08. MUSUHNYA BALVAGOS

28 2 0
                                    

08. MUSUHNYA BALVAGOS
.
.
JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHARE YAA

Happy Reading!

Bel tanda kegiatan belajar mengajar telah berbunyi sedari lima belas menit yang lalu. Di sebuah tangga yang mengarah pada gudang yang terletak di bangunan sebelah tidur dari SMA ANDROMEDA ini, terlihat empat pemuda berpakaian urakan tengah menikmati indahnya bolos pelajaran.

Sambil memainkan ponsel mereka masing masing, sambil memegang benda panjang yang isinya nikotin, dan ada juga yang sedang mengemut permen.

Guntur Langit Syandyakala, pemuda itu tengah memainkan ponselnya. Bolos pelajaran sudah biasa baginya apalagi ini pelajaran pak Mahmud, guru Sejarah Indonesia yang hobinya bercerita ke masa lalu.

Sambil mengemut permen susu pemberian temannya, Reyland ia asik menscroll aplikasi yang menampilkan seseorang yang sedang bergoyang mengikuti alunan musik itu.

Gibran Gentala Prakasa, pemuda itu tangan asiknya berbalas chat dengan para penggemar penggemarnya yang isinya adalah cewek semua.

Kalau katanya sih, "tanpa cewek hidup gue itu hampa."

Bayu Saputra Pratama, dia sedang menikmati sedapnya menyesap batang nikotin itu. Sedari sekolah menengah pertama ia sudah mencobanya. Memang Bayu salah pergaulan kayaknya.

Reyland Satria Adibaskara, jangan tanya pemuda itu sedang melakukan apa, ya pasti sedang melakukan hobinya yang tidak boleh diganggu gugat.

Mengemut permen susu mahal.

BRUK.

"Eh anjing kan," umpat Gibran yang mendengar suara itu.

Suara itu berasal dari Guntur. Ia telah memukul botol plastik yang sudah tidak ada isinya tersebut ke dinding dengan sangat keras.

Perubahan wajahnya sudah nampak. Ia mengepalkan tangannya.

Sepertinya ada yang tidak beres.

"Kenapa Tur?" Tanya Bayu.

"Aldo... Aldo di keroyok sama geng LEO."

"Anjing," umpat Reyland.

"Sumpah ya itu manusia gak ada kapoknya, baru aja seminggu dia kita buat masuk rumah sakit dan baru dua hari mereka keluar, masih aja buat masalah. Maunya apa sih." Gibran terlihat sangat murka.

Apalagi ini Aldo, adik kelas mereka yang merupakan salah satu dari yang terbaik. Aldo itu bisa diibaratkan tangan kanannya inti BALVAGOS. Aldo itu anak buahnya Bayu, yang merupakan anggota dari ekstrakurikuler silat.

"Sekarang Aldo gimana?" Tanya Bayu.

"Rumah sakit dekat pertigaan jalan cendana, Rizal baru chat gue, gak ada yang patah dan gak ada luka serius tapi karena  terlalu capek makanya Rizal dan Putu bawa dia ke rumah sakit."

"Nanti sore mereka langsung ke markas, gue udah bilang ke Rizal bawa Aldo pulang dulu baru ke markas."

"Rey tolong kabarin semuanya, sore nanti pulang sekolah ada yang bakal gue omongin gue minta mereka semua ke markas. Jika ada yang berhalangan, tolong segera diberitahukan."

Reyland mengangguk mengerti dengan ucapan Guntur. Langsung saja ia membuka grup resmi BALVAGOS dan mengetikkan sesuatu di sana.

"Sudah Tur, yang berhalangan hanya Adit, Galang dan juga Topan yang lainnya bisa."

Guntur mengangguk, "oke buat kalian jangan ada yang lupa."

Guntur berdiri dari duduknya, hendak melangkah namun dihentikan karena ada suara, "Tur Lo mau kemana?" Tanya Gibran.

Guntur berbalik badan, "kamar mandi, ikut?"

"Yee babi Lo."

***
Dalam sebuah gudang tua, pukul tiga sore tepatnya, sekumpulan pemuda berseragam sekolah yang dilapisi jaket kulit berlambang kepala singa yang sedang mengaum.

Di sudut gudang, lima orang telah berkumpul membentuk lingkaran.

"Gimana berhasil?" Tanya pemuda berbadan tegap berkulit putih pucat dan hidung mancung.

"Pasti bang."

"Jangan buat dia mati dulu, gue yang akan turun tangan untuk bermain main," ucapnya lagi.

"Kenapa gak langsung mati aja sih," ucap seorang pemuda berambut gondrong.

"Gue nanti yang akan turun tangan, dan melihat kehancuran dari seorang Guntur Syandyakala," ucapnya sambil menampilkan senyum smrik nya.

"Tapi Lo yakin?"

"Kenapa enggak."

"Terima kasih atas kerja Lo hari ini," ucap orang itu sambil menepuk pundak orang di sebelahnya.

Kemudian ia berjalan keluar gudang disusul oleh tiga orang temannya meninggalkan dua orang di sana.

***
"Guntur janji Lo balikin permen gue mana?" Tanya seorang pemuda berwajah baby face yang tengah mengemut permen susu mahal.

"Yee itu yang di mulut Lo apaan?" Tanya Guntur.

"Ini permen tapi gue beli sendiri tadi janji Lo mau beliin gue, mana?" Tanya Reyland.

Saat ini mereka berempat tengah berada di kantin SMA ANDROMEDA. Padahal saat ini pembelajaran jam ketiga dan keempat tengah berlangsung.

Namanya juga anak bandel, ya gitu maklum aja ya permisa.

"Guntur.. permen gue mana," ucap Reyland.

Tadi waktu di tangga gudang, Guntur dengan memaksa meminta permen milik sahabatnya itu karena dengan alasan ia tidak bisa merokok, karena melihat kedua temannya merokok, Bayu dan Gibran tadi ia jadinya pengen.

Dan tidak ingin mengambil resiko. Dilihat banyak sekali resiko yang ia tanggung, makanya ia tidak mau.

Walaupun nama depannya adalah KETUA BALVAGOS tapi Guntur tetaplah manusia biasa yang mempunyai kekurangan dan kelebihan.

"Guntur.. janji Lo mana permen gue udah mau habis ini."

"Tunggu permen Lo habis dulu," jawab Guntur.

Jika Guntur dan Reyland di hadapkan, ibaratnya seperti anak dan ayah.

Kretek.

Bunyi permen yang digigit Reyland dari sticknya itu terlepas sudah.

Kretek.

Kini hanya tersisa remahan permen yang tersisa di mulutnya.

"Gak copot gigi Lo Rey tiap hari makan permen Mulu," ujar Gibran yang sepertinya ia menahan ngilu karena gigitan permen tadi.

"Gak kok gigi gue kan bagus gak kayak gigi Lo."

Glek.

Kemudian Reyland meneguk air minum yang tersedia di masing masing meja kantin itu. Ia menyodorkan tangan kanannya kepada Guntur, "udah mana?"

Guntur merogoh saku celananya, setelah di dapatkan Guntur memberikan uang kertas bewarna cokelat itu kepada Reyland, "sisanya balikin."

"Oke makasih bebeb Untur." Reyland pergi meninggalkan ketiga temannya yang tengah duduk di meja kantin.

Sebenarnya sedari tadi, ada seseorang yang memperhatikan mereka. Seseorang yang berbadan gempal, berkulit sawo matang, dan wajah garang yang menghiasi wajahnya.

Dengan satu tarikan napas.

"GUNTUR! GIBRAN! BAYU!"

•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!

(Don't forget to follow me)

Agustus 2021

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang