THE END

133K 15.7K 28.3K
                                    

nulisnya sambil mewek....


BTW HAPPY 3M READERS!!!

. Last Chapter






5 tahun kemudian

17 November 2030






Zia mengusap blazer silvernya, membuka pintu kafe dari kaca itu. Langsung mendengar lagu dari One Direction dengan aroma kopi yang khas di indra penciumannya.

Gadis berambut panjang dengan make up tipis itu tersenyum kecil, memandang sosok tampan yang sedang mengekstrak kopi dengan apron di tubuhnya.





"Nath," panggilnya.

Cowok itu menoleh, menaikan alis sesaat. "Tumben cepet datengnya."

Zia menggedikan bahu. "Kerjaan lagi kosong."

Nathan mengangguk, meminta Zia untuk duduk dulu di meja sementara dia menyiapkan hidangan. Selang beberapa menit cowok itu sudah siap dengan secangkir kopi kesukaan Zia. Melepas apronnya dan meletakkan di meja.

"Nih," kata Nathan sambil duduk. Menatap cewek itu dari atas sampai bawah. "Apa kabar?"

Zia menatap sekitar sesaat, lalu mengangguk dan terkekeh. "Lumayan... baik."

"Papah?"

Zia meraih cangkirnya. "Baik juga," jawabnya sambil menyeduh pelan minuman itu. Tersenyum kecil karena rasanya tak berubah.

Nathan menyenderkan punggungnya di kursi. "Kerjaan gimana?"

"Ada banyak meeting, makanya nggak bisa lama-lama." jawab Zia. "Kafe gimana? Lancar?"

Nathan mengangguk samar. "Makin rame, sekarang jam 10 udah tutup."

"Bagus dong."

Nathan mengangguk singkat. Ia kemudian menunduk. "Bentar, Zi," katanya sambil meraih hp. "Halo?"




Zia mengangguk, menopang dagu dan diam memperhatikkan cowok itu.




"Iya sayang, tunggu bentar. Aku tunggu di dapur kafe aja," ucapnya sambil berdiri. Nathan menoleh sesaat pada Zia.

"Duluan ya, ada urusan." pamit Nathan.

Zia menaikan alis, lalu mengangguk sambil tersenyum tipis. Cewek itu memandang punggung Nathan yang perlahan menghilang.




Lalu menghembuskan napas berat sambil terkekeh.




Zia juga menunduk untuk meraih hpnya yang berdering, menempelkan benda pipih itu di telinga. Kemudian mengulas senyum. "Iya sayang, aku udah dateng dari tadi tau."

"Aku nunggu di sini,"

"Wait." Zia beranjak dari kursi sambil memperhatikkan seluruh ruangan, memeriksa apakah ada orang. "Halo?"

"Jangan lama-lama bisa? Aku nggak kuat nunggunya."

Zia tertawa kecil, lalu menepuk salah satu barista yang lewat. "Jangan ada yang masuk dapur dulu ya," bisiknya membuat barista tadi mengiyakan.

Zia kemudian membuka pintu dapur, melangkah dengan senyuman tipis. Masih menempelkan hpnya di telinga. "Masa nunggu bentaran aja nggak bisa sih?"

Sosok Nathan yang sedang duduk di atas meja menahan senyum. "Udah seharian nggak ketemu. Kangen."

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang