🦋 | Bab Tersembunyi 2

7.2K 378 2
                                    

Note: Part ini berada sebelum bab 7, anggaplah bab 6,5 yah ahaha, di tengah-tengahnya. Seperti biasa, kalo udah lupa, balik baca lagi ya. Maapkeun.

Bab Tersembunyi 3
~~~🦋~~~

Obgyn merupakan singkatan dari obstetrics and gynecology (obstetri dan ginekologi). Dokter obgyn mendapat pelatihan spesialisasi untuk merawat kesehatan reproduksi wanita secara menyeluruh. tentu saja Obstetri berhubungan dengan kehamilan, termasuk persalinan. Sedangkan ginekologi mencakup pemahaman terhadap sistem reproduksi perempuan.

Dokter obgyn dilatih dan terlatih untuk dapat melayani kebutuhan pasien remaja hingga yang memasuki masa menopause. Sebagai spesialis obstetri dan ginekologi, dokter bisa memeriksa kehamilan, menjalankan screening kanker ginekologi, hingga melakukan operasi.

Dari data dari WHO, ada sekitar 90.000 kasus kematian wanita disebabkan karena penyakit kanker, termasuk kanker serviks. Kanker serviks sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang berbahaya bagi wanita. Kanker ini dapat menyebabkan terganggunya sistem reproduksi, bahkan kematian.

Seorang perempuan bisa terkena penyakit kanker serviks dikarenakan adanya infeksi dari HPV (Human Papiloma Virus). Selain itu, kanker serviks juga disebabkan oleh sel-sel tidak wajar yang dapat berkembang cepat di dalam leher rahim. Biasanya, kanker serviks akan menyerang wanita lansia— sekitar 35 hingga 45 tahun. Penyakit ini juga dianggap sebagai penyebab utama sebagian besar kematian wanita.

Di Indonesia, angka kanker serviks menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebesar 23,400 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,900 per 100.000 penduduk. Berdasarkan Global Cancer Observatory pada tahun 2018, angka kanker serviks di Indonesia menduduki urutan kedua terbanyak di dunia

Mengetahui hal itu membuat Raiden semakin yakin untuk melanjutkan pendidikannya, yaitu mengambil sub spesialisasi Onkologi. Apalagi hari ini ia baru saja mendapat seorang pasien yang mengidap kanker serviks jenis KKS atau Karsinoma Sel Skuamosa.

Sepertinya tujuan Raiden memilih masuk kedokteran dan membawa jurusan Obgyn bukanlah sesuatu yang salah.

Kata Alkemis, ikuti pertanda satu dan pertanda lainnya. Raiden melakukannya dan kini ia menemukan harta Karun yang berharga, meskipun pria itu belum bisa bertemu dengan Fatima seperti Santiago, ia masih dalam proses move dari Putri sang Penjahit.

👺👺👺

Raiden keluar dari mobilnya dan melihat Nisa dan Daniel yang berjalan dipegang oleh babysitter-nya memasuki pekarangan apartemen dengan beberapa belanjaan di tangan lainnya.

Langkah lebar pria itu membawa ia sampai di belakang Nisa dan Daniel yang tidak menyadari kehadirannya.

Akhirnya mereka menaiki tangga apartemen menuju ke arah pintu sebelah Utara apartmen. Namun karena terlalu fokus dengan Daniel di sampingnya, Nisa tidak memperhatikan setiap anak tangga, dan keseimbangan tubuh bisa pun tidak bisa ditahan lagi, wanita itu hanya bisa pasrah dengan memejamkan mata, menerima rasa sakit yang akan menghujani tubunya.

Raiden yang berada di belakang Nisa dan Daniel pun dengan sigap menahan tubuh Nisa dengan satu tangan. Hingga kini posisi mereka layaknya seperti adegan yang sering diputar di TV.

Perlahan Nisa membuka matanya yang terpejam. Kemudian netra cokelat gelap itu saling bersinggungan dengan warna cokelat terang Raiden yang sedang menopang berat tubuhnya.

Hanya beberapa detik keduannya saling bertatapan, hingga Raiden menarik tangan Nisa untuk membetulkan posisi berdiri wanita itu. Keduanya saling berdehem untuk menetralisir debaran yang sedang terjadi.

“Makasih, Mas,” seru Nisa dengan canggung.

Raiden hanya mengangguk kecil sebagai respon. Mereka pun kembali berjalan memasuki apartemen dengan sama-sama terdiam.

Daniel sekarang berada dipelukkan Nisa karena anak itu menangis, meminta Nisa untuk menggendongnya masuk, padahal Raiden sudah meminta untuk Daniel agar jangan terlalu sering meminta Nisa untuk menggendongnya. Raiden tidak sampai hati melihat wanita sekecil harus memikul anaknya kemana-mana.

👺👺👺

Raiden baru saja selesai mandi, namun kali ini karena kerang air panas di kamarnya sedang rusak, pria itu memilih mandi di kamar mandi biasa yang ada di luar.

Pria itu kemudian dengan santai, seperti melupakan jika ada seorang wanita perawan di dalam apartemennya yang masih suci mata wanita itu dan juga sangat jauh dari hal-hal berbau pria yang bertelanjang dada, bahkan Dimas saja tidak pernah melepaskan bajunya di depan Nisa setelah pria itu duduk di bangku SMA.

Iya. Raiden hanya menggunakan handuk yang membungkus pinggangnya dan sama sekali tidak memakai pakaian untuk menutup tubuh atas.

Sedangkan Nisa. Wanita itu berada di dapur untuk mengambil air putih untuk Daniel yang tidak sengaja melihat penampilan Raiden yang shirtless, meninggalkan perut rata yang indah, dan juga dada yang yang lebar. Meskipun Raiden tak memiliki banyak roti sobek, namun poster tubuh pria itu sangat indah untuk ukuran orang yang tidak selalu berolahraga.

Cepat-cepat Nisa menggeleng kuat-kuat kepalanya hingga tidak sadar gelas yang ada di tangan wanita terjatuh di atas lantai hingga menimbulkan suara nyaring.

Raiden yang baru sadar akan kehadiran Nisa dan juga suara gelas pecah pun segera berjalan ke arah Nisa dengan tatapan kahwatir.

“Kamu nggak papa, Nisa?” tanya Raiden, melihat Nisa yang sudah menunduk dalam-dalam sambil memungut pecahan kaca. “Jangan pake tangan nan—”

Benar saja dugaan Raiden.

“Shh! Awh,” desis Nisa saat merasakan jari telunjuknya terkena ujung pecahan yang tajam.

Beberapa tetes darah mengalir dan berjatuhan di atas keramik putih susu itu, memperlihatkan warna darah Nisa yang terkesan encer dibandingkan kental, selai itu juga berwarna tidak terlalu gelap.

Pria itu menunduk sambil menarik tangan Nisa untuk bangkit dari duduknya. Ia pun segera berjalan ke arah kotak p3k yang selalu ada di sudut apartemen dengan macam-macam obat yang dibutuhkan saat sakit ringan dan juga luka seperti sekarang.

Nisa yang melihat Raiden yang masih menggunakan handuk seperti itu langsung berujar. “Mas pakai baja aja, nanti saya plester tanganku sendiri mas, nggak papa, kok. Ini juga arahnya udah berhenti ngalir,” seru Nisa, berdalih bahwa lukanya sudah berhenti mengalirkan cairan merah itu.

Sadar akan ketidaknyamanan Nisa dengan penampilannya yang seperti sekarang, Raiden  langsung menyetujui ucapan Nisa dan memberikan kotak itu kepada Nisa. Ia pun berjalan kembali ke kamarnya dengan suasana canggung di antara mereka.

Nisa meraba-raba dekat jantungnya yang berdegup bagaikan ada acara di dalam sana. Bagaimana bisa ia baik-baik saja saat melihat Raiden seperti itu, ditambah dengan perhatian duda satu anak tersebut saat memperlihatkan tatapan khawatirnya. Nisa jadi berkupu-kupu dadanya. Menggelikan memang, tapi membahagiakan.

Setelah memakai pakaian yang lebih layak ia perlihatkan kepada wanita itu, Raiden keluar dari kamarnya, dan mencari-cari keberadaan Nisa. Ternyata wanita itu belum membalut lukanya plaster dan sedang menemani Daniel di ruang bermain.

Sepertinya tadi Daniel memanggil Nisa, sehingga si babysitter itu tidak melanjutkan niatnya untuk membungkus lukanya, dan memilih menemani Daniel. Terlihat jelas, ada beberapa plester yang sudah Nisa potong-potong dengan panjang yang sama, dan juga kain kasa yang sudah digunting menjadi bagian kecil.

Melihat Daniel yang sangat lengket dengan Nisa membuat Raiden sedikit cemburu, namun tidak lama karena melihat kasih sayang yang tulus dari Nisa membuat Raiden jadi senang, entahlah ... Intinya pria itu bahagia.

To be Continued

A.n:

Ini adalah part tambahan, di mana sebelumnya tidak ada dan baru saja saya tambahkan setelah revisi. Nggak tau ini ngaruh atau nggak, yang penting aku suka dan kalian terhibur. 😱

Pengasuh Bayi Dan Dokter ✓Where stories live. Discover now