Zia berjalan mendekat sambil menurunkan hpnya begitu pula Nathan. Pria itu melirik Zia yang sedang mengambil gelas membuatnya terkekeh. "Hei,"

Zia menoleh sambil menaikan alis. "Hm?"

Nathan terkekeh, langsung turun dari meja. Berjalan untuk memeluk wanita ini dari belakang. Menyembunyikan kepalanya di leher Zia sekaligus mencium aroma yang sudah ia hafal. "Zi."

"Hm."

"Jihan sendirian di rumah?" tanyanya.

"Enggak, ada Tante Aura yang jagaiin," ucapnya. Ia kemudian menoleh, hendak bicara tapi Nathan membungkamnya dengan bibir pria itu untuk sejenak. Lalu melepasnya dengan senyum penuh arti.

"Nath!" Zia melotot sambil memukul lengannya.

Nathan cengengesan kecil. "Aku panggil fotografer buat nanti sore, kamu masih harus ke kantor?" tanyanya.

Zia berfikir sesaat, kemudian menggeleng sambil tersenyum. Mengalungkan kedua tangannya di leher Nathan. "Aku berhenti kerja." jawabnya.

"Kok?" Nathan menyerngit.

"Ada yang lebih penting buat diurus." ucapnya membuat Nathan samar-samar tersenyum.

"Aku nggak ketemu kamu sehari kangen banget masa," keluh Nathan dengan ekpresi sedih.

"Nggak ketemu sehari aja langsung nanyaiin kabar ya, berasa pisah bertahun-tahun." ucap Zia seraya mencubit hidung Nathan dengan gemas.

"Nath—"

"Bisa nggak sih panggilnya yang romantis dikit?" decak Nathan sambil membuang muka. "Aku suami kamu tau nggak."

Zia mendelik sambil tertawa. "Biasanya nggak mempermasalahin tuh mau dipanggil apa, kok tiba-tiba banget?"

Nathan masih cemberut membuat Zia tersenyum gemas, meraih wajah suaminya agar menatap dia utuh. "Sayang." panggilnya.

Ekspresi Nathan langsung berubah sumringah, pria berumur 30 tahun itu menunduk sambil tertawa malu. "Ihh malu malu? Katanya tadi biar lebih romantisss." ucap Zia sambil mendorong bahu Nathan.

"Langsung pulang aja yuk?" tanya Nathan dengan nada merengek.

"Kenapa?"

"Ya kan kangen," gerutu Nathan. "Udah lama loh."

"Lama apa??" Zia melotot sambil menahan tawa.





Nathan meraih pinggang Zia, lalu mengangkat cewek itu ke meja. Menatap wajah cantik dengan lekat. "Jihan pengen punya adek, kasih buat hadiah ulang tahunnya nanti ya?"






🌥🌥🌥🌥🌥







Zia dan Nathan saling mengobrol ketika masuk ke dalam rumah, membicarakan soal rumah baru mereka yang akan dibeli untuk bulan depan nanti. Karena lokasinya cukup jauh dari rumah lama jadi akan sulit mendapat ijin dari orang rumah.

"Papah???" Zia membuka pintu rumah. "Sepi banget, Nath."

"Pada pergi kali," jawab Nathan sambil melepas jaketnya. Mengikuti Zia yang hendak pergi ke kamar.



"MOMMY! DADDY!"


Gadis berkuncir kuda dengan dress pink dan boneka unicorn di tangannya berlari kecil menuruni tangga, mendengar teriakan nyaring tadi membuat sepasang suami istri itu tersenyum kecil.

"Jihan jangan lari-lari sayang," tegur Zia. Mendelik saat putrinya berlari untuk naik ke gendongan sang suami.

"Duh anak papah," Nathan tertawa kecil, membawa sang putri ke dalam gendongan. "Udah pake gaun aja nih, cantik sekaliii."

Little Promise ( AS 3 )Where stories live. Discover now