3 (2) 🌥

61.1K 12.4K 9.9K
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




3. Tidak sesimpel yang orang mau








"Bulan Bintang ayo buruan!" teriak Zia pagi itu sambil berjalan cepat menenteng tas kerja. Menggigit kunci mobil sambil mengikat rambutnya.

Bintang yang sedang memakai jam tangan melirik. "Kak, lo bisa nggak rapi dikit?" tanyanya tak habis fikir.

Zia melirik. "Bulan mana buru deh gue udah telat!" serunya.

"Bintang ikat pinggang gue lo pakek ya??!"

"Enggak!"

"Bulan cepet deh astaga!!"

"Makan dulu makan," Arion datang dan menyuapkan sepotong roti untuk Zia. "Pulang mampir kafe dulu ya."

Hampir setiap pagi ini adalah rutinitas yang Arion dapati di rumah. Karena dia tidak bisa mengantar Bulan dan Bintang ke sekolah, jadi Zia yang bertanggung jawab karena searah dengan kantornya.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil, Arion memeriksa dulu sudah berangkat atau belum baru ia kembali ke dalam. Sementara itu Zia masih sibuk menelfon Mba Tika membuat Bintang di sampingnya mendengus.

"Gue aja yang bawa mobil."

"Nggak!" Zia mendelik. "Iya iya Mba Tika, cuma kertas hvs aja kan ya?? Beli berapa box? Hah? Tiga??? Terus sama apa lagi?"

Bulan menggeleng heran. "Kak Zia udah telat ini, call nya nanti ajaa lahhh."

"Iya iya bentar, Mba Tika udahan dulu ya! Siap tar dibeli bye!!" Zia meletakkan hpnya, menarik napas dalam dan menghembuskannya dengan panjang. Menatap kedua adiknya sambil cengengesan. "Sorry."

Bintang memutar bola matanya. "Gue bisa bawa mobil."

"Nggak ada, baru lima belas tahun udah belagu bener. Kakak jalan nih ya."

Mobil Zia melaju dengan kecepatan rata-rata. Usai mengantar kedua adiknya di sekolah dia harus memutar balik ke mall untuk membeli pesanan Mba Tika yang cukup banyak tadi. Zia menutup pintu mobilnya, keluar sambil merogoh saku jasnya untuk mencari kartu debitnya.

Masuk ke dalam ia mengambil semua keperluan yang dibutuhkan, sekalian stok ulang perlengkapan rumah yang habis. Beranjak dewasa semua memang harus ditanggung sendiri.

"Kak, ini kartunya nggak bisa."

Zia mengerjap, memajukan wajahnya untuk melihat layar komputer. "Nggak bisa gimana ya? Coba ulang lagi."

"Udah ini, saya jadi gesek beberapa kali. Coba cek di mutasinya,"

Zia menunduk untuk membuka hpnya, memeriksa mutasi di dalamnya. "Belum ada transaksi, Mba."

"Nah berarti kartunya nggak bisa Kak, mau pake uang cash aja?"

Zia menggigit bibirnya panik, menoleh malu pada banyak orang yang ngantri. "Bentar saya coba call temen dulu," katanya sambil cengengesan. Membuat Mba Mba kasir yang udah jutek makin judes.

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang