🦋 | Bab Lima

8.8K 576 27
                                    

Bab Lima

~~~🦋~~~

Langit sudah berubah warna menjadi sedikit oranye saat Raiden menginjakkan kaki ke rumahnya. Jam telah menunjukkan pukul setengah enam sore. Pria itu masuk ke rumah seperti biasa. Tadi ia hampir saja mampir ke daycare, namun untung saja ia langsung teringat wajah Nisa, Babysitter anaknya itu yang kini sudah bertugas sebagai penjaga anaknya hingga beberapa saat kedepannya.

Mata tajam yang tegas itu menatap dua punggung orang yang sedang membelakanginya di dalam ruangan bermain Daniel.

"Daniel pinter banget, Nak." Nisa mencium gemas pipi Daniel saat anak laki-lakinya itu menendang kaki hingga masuk ke gawang.

"Besok mau jadi pemain bola?" tanya gadis berambut panjang sepinggang itu lagi.

"Bolaa! Bolaaaa!" Daniel berjalan perlahan ke arah gawang untuk mengambil bola plastiknya itu.

Raiden diam di posisinya, mengamati interaksi keduanya dengan saksama dari balik pintu yang tidak terbuka lebar, hanya menyisakan sedikit celah namun bisa digunakan pria bertanda lahir mawar di sudut matanya itu untuk melihat mereka.

"Ayaaaa! Ayaaaa! Auni!" Daniel menunjuk ke arah pintu sambil membuang bola di tangannya dan berjalan ke arah pintu dengan cepat.

Pintu ruangan itu pun Raiden buka, dan tersenyum lebar menyambut anaknya yang berjalan cepat ke arahnya, namun karena belum terlalu lancar berjalan, kaki Daniel terantuk kakinya yang lain hingga tersandung.

"Daniel!" seru Raiden, dengan sigap berjalan cepat ke arah Daniel yang hendak jatuh.

"Hap! Nggak jadi jatuh kan," seru Nisa. Wanita itu sudah memeluk tubuh mungil Daniel dalam dekapannya.

Raiden bernapas lega melihat anaknya tidak jadi terjatuh ke lantai.

"Makasih, ya, Nis," ungkap pria itu tersenyum tulus.

"Kewajiban saya, Mas." Nisa berkata sambil memeluk Daniel untuk bangun dari posisi mereka yang kurang enak dipandang.

Tatapan pria itu menatap bangga Nisa. "Kamu udah siap-siap kan? Kita langsung pindah ke apartmen saya."

🦋🌹🦋

Akhirnya mereka sampai juga setelah menempuh perjalanan hampir tiga puluh menit dari rumah ke apartemen Raiden. Alasan pria itu memilih pindah ke apartemen karena lokasinya yang lebih dekat dengan Rumah Sakit sehingga mudah untuknya jika ingin kembali ke apartemen dibandingkan ke rumah yang jaraknya cukup jauh, apalagi jika ditambah macet.

Pintu mobil terbuka, Nisa dengan sigap menggendong Daniel turun dari mobil. Lalu membuka pintu bagasi dan mengambil kopernya yang berukuran sedang berwarna hitam dari sana.

"Biar saya saja yang bawa ke dalam. Kamu sama Daniel masuk aja duluan." Raiden mengambil koper milik Nisa dari tangan wanita itu dengan pelan.

"Tapi saya nggak tau kamar Mas di mana," jawab Nisa jujur.

Sontak hal itu membuat Raiden tertawa kecil. "Maaf, saya lupa," serunya sambil menutup bagasi mobil.

Kini di tangan pria itu terdapat dua koper, satu koper milik Nisa dan satunya lagi milik Daniel, sedangkan punya Raiden memang tidak ada karena sudah ada di dalam apartemennya.

Ketiganya berjalan beriringan masuk ke dalam apartemen. Mereka terlihat layaknya keluarga kecil yang sangat manis, namun seragam Babysitter Nisa mengacaukan semua dugaan itu.

Tibalah di sebuah kamar yang berada di lantai lima di apartemen itu. Pria yang masih lengkap dengan pakaian kerjanya itu menyelipkan kartu ke dalam gagang pintu, lalu tampaklah ruangan yang tadinya tertutup itu.

Pengasuh Bayi Dan Dokter ✓Where stories live. Discover now