65🌥

76.9K 12.2K 12.8K
                                    

Arion masuk ke dalam kamar, kebetulan tidak dikunci jadi dia bisa bertemu langsung dengan putrinya yang sedang menutup seluruh tubuh dengan selimut.

"Zia?"

"Jangan temuiin Zia please," rengek Zia. "Papah bakal kecewa."

"Nggak, papah denger semua omongan kamu. Papah percaya apapun yang kamu omongin,"

Zia membuka selimutnya. "Termasuk selingkuh?" tanyanya membuat Arion terdiam.

Arion menghela napas berat, duduk dan menarik Zia agar duduk. "Ada masalah apa hm? Kenapa ngelakuin ini? Nathan belum pulang dari tadi."

Zia menggeleng lirih. "Zia khilaf, nggak tau bakal sejauh ini, nggak tau bakal bikin Nathan kecewa."

"Coba kamu—"

"Pah jangan bahas soal ini bisa? Zia udah terlalu malu," mohonnnya. "Sekarang Zia takut temen-temen pada kecewa terus ngejauhin Zia."

"Mereka di bawah dari sore nungguin kamu," katanya membuat Zia tertegun. "Sama itu yang satu yang bawel banget pengen nikah sama papah."

Zia jadi mendengus geli. "Jangan nikah sama Luna, Zia nggak restuiin." katanya membuat Arion memutar bola matanya.

"Pah, maaf kalo ngecewaiin papah."

Entah apa yang sekarang dipikirkan anak kelas padanya karena dia menghindari mereka. Semua orang tau dia selingkuh dari Nathan, dan akan selalu berfikiran seperti itu.

Zia benar-benar tidak suk melakukan pengorbanan yang menyakiti dirinya sendiri, yang menyusahkan dirinya. Tapi dia tidak ingin papah makin sengsara.


Secara kasar, Zia mengorbankan Nathan demi keselamatan papahnya. Lihat betapa egoisnya Zia.


"Papah nggak tau apa yang ada di isi hati kamu, tapi perselingkuhan itu salah dan di sini anak papah bukan kamu aja tapi Nathan juga. Jadi yang salah papah kasih tau,"

Zia mengangguk paham. "Iya."

"Papah nggak mau hubungan kalian jadi renggang karena masalah ini, wajar kalo Nathah sampe semarah itu."

Arion menunduk saat mendapat sebuah notifikasi membuat Zia ikut melirik hp sang papah.




Bima : nathan udah mau ikut gue

Bima : anak buah besok dateng buat ngambil barangnya





🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥






Zia masuk ke dalam kafe, membuka masker wajahnya dan duduk di depan Bima yang sedang menyeduh kopi. Dia benar-benar muak melakukan pertemuan dengan mereka.

"Saya udah turutin semuanya," ucap Zia malas berbasa-basi. "Jangan pernah ganggu bisnis papah lagi."

Bima tersenyum sambil mengangguk. "Investor papah kamu udah balik, saya juga buat penundaan penagihan utang papahmu. Itu udah jadi bukti kalo saya bisa ngancem dan bisa berbuat baik ke papah kamu."

"Om pake saya buat alat." tegas Zia memperjelas jika tak ada perbuatan baik darinya untuk papah.

"Saya makasih karena kamu Nathan mau ikut ke luar negeri," ucap Bima sambil meletakkan gelasnya. "Saya juga minta maaf harus pake cara kotor."

"Bullshit om minta maaf ke saya, puas kan udah memperalat saya kayak gini?" tukas Zia dengan bibir bergetar. "Saya harus kehilangan orang yang saya sayang."

"Itu yang saya rasaiin—"

"Bukan, om yang sengaja ngehilang dari Nathan." bantah Zia.

"Saya harap kamu tidak merusak rencana saya karena kita udah sejauh ini. Saya bukan nggak merestui kalian, tapi saya butuh Nathan buat perusahaan."

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang