43

818 124 22
                                    

IU - Dear name

===

H-ha?

"EH! Iya rey, naon?" Koreksi Haechan cepat, me-lock handphonenya langsung, menoleh cepat pada Reya.

Reya menggeleng pelan, menarik kursi kosong samping Haechan lalu mendudukinya. Gadis itu merebahkan kepalanya ke atas meja sambil menghembuskan nafas berat.

Haechan menahan pipinya dengan tangan, memposisikan tubuhnya menghadap ke Reya "kenapa? capek, hm?"

Reya menggeleng lagi "engga."

"Udah minum obat belum?"

"Udah."

"Kenapa atuh gitu?"

"Gitu gimana?"

"Kaya yang lemes, bisi ada yang kerasa sakit."

Reya bengong lagi, tangannya merintilin tangan jaket Haechan yang tergeletak di atas meja. Haechan makin ga ngerti Reya kenapa, tiba-tiba nyamperin terus bertingkah seperti ini.

Reya kan lagi duduk di bangkunya Haechan, tempatnya ada di belakang. Dari sana Reya ngeliatin Jaemin yang lagi duduk di bangkunya sendirian terus ga lama cowok itu berdiri keluar kelas, Reya masih bisa liat Jaemin kemana ternyata Jaemin nyamperin minju yang datang ke kelasnya, dan mereka berdua pergi entah kemana.

Reya memejamkan matanya sekejap lalu mengangkat kepalanya lagi "chan?"

"Apaaa?"

"Gue sedih.."

Haechan menaikan sebelah alisnya sambil menatap Reya tanpa bertanya kenapa. Tanpa ia bertanya pun, Haechan udah tau kalo abis ini Reya bakal cerita.

"Jaemin sama jeno beda sekarang."

"Bukannya udah baikan?"

"Iya emang udah, tapi sekarang kaya semuanya udah beda chan. Mereka sekarang udah punya prioritas masing-masing, padahal dulu apa-apa selalu mentingin gue. Sekarang udah ada orang baru yang harus mereka duluin, emang sih dulu gue selalu nyuruh mereka biar ga terlalu protect gue berlebihan, tapi sekarang kok gue malah merasa kehilangan semua ya?"

Haechan terkekeh "jadi intinya maneh cemburu, jadi pinginnya mereka perhatiin maneh aja gitu, pacar-pacarnya ga boleh?"

"Ih bukan ga boleh Haechan, gue cuma masih ga terbiasa aja. Gue seneng kok mereka bisa nemuin pasangannya masing-masing." Jelas Reya

"Kan sekarang maneh ada aing juga rey, mereka juga ga lupain maneh juga kan? Masih perhatian juga ah aing liat mah."

Reya mendengus "tapi bedaaa."

Wajah Haechan berubah masam, senyuman yang biasanya ia selalu tunjukan di depan Reya kali ini lenyap "sebenernya maneh anggap aing teh apa sih, rey?" tanya Haechan serius

Alis Reya menaut bingung "anggap apaan? kita ya kita, Haechan." Reya sedikit mendekat pada Haechan "dan lo pacar pura-pura gue, iya kan?" ujar Reya berbisik

Satu sudut bibir Haechan tertarik, cowok itu ga menanggapi lagi Reya melainkan membuang muka ke arah lain. Hati Reya berdesir, untuk pertama kalinya Reya melihat Haechan seperti kesal, karena selama ia kenal Haechan cowok itu ga pernah menunjukan kaya apa kalo dia marah, dan lagi Haechan emang ga pernah marah kalo di kelas.

"Haechan?" Panggil Reya merasakan hawa berbeda dari Haechan

"..."

"L-lo marah, chan?"

Haechan menggeleng tanpa bersuara, hanya menginterupsi Reya untuk pergi aja. Mungkin mood Haechan sedang tidak baik terus takut malah nyemprotnya ke Reya jadinya mending nyuruh cewek itu pergi.

TWINS | Nomin ✓Where stories live. Discover now