Bagian 23

3.5K 238 33
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto

Putri cuma pinjem charanya aja hehe
.
.
.
.
.
.
Info penting:
Mulai dari sini, Putri berniat merubah cara penulisan untuk tayangan masa depan tidak lagi dibaca dari sudut pandang pembaca melainkan melalui dialog langsung dari tokohnya.

Semoga hal ini tidak berpengaruh buruk bagi pembaca yang sudah menikmati ceritaku ini yah
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rikudou Sennin yang melihat semua raut orang-orang di panggilnya berubah menjadi raut sendu pun mulai berbicara.

"Apakah kalian masih ingin melanjutkan melihat tayangan ini atau tidak?" Tanyanya

"Masih Rikudou-sama, silahkan dilanjutkan" ucap Fugaku mewakili.

"Baiklah" ucap Singkat Rikudou Sennin
_____________________00____________________
Layar kembali menyala dan menampilkan

Setelah Jiraiya mengingat-ingat hal-hal yang dirasa janggal akhirnya dia dapat menyadari sesuatu.

"Jadi, orang itu adalah Nagato eh" ucap Jiraiya menatap sendu Pain yang mati di hadapannya.

Namun Ikat kepala yang dikenakan pain itu terjatuh dan terlihatlah sebuah goresan melintang di dahi pain itu. Jiraiya teringat tentang suatu hal dulu saat dia bertarung dengan seseorang musuh dia pernah melukai dahi orang itu menggunakan sebuah kunai.

"Aku ingat sekarang" serunya kemudian. "Ini bukanlan Nagato!" Lanjutnya.

Pa yang kebingungan dengan ucapan Jiraiya mulai bertanya "apa maksudmu Jiraiya" tanyanya.

Jiraiya menjawab "Orang ini, aku pernah melawannya, dia orang yang pernah aku temui di perjalanan Setelah aku mengikuti ramalan dari Tetua katak yang Agung dan saat kami bertarung aku melukai dahinya " ucapnya.

Ma menjadi terkejut "Lalu mengapa dia berada disini?" Tanyanya kebingungan.

"Semakin banyak yang kita pelajari tentang Pain semakin sedikit yang dapat kita pahami" ucap Fukasaku katak yang dipanggil Pa itu.

Jiraiya mengangguk seraya mengingat lagi setiap ucapan yang dikatakn oleh Tetua katak Agung yang mengatakan kalau Jiraiya akan memimpin sebuah revolusi dan akan datang saatnya untuk Jiraiya membuat sebuah keputusan penting. Dalam ingatannya Jiraiya bertanya bagaimana cara dia untuk melakukan hal itu dan Tetua katak Agung berkata dalam mimpinya Jiraiya berkeliling dunia dan menulis buku.

Jiraiya tersadar dari ingatannya itu " Jika ramalan itu memanglah benar, maka aku harus menghadapi Pain yang tersisa dan aku harus mengetahui kebenarannya" gumamnya. " Lebih baik kalian berdua pergilah dari sini" lanjutnya meminta kepada kedua Pemuka Sage itu untuk pergi dari sana.

Tentu saja Kedua pemuka Sage itu terkejut dan tak menerima keputusan sepintas Jiraiya itu.

"Apa! Lupakan itu Jiraiya, kalau kau meninggalkan penghalang ini, kau akan mendapatkan masalah!" Seru Fukasaku marah. "Lagipula musuh memiliki Rinnengan dan mereka juga tak akan terjatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya" serunya. Namun Jiraiya hanya terdiam saja.

"Sudah, Jiraiya-chan, ayo lebih baik kita pergi segera mungkin dari sini!" Ucap Ma mencoba membujuk Jiraiya.

"Mungkin aku akan terbunuh jika aku pergi kesana lagi" ucap Jiraiya lalu menatap lurus ke depan " Tapi hanya ini kesempatan yang bisa mengungkap identitas dari Pain itu, dan jika aku tidak melakukannya sekarang, mungkin saja tidak akan ada lagi yang bisa mengungkap identitas mereka bahkan berada sedekat ini dengan para Pain itu, ini adalah satu-satunya kesempatan untukku mengungkapkan kebenaran" lanjutnya.

SEE THE FUTURE WORLD OF SHINOBI [END]Where stories live. Discover now