26. WITH BAYU

10 0 0
                                    

26. WITH BAYU

Bintangnya jangan lupa yaa 💛🐊

Happy Reading

Susana Di kelas 12 IPA 4 sedang tenang-tenangnya. Mereka semua menantikan bel tanda pulang sekolah yang berbunyi sekitar lima menit lagi.

Mereka tenang karena mereka ngantuk. Tidak terkecuali Seorang pemuda yang duduk termenung sambil memandang objek yang berada sepuluh langkah dari tempat duduknya.

Guntur Langit Syandyakala, dirinya masih kepikiran soal tadi. Senja, gadis yang dimintanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan olehnya justru tidak menjawabnya.

"Ada apa Lo sama Bayu?" Tanya Guntur sambil menatap Senja dengan tatapan yang sulit diartikan.

Senja yang mendengar itu juga sedikit terkejut, buat apa pemuda dihadapannya ini menanyakan hal yang kurang penting, "kenapa?"

"Gue nanya harusnya Lo jawab, bukannya nanya balik."

"Iya, emangnya kenapa?" Tanya Senja.

"Jawab duku pertanyaan gue."

"Gue sama Bay—"

Ucapan gadis itu terpotong oleh bel masuk yang sudah berbunyi.

"Tanya aja sama Bayu, gue ke kelas duluan." Senja kemudian berjalan meninggalkan Guntur yang masih berdiri sambil memandang punggung Senja yang semakin lama semakin menjauh.

"WOY! LO GAK MAU PULANG!" ucap Gibran sambil menggebrak meja membuat sang empu terlonjak kaget.

"Anjing!" Umpat Guntur kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari kelas.

"Lah dia ngegas," ujar Reyland kemudian mengikuti langkah Guntur keluar kelas. Tidak lupa juga dengan Gibran.

Sesaat sampai di luar kelas, ketiga orang itu berhenti secara tiba-tiba. Karena Guntur menghentikan langkahnya kemudian berbalik badan menghadap kedua temannya yang setia mengikutinya, "Bayu? Mana?" Tanyanya.

"Bayu duluan tadi," jawab Reyland.

Guntur hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian melanjutkan langkahnya lagi menuju parkiran.

Sebelum benar-benar sampai parkiran, mata Guntur melihat seseorang yang sangat dikenalinya tengah berboncengan. Hal itu mengundang tatapan Guntur untuk terus menatap ke arah dua orang itu.

"Gak mungkin cuma teman." Guntur bergumam sesaat melihat dua orang itu.

Kemudian ia melanjutkan langkahnya. Penendangan tadi juga tidak terlewatkan oleh Reyland dan Gibran. Mereka juga melihatnya. Mereka tersenyum, mereka tahu apa yang Guntur alami saat ini.

***

Sedangkan di jalan raya yang ramai akan kendaraan yang melaju. Maklum saja, ini jam pulang sekolah dan jam makan siang kantor pasti jalan in ramai.

Sepasang manusia tengah berboncengan, sesuai janji awal mereka akan pulang bersama dan menghabiskan setengah hati ini bersama.

"BAYU KITA MAKAN DULU YA!" Gadis itu sedikit berteriak memanggil seseorang yang memboncengnya saat ini agar suaranya terdengar.

"IYA! MAU MAKAN APA?!"

"PECEL LELE!"

Setelah mendengar, sang pengendara motor menambah kecepatan motornya. Hal itu membuat sang penumpang secara reflek memeluk si pengendara dari belakang.

Sedangkan si pengendara tersenyum di balik masker yang ia kenakan.

'WARUNG PECEL LELE UENAK'

Begitu tulisan yang tertulis dispanduk warung pecel lele yang terletak di pinggir jalan yang mereka lewati.

"Kalau mau mati, jangan ngajak gue!" Ucap gadis itu saat ia turun dan menyerahkan helmnya kepada pemuda di hadapannya ini.

Pemuda itu terkekeh, "maap-maap lain kali lagi deh."

"Kampret!"

Gadis itu melangkah lebih dulu meninggalkan pemuda yang mengejeknya tadi.

"Lele atau ayam?" Tanya pemuda itu yang sudah duduk di hadapan gadis tadi.

"Ya kan warung pecel lele Napa jadi ayam?"

"Baca dong menunya cantik."

"Oh, lele dong kan gue maunya lele," jawab Gadis itu.

"Pak pecel lele pake nasi dua, sama es teh manis dua," ujar pemuda itu kepada pekerja yang di sana.

" Tambah air mineral gak dingin dua," ujar gadis itu menambah menu yang dipesannya.

Kemudian si pelayan yang mendengar pesanan mereka mengerti dan langsung berlalu dari hadapan mereka.

"Nanti abis dari sini ke minimarket ya, pesanan gue! Lo sih disuruh dua belinya cuma satu," ujar gadis itu.

"Senja anaknya om Damar yang cantik, kan gue udah bilang sisa coklatnya cuma satu," jawab pemuda itu.

Ya, mereka adalah Senja dan Bayu. Semalam Senja meminta Bayu untuk menjemputnya dan mengantarnya balik lagi ke rumah. Dan dengan senang hati Bayu mengiyakan permintaan gadis itu.

"Ya makanya nanti Lo antar gue, tapi Lo yang bayar. Kan udah janji," ucap Senja.

"Iya." Bayu hanya menatap wajah Senja dengan wajah sinisnya.

"Makin ganteng deh. Tapi sayang jomblo."

Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Senja yang memang lapar kerena jam istirahat kedua dia tidak bisa makan karena ketiduran dan parahnya lagi para sahabatnya itu tidak membangunkannya dan saat bangun ehh udah bel masuk aja.

"Ngaca dong mbak!"

Mereka sudah selesai makan dan tidak lupa membayarnya. Pastilah Bayu yang membayar.

Saat mereka hendak berjalan menuju motor yang terparkir, di sana terlihat seorang pemuda di atas motornya sambil menatap mereka dengan tatapan tajamnya.

"Gue telponin dari tadi gak diangkat, ternyata Lo sama dia?" Tanya pemuda itu yang sudah turun dari atas motornya dan menghampiri dua sejoli itu.

"Emang apa urusannya sama Lo!" Balas Senja.

"Ya ada lah!  Inget gue itu—"

"Iya gue tau, tapi tolong kalau gak ada Oma sikap Lo biasa aja. Gak usah berlebihan."

"Gak bisa gitu—"

"Ekhm.. Senja gak mau udah Lo jangan maksa," ujar Bayu menengahi perdebatan mereka.

"Lo jangan ikut campur!" Desis pemuda itu sambil memandang Bayu sengit.

"Gue gak ikut campur kalo sikap Lo gak kayak gitu!" Bayu juga membalasnya dengan tatapan yang sama.

Setelah mengatakan itu Bayu membawa Senja menuju motornya tak lupa memberikan helm itu setelah Senja naik, Bayu langsung melajukan motornya meninggalkan pemuda tadi yang berdebat dengannya.

Sedangkan pemuda yang melihat itu mendengus, mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang di sebrang sana.

"Pantau terus Bayu! Kalau bisa kasih pelajaran!"

•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!
🐊💛

(Don't forget to follow me)
zazaatan

November 2021

(Happy Teacher Day)

Guntur SyandyakalaWhere stories live. Discover now