"Keras kepala banget," gumam Alan.

"Gak papa Lan, cuma keras kepala doang. Daripada keras anu. Bisa bahaya," kekeh Ilham.

Akbar mendengus. "Ya Tuhan, otak gue traveling denger ucapan lo, Lot. Siapapun tolong selamatkan gue!"

*****

BRAKKK

BRAKKK

PYARRR

BUGH

KLONTANG

"GUE KANGEN SAMA LO, RI!"

"GUE MAU PELUK LO!"

"ARRRGGHHH BANGSAT LO DEWA!"

Gala, cowok itu kembali melakukan kebiasaan buruknya. Membanting, melempar dan menghancurkan semua benda yang ada di kamar sama seperti kejadian beberapa hari yang lalu. Kejadian yang ujungnya ia harus memanggil bibi di rumahnya untuk membantu membersihkan apartemen yang ia buat berantakan persis seperti sekarang.

"Arrggghhh! Gue pengen peluk lo, anjing!"

"Ayo maafin gue! Gue capek lo diemin terus!"

"Arrrghhh!!!"

Gala terduduk lemas di lantai dengan bersandar pada lemari baju yang ada di kamarnya. Kedua tangan kekarnya tidak berhenti menjambak-jambak rambutnya yang tampak begitu berantakan dan kusut.

Sudah dua hari ini Gala dan Riri tidak saling bertemu. Sudah dua hari ini juga Gala tidak tahu kabar mengenai Riri. Hal itu karena sudah dua hari ini Riri tidak masuk sekolah. Saat Gala datang ke rumahnya pun, Gala tidak bisa menemui Riri karena diusir oleh Dewa.

Rentetan kejadian itulah yang membuat Gala jadi sefrustasi sekarang. Mungkin orang lain akan mengatakan Gala itu lebay atau terlalu berlebihan. Namun Gala sama sekali tidak peduli. Sekarang ia hanya butuh Riri, Riri dan Riri.

Drtt...drtt...drtt...

Tanpa melihat siapa yang menelfon dirinya, Gala segera meletakkan ponsel yang ia ambil dari saku celananya di telinga. Gala duga, yang menghubunginya sekarang pasti papanya, Abraham. Pasalnya sudah beberapa hari terakhir ini Abraham selalu menelfon Gala untuk meminta sesuatu yang sama. Sesuatu yang membuat Gala sangat enggan dan mustahil untuk mewujudkannya.

"Halo, kenapa? Papa mau maksa Gala lagi? Gala gak mau, Pa. Gala gak--"

"Gal, ini gue Agam."

Gala sedikit terkejut dan berusaha menetralkan suaranya. "Oh, bang Agam? Kenapa bang? Tumben lo telfon?"

"Lo ada di mana sekarang?"

"Di apart."

"Oke, gue takutnya lo lagi di jalan. Gal, gue mau ngasih tahu kabar gak mengenakan. Gue harap lo tenang dulu, ya."

"Maksud lo apa bang?" Gala tidak paham.

"Om Abraham sama tante Anita kecelakaan. Tadi pagi jadwalnya mereka pulang ke Indonesia, tapi sayangnya mobil yang mengantar mereka ke bandara mengalami kecelakaan."

Tidak langsung menyahuti penjelasan dari Agam. Gala membeku untuk beberapa detik. "Lo lagi becanda bang?" Tanya Gala tidak percaya. Tapi setelah Gala pikir-pikir lagi, untuk apa Agam, abang sepupunya itu bercanda atau berbohong. Tidak ada untungnya juga. Lagipula setahu Gala, Agam memang bukan tipe cowok yang suka bercanda seperti si Jenglot Ilham.

"Gue serius, Gal. Gue barusan dapet kabar dari sekertaris bokap lo."

Gala mengusap wajahnya kasar. "Jadi lo serius? Papa sama tante Anita beneran kecelakaan?" Tanya Gala mulai panik. "Terus gimana keadaan mereka?"

BUCINABLE [END]Where stories live. Discover now