12🌥

81K 15.3K 19.3K
                                    

capek komen di cerita gue ga sih :( kadang tuh bacaiin beribu" komen gue spontan ngomong, astaga sayang bgt sama alegars... kayak berasa cerita gue dihargaiin bgt













12. Susah ditebak






"Jadi, lo bohong sama Nathan kalo lo selingkuh, padahal..."

"Lo diancem sama bokapnya Nathan kalo lo nggak bisa bikin dia ikut ke luar negeri, perusahaan papah Arion bisa dihancurin?" lanjut Ale.

"Dan selama enam tahun ini lo sembunyiin dari kita," sahut Luna lagi. Lalu menggeleng tak habis fikir. "Sumpah ya..."

"Bangke, berasa dibadutin gue enam tahun," lirih Ale antara frustasi dan gemas. "Ini Ical tau, Luna juga--"

"Gue baru tau anjir." protes Luna.

"Kenapasih kalo lagi ada masalah nih gue taunya paling terakhir, kayak, tau tau putus, tau tau berantem, tau tau baikan," sungut Ale jengkel sendiri.

Jujur Zia bersyukur setidaknya mereka tidak meninggalkannya di saat-saat terpuruk. Semua masih tetap berhubungan baik dengannya dan menghargai adanya Zia. Dia pikir akan ada drama pihak-pihakan.

Zia yang sedang mengaduk milkshakenya menggedikan bahu, tak mau menatap ketiga sahabatnya yang sudah ingin melempar Zia ke rawa-rawa.

"Zi, gue nggak bisa nggak marahin lo sumpah," ucap Ale. "Lo salah banget kali ini."

"Dia gitu demi bokapnya kan," balas Ical membuat Zia mengangguk sedih. "Emang dia mau ada di posisi kayak gitu?"

"Kenapa sih nggak minta bantuan kita?" tanya Ale. "Gue berasa nggak berguna banget anjir jadi sahabat."

"Gue takut kalo Nathan tau duluan terus dia nyerang bokapnya," balas Zia dengan sendu. "Lagian ada bagusnya dia di sana langsung jadi pewaris bokapnya."

"Lebih tepatnya lo diancem terus," sahut Ical.

"Nih gue tebak cuma Ical doang yang lu kasih tau," ucap Ale. "Iya kan?? Jelas."

"Sabar aja gue," Luna mengelus dadanya. Agak kecewa padahal dia sudah berulang kali meminta Zia curhat padanya.

"Zi, Nathan 6 tahun ini pasti kesiksa banget ," ucap Luna. "Nggak bisa bayangin susahnya percaya kalo lo selingkuh, terus dipaksa ke luar negeri, balik-balik ternyata diboongin lagi,"

"Sekarang lo tetep nggak mau balik sama dia." balas Ale lagi. "Remuk dah tu si Nathan."

Ical gantian menatap Zia, tak ingin menambahi menyudutkan cewek itu. "Lo serius udah move on dari dia? Gue nggak percaya loh, Zi."

"Udah kok." balas Zia sambil membuang muka. Nampak sekali sedang berdusta.

"Lo udah tau kan Chara bukan pacar asli Nathan? Dia cuma dibantu Nathan doang, sekarang nunggu apasih??" tanya Luna gemas sendiri.

"Ohiya tuh cewek," gumam Ale. "Padahal kan gue nganggur ya. Malah milihnya modelan Nathan,"

"Inget cewek lo bego," umpat Ical. "Digorok mampus."

"Plis deh kalian ngomong enak banget, jadi gue sini, lo pikir nggak beban asal nerima dia abis nyakitin? Berasa nggak tau diri gue tuh," kesal Zia dengan mata berkaca-kaca.

"Berarti belom move on." balas Ale tepat sekali. Zia langsung terbungkam. "Cinta kalian tuh kayak Romeo and Juliet,"

"Sad ending?" balas Luna sambil menaikan alis.

Ale menggeleng. "Pada demen berkorban."

"Tapi kayaknya alesan lo bukan itu doang," ucap Ical.

"Zi terus terang aja deh ayooo, kita nggak sebego itu kok sampe nggak bisa bantu lo," ucap Luna sambil meraih bahu Zia mencoba meyakinkan.

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang