45. AWAL YANG BERAKHIR

34 3 0
                                    

HAPPY READING

(Tandai Typo)

•••••

Seorang pria paruh baya yang umurnya mungkin sudah setengah abad itu keluar dari sebuah ruangan dengan stetoskop yang menggantung di lehernya dan berjalan ke arah orang-orang yang sedang menunggu kabar baik datang.

"Dokter bagaimana?" Tanya Niko selaku ayah dari seseorang yang berada di dalam ruangan itu.

Dokter itu hanya mangangguk sebagai jawabannya. Namun samar-samar semua orang di sana tersenyum, tetapi hanya satu gadis yang matanya masih terfokuskan pada satu objek.

"Terimakasih banyak dokter."

Dokter itu kembali mengangguk, "baik kalau begitu saya pamit."

Setelah kepergian dokter itu, wanita yang tidak lain adalah ibunda dari seorang Guntur Syandyakala, pemuda yang tengah terbaring lemah di atas ranjang di dalam sana menghampiri seorang gadis yang matanya masih fokus pada objek di dalam sana, "Senja," panggil Niken.

Senja pun tersadar karena panggilan itu, "iya tante?"

Niken tersenyum, "masuk gih," suruhnya sambil tetap melontarkan senyum manis miliknya.

Senja yang ragu akhirnya menoleh pada Bayu yang masih setia berdiri di sampingnya dan Bayu mengiyakan itu.

Senja kembali tersenyum kepada Niken, ia melangkahkan kakinya menuju ruangan itu.

Dibukanya pintu itu, pandangan yang pertama ia lihat adalah seseorang dengan kain yang tengah menutup seluruh wajahnya.

Mata Senja terbelalak, ini maksudnya apa?

"Guntur... Bangun Tur, Lo gak ada niatan mau prank gue kan?"

"Tur... Guntur bangun Lo becanda Tur, gue gak suka."

Air mata itu terus saja luruh membasahi pipi putih mulusnya. " Guntur bangun Guntur gak boleh ninggalin gue."

"Guntur... Gue, gue sayang sama Lo."

"Jadi Lo gak boleh ninggalin gue."

"Guntur... Bangun..."





























"Jadi, Lo sayang sama gue?"






























Kepala yang tadinya tertunduk dan air mata yang berlinang itu kini mendongak seketika.

"Guntur?" Ucap gadis itu memastikan bahwa apa yang dilihatnya ini benar.

Seseirang itu tersenyum, "iya ini gue kenapa? Lo kangen ya sama gue?" Tanpa tahu rasa
bersalah orang itu menatap gadis dihadapannya dengan tersenyum lebar.

"Lo kangen kan sama gue. Emang sih gue kan ngangenin orangnya."

"Dihhh pede banget Lo!" Senja langsung membalikan wajahnya. Sungguh ia sangat kesal dan jengkel dengan orang yang kini dihadapannya.
























***

Kiranya dua bulan semenjak hari dimana sang ketua yang sangat disegani itu terbangun dari tidur sementaranya.

Guntur Langit Syandyakala, seperti namanya, dia adalah pemuda yang kuat. Dan jangan lupakan, panjatan doa yang selalu diiringi kepadanya.

Orang lain kira, BALVAGOS akan kehilangan pemimpin mereka. Musuh-musuh BALVAGOS akan berjaya karena kehilangan sesosok pemimpin yang tangguh, tapi itu semua salah besar.

Kini tepat di samping gadis berumur 18 tahun dia berdiri dengan gagahnya. Gadis yang selama ini dinantikannya. Gadis yang tidak pernah lepas dari pandangan matanya.

Senja Ariestya Mentari, nama yang selalu Guntur selipkan dalam setiap doanya.

Tepat dihamparan danau yang luas, tempat dimana banyak kenangan tersimpan di sini. Tanpa disadari kedua tangan itu saling bertautan menikmati mentari yang bewarna jingga di atas langit.

"Lo senang gak, gue sadar lagi?" Tanya Guntur kepada Senja.

Gadis dengan overall putih itu menoleh, "ngapain nanya kalau jawabannya Lo udah tahu sendiri."

Guntur terkekeh, "yaa kan gue pengen tahu aja gitu."

"Jawabannya, gue seneng. Pake banget."

Kini pandangan Guntur terkunci pada Senja, "di tempat ini, ternyata banyak benget ya kenangan kita berdua."

Senja menganggukkan kepalanya.

"Mulai dari awal kita pacaran, dan akhirnya kita putus."

"Dan satu lagi, ditempat ini juga buat gue takut. Gue takut karena di tempat ini Lo hampir aja ninggalin gue," timpal Senja.

Tangan kekar itu terangkat mengelus surai lebat milik Senja, "dan gue juga takut, kalau misalnya gue beneran pergi, mungkin di atas sana gue juga gak rela liat Lo datang ke tempat ini bareng Bayu."

"Senja," panggilnya.

"Lo tahu, di dunia ini ada banyak perempuan yang bahkan mungkin di luar banyak perempuan yang parasnya lebih cantik dari Lo But, only you managed to be bound here."
























"Senja, Will you be my lover, again?"



















Senja tersenyum haru, lagi dan lagi dan tidak akan pernah berhenti untuk menghilangkan Guntur di dalam hati kecilnya ini.

"Yes i will!"

Guntur terkejut, pendengaran tidak salah bukan?

"Coba ulangi."

"YES I WILL, GUNTUR! I WILL TO BE YOUR LOVER!"

CUP.

Tanpa ada kendala lagi, dua benda kenyal itu menyatu dibawah cahaya remang langit senja di atas sana.

Kini kisah mereka akan dimulai saat ini.

Orang bilang, balikan dengan mantan seperti membaca buku yang sama, yang endingnya kita sudah mengetahuinya.

Tapi bagi Senja dan Guntur, ini adalah langkah awal untuk memperbaiki yang telah rusak. Mungkin dulu mereka memulainya saat usia mereka terlalu dini untuk mengenal apa itu cinta, tapi sekarang mereka sudah dewasa. Sudah tahu yang mana yang benar dan yang mana yang salah.


























TAMAT.

•••
Iyaa beneran tamat.

Mari kita ucapkan hamdalah, Alhamdulillah.

Makasi banyak banyak atas apresiasinya, makasi juga udah mau nyempatin waktu luangnya untuk baca cerita ini, intinya makasi makasi banget.

SEE YOU SOON GUYS!!

JANGAN LUPA BACA CERITA YANG LAIN

BYE GUYS!!

Guntur SyandyakalaWhere stories live. Discover now