Camira 37

1K 50 0
                                    

.

.

Flashback on

Saat ini damian sedang bersama luke dan devano, mereka sedang membahas sesuatu dengan serius.

"Bukankah ini sudah keterlaluan?" Ujar luke yang di angguki oleh damian.

"Apa yang akan kita lakukan?" Tanya damian.

"Ikuti alurnya dulu." Jawab devano.

"Alurnya?" gumam luke yang masih di dengar oleh devano dan damian.

"Kita biarkan mereka merasa menang dan kita akan mencari bukti lain." Jawab devano.

Luke dan damian pun mengangguk.

"Tapi kenapa kak debi mau bantuin kita kak?" Tanya luke penasaran.

"Nggak tau." Jawab devano singkat.

Luke hanya mencebik bibirnya, kenapa tiba-tiba kakaknya sudah seperti kakak keduanya, mirip kulkas.

Sedangkan damian terdiam dan menatap kearah jam yang menempel di dinding.

Entahlah apa yang ada di pikirannya saat ini.

Flashback off

"Tunggulah sebentar lagi sayang." Ujar damian pelan sambil menggenggam kalungnya.

ah.. dia sangat merindukan pipi memerah kekasihnya itu.

"MAKANAN DATANG.."

Teriak theo yang membuat damian benar-benar terkejut bahkan hampir jatuh.

"Ngapain teriak-teriak bego." Ujar damian dengan dingin.

"Hehe" theo hanya bisa tertawa.

Damian pun mengambil makanannya dan makan dengan tenang, theo pun melakukan hal yang sama.

Theo pun berdoa kepada tuhan agar luke dan gio untuk cepat kembali agar dia tidak membeku oleh sifat damian yang naik turun seperti roling roling poni emaknya.

Sedangkan di tempat lain.

"Kok gue ngerasa ada yang butuh pertolongan gue ya." Ujar gio.

"Sono noh ibu-ibu." Jawab luke sambil menujuk seorang ibu yang sedang membawa galon seorang diri.

Tipe istri mandiri sejati.

"Bantuin gih." Ujar luke.

"Kenapa enggak lo?" Ujar gio tak terima.

"Ya kan lo yang ngerasa felling-felling hero barusan." Jawab luke dengan songongnya.

Gio pun mengabaikan ucapan luke dan berdiri menuju ibu itu dan akan membantunya namun ibu itu ternyata telah sampai dimotornya.

Terpaksa gio kembali ke tempatnya dimana luke sedang tertawa puas.

'Hua mommy anakmu ini malu, huhu.' Ujar gio dalam hati, 'seandainya ada theo disini, kan bisa gue jadiin kambing hitam, huaaa.' Tambahnya dalam hati.

Mereka benar-benar saling membutuhkan. Hoho

===

Saat ini camira sedang berjalan ke kelas seorang diri, dirinya baru saja dari toilet.

Dia berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan bisik-bisik dan tatapan mencemoh dari murid-murid lain.

"Enak ya punya orang tua berduit, punya masalah bisa di selesaikan dengan mudah." Ujar seseorang.

CAMIRA - CompletedOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz