18. BERAKHIR

13 0 0
                                    

18. BERAKHIR
.
.

VOTE COMMENT SHARE JANGAN LUPA

Happy Reading 💛💛

"Cewek yang tadi Lo anterin dia sampe depan kelas. Lo gak sadar apa gue ada di sana?" Tanya Senja, matanya masih menatap tajam Guntur.

Kini Guntur mengangguk paham, "cewek tadi namanya Citra dan dia—"

"Pacar baru kamu," potong Senja cepat.

Kini Guntur menatap Senja lekat, dia menggeleng, "apaan sih kamu enggak lah kan aku udah janji."

"Gue gak perlu janji Lo Tur, gue hanya perlu pembuktian Lo.. baru gue tinggal dua hari aja Lo udah kayak gitu gimana lebih dari itu," ucap Senja sambil menunduk.

Jujur ia tak berani mengucapkannya saat ini kepada Guntur.

"Maksud kamu, kamu pikir aku selingkuh gitu sama Citra anak baru itu?" Tanya Guntur memastikan.

"Kalau iya?"

"Gak Nja, gak mungkin lah—"

"Kalau mungkin?"

"Gak Nja.."

Senja yang tadinya menatap tajam Guntur kini menunduk, ia tak ingin ini terjadi. Jauh dalam lubuk hatinya ia ingin terus bersama Guntur, tapi jika mengingat kenangan yang mereka lalui lima bulan ini, sepertinya Guntur tidak berubah dan dia tidak ingin menyakiti Guntur juga.

"Kita putus ya," lirih Senja. Ia tidak ingin menatap mata Guntur.

Guntur melebarkan matanya, terkejut. Sangat terkejut. Apa maksudnya.. perasaan hubungannya baik baik saja, tapi kenapa tiba-tiba..

"Maksud kamu?"

Senja menghela napas, "iya kita putus.. gue udah.. gak bisa lagi, gak bisa lagi sama Lo."

"Gak. Gak mau gue. Gue gak mau Nja," ucap Guntur sambil memohon meraih dan menggenggam tangan Senja.

"Gak bisa Tur, gue udah gak bisa sama Lo.. gue capek Tur, gue capek liat Lo yang selalu aja sama sama cewek, gue pikir setelah sama gue, Lo bakal berubah.. Lo bakal beda."

"Dan bakal perlakuin gue sebagai satu satunya. Bukan salah satunya dari mereka," lanjut Senja sambil mencoba melepaskan tangan Guntur.

"Kalo itu alasannya gue bakal usaha, gue bakal coba Nja, asalkan jangan tinggalin gue," ucap Guntur.

Senja menggeleng, "gak bisa Tur.. sehabis ujian nanti gue bakal pergi, dan kita gak bisa satu sekolah lagi."

"Lo mau kemana?"

Senja menghela napas, "pulau yang berbeda."

Saat itu kaki Senja melangkah pergi menjauh meninggalkan Guntur yang hanya diam menunduk.

Guntur Syandyakala, dia merasa menjadi manusia yang sangat bodoh. Tak terasa air matanya luruh.

Sambil menatap hamparan danau yang luas, ia berkata, "gue janji Nja, Lo bakal jadi satu satunya seperti yang Lo mau.. dan gue yakin suatu saat Lo bakal balik lagi sama gue."

***

Satu bulan lebih berlalu, kata Senja memang benar mereka tidak akan bisa bersama.
Kini Senja Ariestya Mentari, gadis itu seakan menghilang. Entah kemana gadis itu pergi.

Guntur Syandyakala, pemuda itu memang berubah tidak seperti dulu lagi. Yang dulunya selalu menggoda perempuan, bahkan memacari mereka dan memberikan harapan palsu. Kini hanya seorang pemuda biasa yang tidak peduli dengan kisah cinta remaja.

Kini dia bukan lagi siswa SMP yang memakai seragam putih biru, kini seragamnya sudah berubah menjadi putih abu-abu.

SMA ANDROMEDA, itu nama sekolah yang Guntur, Gibran, dan Bayu tempati.

Empat orang siswa kelas sepuluh yang memakai seragam yang abaradul duduk di sebuah tangga yang mengarah pada sebuah gudang tempat barang tidak dipakai ditempati.

"Gue mau bangun geng." Suara itu berasal dari seorang pemuda yang memakai gelang hitam di tangan kirinya. Sebulan terakhir ini pandangan matanya kosong, berbeda dengan dia yang dulu.

"Astaghfirullah Guntur, istighfar.. idup Lo udah gak benar dan Lo mau buat tambah gak benar lagi? Mau masuk neraka jalur VIP emang Lo," ucap Seorang pemuda yang memakai kalung hitam itu, Gibran Gentala.

"Bukan geng biasa yang bisanya cuma tawuran, berantem tapi geng yang bisa melindungi orang yang lemah, orang yang gak bersalah.. terutama perempuan," ujar Guntur. Ya memang Guntur yang berbicara itu.

Gibran yang mendengar itu seakan terkejut, lalu ia berbisik kepada temannya yang tidak lain Bayu yang duduk di sebelahnya, "Guntur galau tambah bijak aja."

"Alhamdulillah."

"Gue harap geng ini bermula dari kita. Gue, Bayu, Gibran, dan Lo juga," ucap Guntur lagi.

Ketiganya saling menatap, seseorang yang baru mengenal mereka akhirnya menganggu setuju, "gue mau."

Guntur tersenyum mendengar jawaban itu, "kalian?.. gue harap kalian juga."

Bayu menghela napasnya, benar kata Gibran, Guntur memang bijak ketika galau dan otaknya berada pada tempat yang tepat, "iya gue sama Gibran Gabung."

Dan dari situlah BALVAGOS gang terbentuk.

Jadi, BALVAGOS terbentuk dari hasil kegalauan sang ketua, yang tidak lain adalah Guntur Langit Syandyakala.

Ternyata BALVAGOS terbentuk secara unik.

Dan hingga kini, BALVAGOS tetap pada prinsip yang semula. Tidak pernah berubah.

•••••
HAI EVERYONE!

RAMAIKAN LAGI YAAAAA

Aku butuh pendapat kalian tentang cerita ini

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!
💛💛

(Don't forget to follow me)
zazaatan

Oktober 2021

Guntur SyandyakalaWhere stories live. Discover now