"Apa? Lo mau belain dia?" Gala menatap Riri dengan tatapan marah. Tentu saja hal itu membuat Riri semakin terluka. Tidak biasanya Gala begini.

Kepala Riri menggeleng tidak percaya. Air matanya terus berjatuhan tanpa henti. "Gala jahat!" Ucap Riri sedikit bergetar.

Gala bungkam. Tangan cowok itu semakin terkepal kuat saat melihat Riri menghampiri Dewa dan membantu Dewa berdiri.

"Abang, ayo pulang."

"Ri--"

"Gal, jangan." Ilham mencegah Gala saat cowok itu hendak menarik tangan Riri secara paksa. Alan dan Akbar pun sama. Mereka heran, kenapa sikap Gala yang satu ini susah sekali dihilangkan.

Emosian.

"Arrrghhh, anjing!" Umpat Gala menatap kepergian Riri dan Dewa dari WBS. Gala mengacak-acak rambutnya, terlihat begitu frustasi.

"Kontrol emosi lo atau lo akan kehilangan Riri."

Gala menatap Alan tidak terima. "Gue gak bakal kehilangan Riri!" Tekannya. "Sampai kapanpun!"

*****

"Harusnya lo gak perlu pukul Gala, Wa."

Dewa menatap Danis tidak terima. "Lo mau belain dia?! Riri dibentak-bentak sama dia! Sebagai abang, gue jelas gak terima lah!"

Danis menghembuskan napas lelah melihat Dewa salah tangkap maksud dari ucapannya. "Gue juga gak terima. Tapi seenggaknya lo gak usah memperkeruh keadaan kaya gitu."

"Terus gue harus ngapain?! Bagi gue ngasih dia tonjokan itu satu-satunya balasan yang adil!"

Dewa berdiri, lalu pergi meninggalkan Danis dan Riri berdua di ruang tengah.

"Gala sering kaya gitu?"

"Gitu gimana?" Mata Riri mengerjap beberapa kali. Ia tidak mengerti dengan pertanyaan Danis.

"Bentak-bentak lo. Kasar sama lo."

Setelah paham, Riri menggeleng. "Enggak kok. Gala emang suka marah-marah, tapi kalo bentak-bentak kaya tadi, jarang."

"Kalo dia kaya gitu lagi. Kasih tau gue, ya?" Danis mengusap pelan puncak kepala Riri.

"Abang?"

"Hm?"

"Kalo Riri marah sama Gala, Riri salah gak?"

Danis tampak terdiam sejenak. "Kalo lo masih kesel, gak papa diemin dulu. Tapi jangan keterusan. Lo harus inget, Gala itu sayang banget sama lo. Cuma kadang cara dia buat nunjukin rasa sayangnya emang agak salah."

"Jadi Riri boleh diemin Gala dulu?"

"Boleh," angguk Danis tersenyum tipis. "Untuk masalah ini, lo gak perlu cerita ke mama atau papa, ya. Biar gak makin ribet."

*****

"Arrrghhh anjing!" Gala mengacak rambutnya frustasi.

Ini bukan umpatan kasar yang pertama kali terlontar dari mulut Gala. Pasalnya sejak pertama kali datang ke markas Drax, Gala sudah uring-uringan tidak jelas. Bahkan tadi meja yang tidak bersalah apa-apa hampir Gala banting hanya karena kakinya tersandung oleh meja itu. Beruntung ada Alan, Ilham dan Akbar yang langsung mencegah niatan Gala.

"Gal, jangan lupa. Besok jadwalnya Wulan ketemu sama Joko."

Gala berdecak. Ia menatap kesal ke arah Ilham di sampingnya. Ilham ini mengganggu lamunannya saja. Padahal tadi Gala sedang asyik melamun tentang Riri. "Bodo amat!" Ketus Gala.

"Eh, lo gak bisa gitu dong, Gal," protes Ilham. "Kasihan mereka kalo gak jadi ketemu. Sebagai orang tua yang baik, kita harus pengertian sama mereka," cerocos Ilham sok menasehati. Membuat mood Gala yang memang sedang buruk jadi semakin buruk.

BUCINABLE [END]Where stories live. Discover now