Bagaimana tidak buruk, sejak tadi sore Gala sudah mencoba menghubungi Riri. Namun tidak ada jawaban apapun dari gadis kesayangannya itu. Gala jadi kesal dan ingin uring-uringan sendiri sejak tadi.

Sebenarnya Gala berniat langsung datang ke rumah Riri. Tapi kata Alan, hal itu justru akan memperkeruh keadaan. Alan menyarankan, Gala lebih baik menunggu sampai Riri mau membalas dan mengangkat telfon darinya. Setelah itu, barulah Gala bisa menemui Riri.

"Gal, Wulan itu beneran kangen sama Joko. Gue yakin Joko juga kangen sama Wul--"

"Ngomong sekali lagi, gue geprek tuh ikan koi sialan!" Potong Gala terdengar tidak main-main.

Ilham, cowok itu menelan ludahnya kasar dan langsung terdiam untuk beberapa detik ke depan. Ilham tidak bisa membayangkan jika ikan koi kesayangannya, Wulan dan Joko akan benar-benar digeprek oleh Gala. Ilham tidak tega.

Wulan dan Joko yang Ilham maksud sedari tadi memang ikan koi peliharaannya dan Riri. Wulan ikan koi milik Ilham dan Joko ikan koi milik Riri. Mereka berdua sengaja membeli ikan koi berbeda gender, agar bisa dijodohkan dan dijadikan couple.

"Ya elah, Gal. Lo baru didiemin Riri beberapa jam, udah sefrustasi ini. Apalagi kalo selam--"

BRAK

Belum sempat Ilham melanjutkan ucapannya, Gala sudah berdiri lalu menendang kursi yang tadi sempat ia duduki. Cukup kencang, hingga beberapa anak Drax lain yang juga sedang duduk bersantai di teras markas ikut mengalihkan fokus mereka pada Gala. Sayangnya mereka hanya berani menatap Gala sepersekian detik saja. Karena setelah sadar, saat ini Gala sedang ada di dalam mode iblis nya, dengan cepat mereka pura-pura tidak melihat. Mereka masih cukup waras untuk tidak menyerahkan nyawa secara cuma-cuma pada Gala.

Anak-anak Drax sudah sangat hafal bagaimana tabiat leader mereka. Jangankan, ditatap oleh orang lain, jika sedang uring-uringan lalu ada semut lewat pun, Gala akan marah dan semakin uring-uringan tidak jelas.

Mata berapi Gala menatap Ilham begitu tajam dan menusuk. Seolah ia bisa membuat Ilham mati hanya dengan menatapnya seperti itu. "Maksud lo apa?!"

"Sorry, sorry, Gal. Gue gak maksud sumpah!" Ucap Ilham merasa bersalah. Ralat, sebenarnya Ilham lebih merasa takut daripada merasa bersalah.

"Udah, Gal." Alan ikut berdiri. Cowok pendiam itu menepuk-nepuk punggung Gala. Mencoba menenangkan Gala yang kapan saja bisa melayangkan bogeman mentah pada Ilham. Alan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Akbar yang sejak tadi fokus bermain game di ponselnya ikut melerai setelah memutuskan keluar dari aplikasi game. "Udah, Gal. Tenangin diri lo. Jangan lampiasin emosi lo ke orang lain."

Akbar beralih menatap Ilham jengah. "Heran gue sama lo, Ham. Pekara ikan koi doang dibuat ribet. Mancing emosi orang aja. Mending mancing janda sana. "

"Kemana?" Tanya Alan pada Gala.

"Kobam."

"Ck. Inget Gal. Lo itu lagi berusaha buat luluhin hati Riri. Jadi gak usah aneh-aneh dulu. Bukannya Riri luluh dan mau maafin lo. Yang ada Riri malah makin kesel sama lo."

Gala menghentikan langkahnya mendengar ucapan Akbar. Sebenarnya, apa yang Akbar katakan memang ada benarnya juga. Sayangnya untuk saat ini Gala terlalu keras kepala dan tidak ingin mendengar nasihat dari siapapun. Yang Gala inginkan sekarang hanya Riri. Ya, hanya Riri. Tidak ada yang lain.

"Bodo amat! Gue gak peduli!"

Gala benar-benar pergi meninggalkan markas Drax. Sementara ketiga sahabat Gala tidak bisa berbuat apa-apa selain menggeleng heran.

BUCINABLE [END]Där berättelser lever. Upptäck nu