5. Gara-Gara Kopi

Začít od začátku
                                    

"Aduh mama gak tau, Gal. Kalo Riri gak bisa makan udang yang ada kulitnya," ucap Anita tidak enak.

Gala menjawab. "Gak papa tante. Nih bocil aja yang ribet."

Riri mencebik kesal. "Riri gak ribet! Tapi Riri emang gak suka kalo makan udang sama kulitnya ih!"

"Itu namanya ribet!" Semprot Gala. "Gegayaan makan udang kecil kek gini aja gak mau sama kulitnya!"

"Emang Gala mau makan nasi goreng sama kertas minyaknya?" Tanya Riri dengan wajah polos.

"Beda konsep, Ri!" Geram Gala.

Menghela napas, Gala berdecak. "Ck! Udah! Udah! Jangan banyak bacot!"

"Aaakkk..." Instruksi Gala. Membuat Riri kembali membuka mulut selebar mungkin.

"Sama nasi ya?" Tawar Gala.

"Gak mau!" Geleng Riri. "Riri mau udang aja!"

"Ck! Badan lo itu kurus kering, Ri!" Cibir Gala. "Pake nasi dikit biar bisa behenol!"

"Gak mau!" Riri menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.

"Ya udah, ya udah. Nih udang aja," final Gala menyerah. Alih-alih akan menghabiskan makan malamnya, Gala justru sibuk menyuapi Riri.

Tanpa sadar interaksi antara Riri dan Gala itu membuat Abraham dan Anita diam-diam tersenyum bahagia. Ternyata sesayang dan secinta itu Gala pada Riri. Meskipun sikap Gala selalu terlihat begitu galak.

Gadis yang dulu Abraham dan Anita kira hanya akan membawa pengaruh buruk bagi kehidupan Gala. Kini justru tampak sebaliknya. Sekarang bagi mereka, Riri itu ibarat pengendali hidup Gala. Apapun yang Gala lalukan pasti akan selalu bertitik pusat pada Riri.

*****

"Kamu gak mau nginep di sini aja?" Tanya Anita menghampiri Gala yang terlihat sibuk mengusap-usap pipi Riri di sofa depan televisi. Gadis yang tidur nyenyak dengan bantalan paha Gala itu terlihat begitu nyaman.

"Gak tan, Gala sama Riri abis ini pulang."

"Kasian Riri, Gal. Udah pules gitu. Lagian besok juga hari sabtu. Nanti biar papa yang izin ke papanya Riri buat nginep," sahut Abraham yang baru saja datang dari arah dapur untuk membuat kopi.

"Nih, kopi buatan papa enak." Abraham meletakkan tiga cangkir kopi di meja. Untuk Gala, Anita dan untuk Abraham sendiri.

"Nginep aja, ya?" Anita  mengusap-usap punggung Gala. "Kalo iya, biar mama bersihin dulu kamar kamu. Soalnya agak berantakan karena gak pernah ditempati."

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Gala mengangguk. "Ya udah, Gala sama Riri nginep."

Anita tersenyum lega. "Mama beresin kamar kamu dulu."

"Gal," panggil Abraham setelah kepergian Anita.

"Ya? Kenapa, pa?"

"Udah ada rencana buat nikahin Riri?"

"Nikah?" Tanya Gala sedikit terkejut. Heran, kenapa papanya tiba-tiba bertanya seperti itu. Padahal sebelumnya Abraham tidak pernah bertanya mengenai hal ini.

Abraham mengangguk sambil tertawa pelan. "Lebih cepat lebih baik. Emangnya kamu gak takut Riri diambil sama orang lain?"

"Gak ada yang berani ngambil Riri. Mereka yang mau rebut Riri dari Gala, sama aja cari mati."

Abraham mengangguk-anggukan kepalanya. "Ya, ya, ya, papa percaya sama kamu. Kamu kan emang jagoan," kekeh Abraham. "Tapi Gal, lebih cepat lebih baik. Buat ngehindarin dosa juga."

BUCINABLE [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat