57

1.3K 130 38
                                    

Goodbye, goodbye now I just can't say those words
My heart is filled with you
The only thing
I could do Is to love you
I hope I can see you again...

Paul Kim - So long / goodbye

=

==

Jaemin merogoh saku celananya mengeluarkan handphone yang berdering, tertera nama Jeno disana. Helaan nafas kasar keluar dari hidung Jaemin, jarinya bergerak memencet tombol hijau lalu menempelkan benda itu ke telinganya.

"Hallo? Lo dimana?"

"Kenapa?"

Terdengar decakan dari Jeno di sebrang sana "ck! cepet kesini. Reya mau ketemu kita sekarang."

Jaemin memejamkan matanya sebentar, lalu melangkah mundur menjauh dari pagar pembatas rooftop.

"Hallo, na! Lo dimana sih?!"

"Iya gue kesana sekarang." Jaemin langsung mematikan teleponnya sepihak, memasukan kembali benda pipih itu kedalam saku. Tidak menunggu blama lagi Jaemin melangkah pergi meninggalkan rooftop menuju ruang ICU.

Saat sampai di sana Jaemin sudah ditunggu oleh Jeno di depan ruangan Reya. Teman-temannya sudah tidak ada di sana lagi, Haechan juga kayanya udah pulang, cowok itu udah ga keliatan disini lagi sejak tadi soalnya. Mengenai Jinyoung, pria itu sudah sampai dari tadi ikut menunggu, tapi sekarang sepertinya sedang ke toilet atau entah kemana.

"Kemana aja sih?" Semprot Jeno saat Jaemin datang.

"Dari toilet." Jawab Jaemin dingin, sambil melihat ke arah kaca ruangan ICU Reya, menatap nanar gadis yang tengah terbaring di sana.

Jeno terlebih dahulu menyentuh pintu ruangan itu dan masuk, diikuti Jaemin dibelakangnya. Reya sedang melamun, matanya tak bergerak menatap satu titik, saat menyadari ada kehadiran si kembar disana baru lah pupilnya bergerak.

Reya menarik bibirnya saat melihat wajah Jeno dan Jaemin. Mereka pun membalasnya lalu duduk disamping Reya, satu disamping kiri dan satu disamping kanan.

Reya melihat ada yang aneh di tangan Jaemin yang tidak sengaja ia lihat, tangan Jaemin luka. Kening Reya bertaut "nana, tangannya kenapa?" tanya gadis itu kecil.

Jeno ikut menoleh pada Jaemin dan benar saja tangan adiknya itu luka, kenapa Jeno tidak menyadarinya. Tersadar Reya melihat, Jaemin langsung menarik lengan jaketnya untuk menutup itu "gapapa kok, ini cuma.. jatuh." alibinya.

Reya mengangguk "ohh, tapi udah diobatin?"

Jaemin tersenyum "abis ini gue obatin, ya."

"Gimana? Ada yang sakit ga?" Giliran Jeno yang bertanya pada Reya.

Reya mengangguk lagi "semua. sakit semua Jeno, nana."

Jeno terenyuh begitu pun dengan Jaemin. Tangan kanan Reya digenggam oleh Jaemin halus "gapapa, bentar lagi sembuh kan? semangat, Reya kan kuat."

Mata Reya memanas, dadanya gemuruh, sesuatu mengganjal tenggorokannya, kata-kata Reya kuat dari Jaemin yang dulu membuat ia semangat untuk berjuang melawan ini, entah kali ini malah membebaninya. Jujur, Reya sudah tidak kuat. Tapi, jika Tuhan memberi kekuatan untu ia berjuang Reya mau, untuk orang-orang yang menyayanginya Reya mau untuk tetap ada disini.

"Gimana.. kalo besok operasinya gagal? Kalian gapapa?"

Jeno menggeleng kuat "jangan ngomong gitu, ya. lo pasti sembuh, lo bakal balik ke kita lagi, lo itu kuat ya. jangan nyerah dulu gue mohon." Jeno menenggelamkan wajahnya di atas ranjang tangannya menggenggam tangan Reya, tiba-tiba bahu Jeno bergetar.

TWINS | Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang