16. Hujan with Reo

Mulai dari awal
                                    

Di dalam kelas tidak ada hal lain yang bisa Nafika lakukan. Sama seperti saat dia pulang kemarin. Hanya mengurung diri di kamar.

Melihat Nafika yang seperti sangat kecewa karena Saga pergi bersama Karin membuat Anna jengkel, tapi tak tega untuk memarahi sahabatnya itu.

Anna membawa Nafika bersandar pada bahunya, mengelus lembut rambut Nafika. "Mereka hanya mewakili sekolah, Fika. Bukan menikah."

"Gue tau itu." Nafika menjawab singkat.

"Terus kenapa cemberut gini?" Anna menatap Nafika dengan senyum tipis.

Nafika menghela napas, meluruskan pandangan pada papan tulis. Dia tidak ingin menceritakan kejadian kemarin pada Anna. Meski dia sangat ingin. Jika Anna tahu kalau Nafika habis diberi harapan palsu lagi oleh Saga, Anna pasti akan sangat kesal. Maka biarlah dia memendamnya.

Rega juga ikut merespon perubahan sikap Nafika. Dia jelas sangat tahu apa penyebabnya. Tidak ada yang bisa membuat perasaan Nafika kacau seperti itu kecuali Saga.

"Oi Narapidana!" Rega menghampiri meja Nafika setelah Pak Adi keluar. Mencoba menghiburnya dengan kejahilannya.

Nafika mengangkat kepala menatap Rega, hanya sedetik dan kembali menelungkupkan kepalanya di meja.

"Yaelah, masa gitu doang lu galau?" Rega tertawa mengejek.

"Bacot lo!" sembur Nafika kesal, melempar buku tulis ke wajah Rega.

Rega menepis dengan mudah lemparan Nafika, tersenyum bangga seolah-olah dia adalah seorang Superman. "Jangan galau lah, Narapidana. Ga asik lu, katanya mau jadi pacar Saga."

"Gue maunya jadi istri Saga," sahut Nafika cepat.

Anna menjitak kepala Nafika geram. "Ngelunjak amat hidupnya."

"Tau nih. Denger ya, jangan mencintai terlalu dalam. Lo itu pendek, ntar tenggelam," ujar Rega menyengir kuda.

Tubuh Nafika meremang mendengarkan penuturan Rega. "Sok puitis banget lo!"

"Jangan salah, Dek. Gini-gini gua bijaksana," kata Rega bangga. Membusungkan dada dengan ekspresi menjengkelkan.

Nafika menatap Rega jengah, memilih untuk fokus pada ponsel.

-dear nafika-

Nafika merebahkan tubuhnya di atas kasur. Energinya hari ini benar-benar terkuras. Ternyata benar, sehari tanpa melihat Saga akan membuatnya kacau.

Bolak-balik dia melihat akun Instagram Saga, berharap cowok itu memasukkan story selama ada di sana. Meski dia tahu, Saga jelas tidak akan melakukan itu. Saga bukan tipikal orang yang apa-apa di masukan ke dalam story.

Jam demi jam berlalu hari sudah berganti malam. Tidak ada hal lain yang Nafika lakukan kecuali bermain ponsel dan mendengarkan lagu galau.

Pintu kamar Nafika di ketuk oleh seseorang, dengan malas Nafika bersingsut turun dari kasur untuk membuka pintu. Di luar ada Bibi Dera.

"Kenapa, Bi?"

"Non, belum mau makan?" Bibi Dera bertanya dengan wajah yang sedikit cemas. Sejak tadi pagi Nafika melewatkan sarapan, bahkan di sekolah dia tidak pergi ke kantin, dan malam ini dia juga melewatkan makan malam.

Dear Nafika badbaby sist!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang