11🌥

73.6K 14.7K 11.1K
                                    



kalo rame, jam 7 publish lagi




11. Deserve better




"Zia!"

"Ziaaaaa!"

"Bukaiin papah mau ngomong!"

Pintu kamar akhirnya terbuka, muncul Zia yang sedang menunduk dengan mata sembap. Papah langsung memejamkan matanya sambil mengusap wajah.

"Bener yang Nathan kasih tau ke papah?" tanyanya.

Zia makin menunduk, bibirnya sudah bergetar hebat karena ingin menangis.

"Zi? Bisa liat papah kalo lagi ngomong??" tanya pria itu. "Gini cara kamu ambil keputusan? Gini cara kamu nyakitin diri sendiri? Gini?"

Zia menggeleng sambil menangis. "Maaf,"

"6 tahun loh Zi kamu sembunyiin hal besar kayak gini," lirih papah. "Jadi selama ini uang yang papah hasilin berkat pengorbanan anak papah sendiri?"

"Enggak gitu papah," Zia meraih tangan papahnya. "Kan papah juga usaha."

"Dia ngancem kamu apa aja?" tanya papah mengubah nada bicaranya menjadi serius. Bagaimana bisa dia tidak tau sang putri menanggung beban besar bertahun-tahun untuk melindunginya.

"Udah, kan udah masa lalu nggak usah dibahas lagi please..."

"Papah ngerasa jahat banget sama kamu," lirih papah dengan nada ingin menangis. "Nathan juga jadi korban karena masalah papah—"

"Enggak papa kenapa sih orang bukan salah papah!" Zia menangis kejar, memeluk sang papah dengan erat. "Yang udah ya udahhh,"

"Kamu sampe ngarang cerita biar Nathan ikut ayahnya, astaga Ziaaa," Arion mengusap wajahnya frustasi. "Kamu tuh kenapa nekat sih??"

"Zia takut..."

"Papah bukan anak remaja yang nggak bisa ngatur keuangan, kalopun bangkrut pasti ada jalan lain. Kenapa kamu malah berkorban kayak gini??"

Zia menggeleng. "Aku nggak mikir sampe sana."

"Maaf banget maaf..." Arion menghembuskan napas berat, tak mau menyudutkan putrinya lagi. "Terus respon Nathan gimana?"

Zia makin emosional mendengar nama itu. "Dia marah banget,"

"Astaga," Arion menunduk, masih dibuat bingung. "Sialan emang Bima, pantes nggak pernah maksa gue lagi ternyata ngancem anak gue sendiri."

"Pah, Zia mau sendiri dulu," ucap wanita itu karena perasaannya masih tidak tenang sejak kemarin sore.

"Tapi papah belum—"

"Please..." Zia menatap papahnya dengan mata berkaca-kaca. Arion jadi tidak punya kuasa untuk melarang dan memilih mengiyakan saja. Pasti ini berat untuk putrinya.

Tinggal dia urus saja masalahnya dengan satu pria jahat itu.



🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥


Chara : aku tunggu di lantai dua zi



Zia memasukan hpnya di tas, kemudian memesan minum dan naik ke lantai dua kafe yang ia kunjungi. Menghampiri sosok berbaju putih yang baru saja melambaikan tangannya.

"Hai," sapa Zia sambil duduk. "Sorry nunggu lama."

Chara tersenyum. "It's okay, gue yang minta lo dateng." katanya. "Btw udah pesen? Perlu gue panggilin—"

"Udah kok udah tadi di bawah," balas Zia. Ia kemudian menegakkan badannya sambil menatap sekitar, melirik lagi Chara. Jujur merasa canggung.

"Kayaknya udah tau ya soal gue sama Nathan?" tanya Chara meletakkan kedua tangannya di atas meja.

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang