap Senja sesaat ia melihat ke bawah.

Mendengar itu Guntur langsung saja menghempaskan tangan Senja, dan langsung mengelap tangannya itu seolah ia baru saja memegang sesuatu yang kotor.

"Heh dugong Lo pikir tangan gue apaan. Lebih bersih juga tangan gue daripada tangan Lo."

"Gak takut aja gue kena rabies secara kan tadi Lo abis pegangan tuh sama si dewa sanca," ucap Guntur.

"Dih alesan gak usah ngeles deh. Dan yah maksud Lo itu apaan datang datang waktu gue mau kenalan sama si... si... siapa sih namanya?" Tanya Senja kepada Guntur.

"Dewa sanca."

PUK.

"Ngatain orang dewa sanca, Lo tuh dewa buaya."

"Lah kan namanya dia dewa."

"Tapi jangan Lo tambahin jadi sanca juga dugong."

Memang seharusnya Senja tidak ke sekolah ini. Jika terlebih dulu ia tahu bahwa ada makhluk yang sebelas duabelas genitnya sama buaya darat, Senja tidak akan memutuskan untuk pindah ke sini.

Merasa kesal, Senja membalikkan badannya dan melangkah tetapi langkahnya terhenti karena Guntur menahannya.

"Ada apa lagi Guntur Syandyakala?" Tanya Senja dengan nada gemasnya.

"Lo mau kemana?" Bukannya menjawab malah tanya balik.

"Ke kelas lah."

"Ngapain?"

Senja terkekeh mendengar jawaban Guntur, "mau berenang! Ya mau belajar lah dugong biar pinter lagi pula ini jam KBM Lo bolos ya pantes sih Lo sama temen Lo gak ada satupun di kelas."

Guntur tersenyum, "ternyata Lo merhatiin gue rupanya."

Senja membulatkan matanya, "merhatiin Lo?! Dih siapa juga yang merhatiin Lo."

"Udah deh Nja, Lo kesini pindah ke sini karena cari gue kan," ucap Guntur dengan nada percaya diri yang sangat tinggi.

"Pede sekali masnya. Maaf ya mas bukan seperti itu, saya pindah ke sini atas suruhan para sahabat saya yang memang bersekolah di sini. Jikalau saya tau bahwa anda ada di sini mana mau saya sekolah di sini dan bertemu dengan anda."

Guntur SyandyakalaWhere stories live. Discover now