54

706 108 14
                                    

Kenangan berharga kita terus ku jaga dalam hati yang bersinar

Hanya satu nama yang aku ingat dalam diam, yaitu 'namamu'

Wanna One - I'll remember

===

"Dia, Renjun."

Mata Renjun melotot kaget, mulutnya terbuka sebari mengerutkan keningnya "weh weh!! gue ga ngapa-ngapain ya! ah rey lo mah, kenapa gue sih." pekik Renjun panik saat sadar tiga temannya menatap ia sangat tajam.

Reya heran sendiri melihat reaksi Renjun "santai kali jun, lo kenapa dah?"

"Ish! Lo ga liat ini tiga pawang lo liatin gue sampe kaya gitu." Kata Renjun menunjuk Jeno, Jaemin dan Haechan.

"Udah woy! Biar si Reya jelasin dulu alasannya." Lerai Mark.

Reya mengangguk "dulu kan gue sama Renjun pas kelas tujuh sekelas." benar, Renjun berasal dari SMP yang sama dengan si kembar dan Reya, dan saat kelas tujuh mereka satu kelas, dan Reya beda kelas sama si kembar "waktu itu Renjun anaknya pendiem banget, gatau dah dia malu atau emang anaknya jutek dan penyendiri, sampe di kelas dia ga punya temen cowok, dia duduknya sendiri lagi."

"Terus temen satu circle gue ngajak ngobrol Renjun, lama-lama jadi deket dan Renjun gabung circle kita."

Dan hal itu membuat Renjun jadi kenal Jeno Jaemin karena Reya, namun dulu si kembar pernah ngambek ke Reya karena saat mereka tidak sekelas Reya jadi jarang bareng dengan si kembar seringnya sama circle kelasnya, mereka cemburu. Tapi cuma bentar, saat naik ke kelas delapan Reya satu kelas kembali dengan Jeno, dan di kelas sembilan dengan Jaemin.

"Waktu itu gue sering perhatiin Renjun, dia mungil banget gue suka gemes sendiri, apalagi kalo diisengin anak cowok di kelas terus dia ngegas, kek ih gemes banget itu cowok, biasalah cinta monyet. Terus pas udah naik ke kelas delapan kan udah ga sekelas, yaudah kita ga deket lagi, dan gue juga lupa sendiri gue pernah naksir Renjun." Jelas Reya dengan tenang, bahkan saat menjelaskan tangannya tidak bisa diam membentuk bunga mengucup sebari terus bergerak, seperti murid yang sedang presentasi di depan kelas.

Selesai menjelaskan orang-orang masih saja menatapnya serius, seolah meminta Reya untuk tidak berhenti bicara. Reya gelapan, panik.

"Udah! Kenapa masih liatin gue gitu deh." Ujar Reya merasa risih.

"Oh jadi teh rey, dulu temen mas Renjun cewek semua?!" Sahut Chenle sambil tertawa melengking

Reya mengangguk "btw, jun sorry ya kalo lo risih, namanya juga masih bocah."

"Kagak rey, santai. Udah lama juga, cuma gue malu aja kenapa harus diceritain yang circle gue cewek semua." Cicit Renjun sebari menutup wajahnya "tapi gue merasa ganteng loh pernah ditaksir elo." Renjun sangat pede, membuat yang cowok-cowok mendelik sebal.

Reya nyengir dan memberi tanda peace pada Renjun. Namun di balik senyuman Reya menghela nafas lega, untung ia bisa menceritakan kisah cinta monyetnya, ga mungkin kalo Reya cerita yang sebenarnya sekarang.

Tidak boleh Reya, fokus ke Haechan!!

Sementara itu si kembar yang awalnya sangat semangat untuk mendengar pernyataan Reya, saat nama Renjun keluar dari bibirnya, bahu mereka turun dengan kecewa. Bukan seperti itu jawaban yang mereka harapkan.

"Ih ayang kenapa harus suka ke Renjun, kenapa ga aku aja?" Rengek Haechan sebari memajukan bibirnya

"Kita ga satu SMP, bodoh!"

Mereka langsung menyoraki Haechan, kecuali Jaemin dan Jeno yang masih tenggelam di pikirannya masing-masing.

"Ini terakhir ya gaes!! Yang ngancurin ini kita ceburin, oke?" ujar Mark dan langsung disetujui oleh semua.

TWINS | Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang