🦋 | Bab Dua Puluh Delapan

5.6K 330 12
                                    

Bab Dua Puluh Delapan
~~~🦋~~~

Berbicara tentang cinta, bukankah itu sesuatu yang sangat luas? Begitu luas dan mudah sekali berubah jika tidak dicampur dengan komitmen.

Percayalah, cinta tanpa komitmen adalah kesia-siaan belaka. Tidak ada yang bisa bertahan dengan cinta saja, karena pada dasarnya cinta itu bisa berubah kapan ia mau, tanpa kita sadari.

Terlebih lagi ada karakter. Karakter adalah salah satu hal yang memengaruhi apakah suatu hubungan bisa bertahan lama atau tidak.

Jika seseorang yang ingin diajak menikah memiliki karakter yang kurang baik, atau bahkan tidak baik sama sekali, tentu saja akan  ada banyak masalah yang dihadapi, toxic di mana-mana. Walaupun mereka mengatasnamakan cinta pun, tidak cukup. Cinta itu bertahan lama jika kedua-dua pasangan sama-sama bisa saling memahami.  Jika tidak ada kesadaran, karakter yang masih tetap buruk, perlahan batin lelah, hati capek, dan hubungan itu pasti berakhir.

Selain itu, ada visi dan misi yang harus selaras. Hak ini menjadi penentu bahtera rumah tangga itu tetap berlayar. Jika sejak awal visi dan misi sudah berbeda, lalu apa yang ingin dibangun dalam hubungan itu? Bukankah dalam hubungan juga membutuhkan kerja sama antar sepasang kasih? Atau suami-istri?

Terakhir, harus sama-sama bisa memahami dan saling mengenali satu sama lain. Meskipun tanpa berbicara satu sama lain, namun paling tidak sudah tahu kapan harus dilakukan atau jangan. Banyak kasus di mana sepasang kekasih setelah memutuskan menikah dan menjadi suami-istri terkejut satu sama lain dengan perubahan-perubahan watak pasang setelah menikah. Ini memang masuk ke karakter, jika tidak saling mengenal luar dalam satu sama lain, bisa saja hubungan berakhir pada penceraian.

Kebanyakan pernikahan yang berumur di atas tiga tahun sudah banyak mengalami cek-cok yang terjadi pada pasangan suami-istri. Ego keduanya sama-sama tinggi, yang satu merasa terbeban, yang satu merasa dibebani. Itulah sebabnya, mengendalikan ego sangat penting, dan juga kesadaran di mana harus mempertahankan ego dan kapan harus menurunkan ego itu.

Itulah yang sedang dipikirkan Raiden malam ini di atas tempat tidur. Di samping Raiden sedang berbaring Daniel yang sudah tertidur pulas.

Sebagai seorang pria yang pernah menjalin hubungan bersama seseorang bernama mantan istrinya, yang mana kisah rumah tangga Raiden tidak berjalan mulus seperti yang telah diketahui. Semua penyebab kandasnya bahtera rumah tangga mereka telah dipikirkan Raiden di atas. Oleh karena itu, ia ingin sekali lagi mencoba membangun rumah tangga yang baru bersama dengan Nisa, tentu saja ia berharap nantinya hubungan mereka lebih baik lagi, dengan cara mengintropeksi diri dan juga kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan dulu agar menjadi pelajaran untuk Raiden guru agar tidak terjatuh lagi ke lubang yang sama.

Sejujurnya, dari lubuk hati yang paling dalam, Raiden memiliki perasaan yang takut dan bimbang akan rencana pernikahan yang ia lakukan nantinya. Raiden takut ia gagal lagi, dan berkahir bercerai. Sungguh itu mimpi buruk yang sama sekali tidak ingin ia harapkan terjadi kembali.

Sebagai manusia, Raiden hanya bisa memohon kepada Sang Pencipta untuk memberikan kekuatan kepadanya dan ... Nisa untuk tetap bisa bertahan sampai akhir.

Rencana Raiden, setelah Nisa sudah pulih, ia akan melamar wanita itu untuk menjadi istrinya dan juga ibu dari Daniel dan adik-adik Daniel kelak. Raiden sudah membicarakan tentang niat baiknya ini kepada Dimas beberapa hari yang lalu, dan beruntungnya Raiden karena memiliki calon adik ipar seperti Dimas yang selalu menyambut rencana pria itu dengan baik dan antusias.

Raiden juga sudah memiliki nomor telepon ayah dan ibu Nisa yang kini berada di pulau sebelah. Pria itu berencana untuk video call dengan orang tua Nisa, namun belum ada waktu yang pas dan masih menjadi pertimbangan bagi Raiden untuk menghubungi kedua orangtuanya itu atau memilih untuk pergi langsung ke rumah kedua orang tua Nisa saja agar lebih baik kesannya.

Seketika Raiden merindukan Nisa. Tangan bergerak acak mencari-cari ponselnya yang berada di atas kasur, lebih tepatnya di atas kepala pria itu. Setelah ia menemukan benda pipih nan canggih itu, ia langsung mencari kontak Nisa dan menekan tombol hijau bergambar camera di aplikasi berwarna hijau itu.

Dua kali nada berdering, akhirnya panggil video Raiden diterima oleh Nisa.

“Hai Dear,” sapa Raiden, memarkan senyum lima jarinya yang mampu membuat para wanita terpesona.

[ Wanita yang memakai Daster bunga-bunga yang memiliki banyak warna itu tertawa kecil di seberang sana. “Belum tidur mas?” ]

Raiden menggeleng. “Kangen kamu,” serunya dengan gemas.

[ “Baru juga tadi ketemu, Mas. Ada-ada aja,” ujar Nisa, menggeleng tidak percaya. ]

“Emang nggak boleh kangen lagi?” tanya Raiden retorika.

[ Nisa menggeleng seraya mengganti posisi tidurnya dari berbaring menjadi duduk. “Berat, biar dilan aja.” ]

“Kamu tidur aja, jangan bangun!” seru Raiden cepat.

[ “Kenapa?” ]

“Nggak papa, biar kamu kan bisa sekalian tidur, siapa tau langsung ketiduran kan?” jelas Raiden yang ada benarnya juga.

[ “Ahaha, maunya tidur ada bantalnya, mas, tapi bantal aku tadi basah kena hujan, abisnya aku ketiduran terus nggak tau kalo tadi siang hujan,” cerita Nisa. ]

“Tunggu mas nanti jadi bantal buat kamu,”

[ “Ckckc.” Nisa menutup wajah dengan salah atau tangannya. ]

“Seriusan loh, kalo mau sekarang juga bisa, mas kesitu mau?” Melihat reaksi Nisa yang menggemaskan seperti itu membuat jiwa Raiden semakin ingin mengganggu wanita itu.

[ “Mas!” ]

“Kenapa, Dear?”

[ “Udah, ah! Tidur sana, aku mau tidur, mas besok juga harus bangun pagi kan?” tutur Nisa sambil melambaikan tangannya ke arah kamera. ]

“Eh? Dea—”

Panggilan sudah dimatikan oleh Nisa secara sepihak tanpa menunggu Raiden membalas perkataannya. Meskipun begitu, Raiden tetap senang melihat Nisa yang selalu tersipu malu saat digodanya. Menggemaskan sekali.

Raiden menaruh kembali ponselnya, dan mengganti posisi berbaring untuk menghadap ke arah Daniel yang menunggui sang ayah.

Sembari memejamkan mata, Raiden tidak sabar menunggu datangnya hari esok, tujuan pria bertato kepala anjing di salah satu tangannya itu sudah pasti untuk menemui Nisa dan juga pasien-pasiennya yang selalu punya cerita-cerita menarik yang sangat lucu.

Raiden jadi teringat sesuatu, dulu, ketika ia baru saja bertugas di salah satu RS sebagai dokter internship, ia pernah mendapatkan seorang pasien ibu-ibu yang telah melahirkan banyak 20 kali. Bayangkan! Raiden sampai tercengang ketika mendengar sang ibu bercerita tentang jumlah anaknya. Sungguh beliau sangat luar biasa, menurut Raiden. Ternyata setelah banyak bercerita di VK, sang ibu memang menikah muda, di umur 16 tahun sudah memiliki satu anak, hampir setiap tahun beliau hamil. Bahkan si ibu tersebut malah menyuruh Raiden untuk tidak usah terlalu memperhatikannya dan fokus saja kepada salah satu ibu hamil lainnya yang ada di sebelahnya.

Cerita itu merupakan salah satu motivasi kepada Raiden untuk membawa spesialisasi Obgyn. Masih ada beberapa hal yang membuat pria itu memilih menjadi dokter Obgyn yang kalau diceritakan akan sangat panjang jadinya.

To be Continued

A.n:

Hai semua. Aku update -3-

Seperti biasa jangan lupa untuk vote komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya. ^^

Ada typo? Kalimat belibet? Kasih tau aja yah.

P.s: happy weekend ❤️

Pengasuh Bayi Dan Dokter ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang