14🌥

101K 15.4K 20.8K
                                    



14. Deep talk







"Kak, kita disuruh tidur sini sama Om Arion."

Zia menganga tak habis fikir, menoleh pada sekitarnya yang sudah diisi dua orang. Sekarang ditambah dua bocah masuk. "Tapi ini..."

"Boleh kan??? Ayo cepet naik!"

Zia terlonjak kaget saat mereka berdua naik ke kasur, langsung menguasai tempat membuat Zia memutuskan untuk turun dari kasur. Frustasi sendiri karena tidak punya kesempatan menolak. Tidur di lantai pun tidak bisa karena diisi koper-koper mereka.

"Anjir lah," Cewek itu mengusap wajahnya yang keruh.

Ia memutuskan untuk keluar dari kamar, membuka kamar sang papah tapi sudah penuh dengan Bintang, Bulan dan satu bocah lagi. Akhirnya Zia naik ke atas lagi.

"Yang punya kamar gue yang sengsara gue," keluhnya. "Lagian hotel banyak sempet-sempetnya ngrusuhin kamar orang!"

Kebetulan pintu kamar satunya terbuka, muncul Nathan sedang membawa gelas kosong membuat Zia tersentak kaget. Refleks memundurkan langkahnya.

"Kenapa berdiri di situ?"

"Hah?" Zia mengerjap sesaat. "Itu... gue abis dari kamar mandi." jawabnya asal. Kemudian hendak melangkah pergi.

Namun Nathan menahan lengannya membuat Zia menoleh kaget. Cowok itu menatapnya tanpa ekspresi. "Lo nggak dapet tempat kan?"

Zia menelan salivanya sesaat. "Tau dari mana? Orang banyak yang masih kosong kok," alibinya sambil menarik tangannya.

"Papah bilang tamunya banyak,"

Zia memutar bola matanya. "Terus?"

"Kamar di sini cuma 3."

"Terus????"







"Lo tidur kamar gue aja."




Zia langsung tercengang dalam diam.





🌥🌥🌥🌥🌥🌥






Zia menelan salivanya susah payah, memandangi kamar bernunsa abu-abu ini. Ia peluk erat selimutnya, masih duduk menyender di papan kasur. Meski suhu kamarnya sangat dingin, cewek itu tetap merasa gerah dan gugup.



DIA TIDUR DI KAMAR NATHAN. BERDUA SAMA COWOK ITU.


Klek


Zia mendongak dengan dada berdesir, menatap Nathan yang masuk dengan gelas berisi air. Cowok itu berjalan ke nakas dan meletakkan gelasnya di sana. Melirik Zia membuat cewek itu segera memalingkan wajahnya.

Nathan masih terdiam entah apa yang dipikirkan cowok itu, sampai tiba-tiba tubuhnya maju mendekat membuat Zia membelalak dan meremas bantalnya.

"Gue tidur di bawah," ucap cowok itu sambil meraih satu bantal.

Zia sontak menahan napas, bisa-bisanya mikir yang enggak-enggak. "Oh... nggak papa?"

Nathan menaikan alis. "Kalo nggak dibawah mau di mana lagi?" tanyanya.

"Hah?" Zia melongo polos.

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang