64🌥

45K 9.7K 6.4K
                                    

sorry ya, agak aku persingkat alurnya karena ngejar target chapter

64. Pain







"Yang bayar lo tadi siapa?" tanya Zia memastikan.

Yasa yang sedang mengobati lukanya di dalam mobil menoleh. "Ada tadi dua orang badannya gede, karena gue dikasih banyak duit anggep itu harga ditonjok cowok lo."

Zia menghembuskan napas berat. "Sorry, makasih juga."

"Btw mau foto lagi nggak buat bukti," Yasa menaik turunkan alisnya sambil tersenyum. "Yang lebih romantis lah jadi dia percaya."

"Udah lah," Zia memutar bola matanya. "Gue udah enek sandiwara nggak mutu kayak gini."

"Enek tapi lo lakuiin," Yasa tertawa heran. "Idup lo becandaan apa gimana sih?"

Zia terdiam sambil memandang jalanan. "Kayaknya iya,"

"Heran gue tuh, kenapa lo rela sewa gue cuma buat keliatan murahan di depan cowok lo. Orang mah dimana-mana selingkuh takut ngaku ya," kata Yasa heran. "Ini sampe bayar mahal-mahal loh anjir."

Zia berdecak. "Ini juga bukan mau gue."

"Sandiwara kayak gini ada ya di dunia nyata?" tanya Yasa sambil meringis heran. "Kiraiin di film film doang. Karena apa sih emang??"

Zia mendengus. "Lo cuman sewaan, jangan kepo." katanya merasa tak perlu membeberkan semua urusannya.

Yasa mendengus. "Cowok lu mantep juga anjir tonjokannya, tapi dia kayaknya demen bener sama lo."

Zia makin merasa bersalah saja. "Dia nggak salah apa-apa padahal..." lirihnya sendu. "Gini amat sih dunia bisnis."

Yasa jadi menatap Zia prihatin. "Gue nggak tau sih ya masalah kalian apa, tapi lo termasuk jahat sih bikin skenario perselingkuhan kayak gini. Gue juga nggak bakal ngiyaiin kalo nggak butuh duit banget,"

"Gue juga kaget kenapa berani sejauh ini," gumam Zia dengan pandangan kosong

"Temen lo banyak dah perasaan, minta tolong kek atau apa. Lo nggak sendiri nanggung masalah besar,"

Zia menggeleng. "Gue diancem..."

"Diancemnya sama orang berduit sih ya, repot."

Zia mengangguk paham. "Duit sepenting itu ya buat manusia?"

"Nggak ada duit nggak bisa hidup neng," ucap Yasa sambil terkekeh. "Dah lah gue anter balik ayo, biar dramanya makin rame."




🌥🌥🌥🌥🌥🌥




"Nathan."

"Bisa nggak sih lo pergi dari idup gue??" tanya Nathan jengah sendiri. Sampai dia ke minimarket saja diikuti oleh mereka.

"Ikut ke mobil, bapak mau ngomong." ucap salah satu pengawal.

"Nggak sudi," balas Nathan sambil menenteng minumannya. Tapi dia ditarik secara paksa hingga masuk mobil membuatnya mengumpat kasar.

"Gue mau keluar anjing!!" teriak Nathan berusaha mendorong dua pengawal di kedua sisinya.

Bima di kursi belakang menatap Nathan dari spion. "Papah masih nggak nyerah bawa kamu, Nath."

"GUE NGGAK SUDI!"

"Kamu mau terus-terusan nyusain keluarga Arion? Dia nanggung banyak orang di rumahnya. Papah bawa kamu buat punya hidup lebih baik, Nath."

"Nggak."

"Papah tau kamu nggak sudi liat papah, di sana kamu bisa tinggal sendiri. Nggak usah ngomong sama papah terserah, papah kuliahin kamu dan jadi penerus di kantor papah—"

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang