34

558 35 14
                                    

    Suara teriakan menggema saat kedua motor besar beradu siap balapan, dalam hitungan detik pertandingan pun di mulai, motor yang saling bersaing, tak ada yang ingin mengalah,mereka bersaing secara sportif,sampai akhirnya sorakan pun semakin keras saat melihat Alaska lah sang pemenangnya.

   Baru kali ini sejarah ada yang bisa mengalahkan naidem ketuanya pula, anak andrakta bersorak bangga, saat mebgetahui Alaska pemenangnya membuat anggota andrakta berhamburan menghampiri Alaska dan mengangkat tubuhnya.

   Semua orang terdiam saat Alaska mengangkat salah satu tangannya menyuruh mereka semuanya diam, dengan suara lantang dan besarnya Alaska menatap argan dengan datar tanpa ekspresi.

" Gue menang, sesuai perjanjian yang lo buat, semeter aja lo deketin metta, mati lo di tangan gue, DENGAR KALIAN SEMUA, GUE MENANG, DAN METTA ADALAH MILIK GUE DULU, SEKARANG DAN SETERUSNYA "

     Setelah mengatakan itu, Alaska dan para anggota andrakta lain nya pergi meninggalkan tempat balapan, tetapi langkah mereka terhenti saat melihat metta berdiri bersender di pohon dengan kedua tangan terlipat didepan dada agak jauh dari mereka, tubuh mereka semua tegang begitupun alaska.

   Metta bahkan tak menatap mereka sama sekali, pandangan cewek imut nan manis itu lurus kedepan, dengan air mata yang sesekali kekuar dari sana.

   Tak ada yang berbicara, bahkan bergerakpun sulit bagi mereka, bagaimana bisa a metta berada di sini, padahal penjagaan telah di perketat, mereka sempat menahan nafas saat metta berjalan ke arah mereka, tanpa kata metta menampqr Alaska sekencang yang ia bisa.

   Nafas metta naik turun menahan emosi, ia tak menyangka bahwa selama ini ia di permainkan dengan cowok kurang ajar yang soalnya sangat ia cintai ini.

"Seharusnya dari dulu gue tau, cowok berhati dingin kayak lo gak akan pernah mencintai seseorang dengan tulus, jadi selama ini lo jadiin gue taruhan? Otak lo dimana? " Tanya metta sinis menatap Alaska yang terdiam tanpa suara

"Gila fikiran lo" Tanpa memperdulikan sekitar, metta berbalik dan pergi begitu saja.

     Alaska benci melihat air mata itu jatuh dari mata indah metta, apalagi penyebabnya adalah dirinya, saat metta perlahan menjauh, Alaska baru tersadar dari lamunan nya.

    Tidak, ia tidak akan membiarkan metta oergi meninggalkan nya begitu saja, tanpa perduli apa pun Alaska berlari mengejar metta yang berjalan Menjauhinya, Alaska memeluk metta dari belakang, mereka berdua terdiam seseat, saat metta ingin melepaskan tangan Alaska yang memeluknya dari belakang, semakin erat pula Alaska memeluknya.

"Maaf, maafin aku ta, maaf, maaf" Hanya kata itu yang bisa Alaska ucap, lidahnya seolah kelu untuk berkata lebih panjang lagi.

   Karena fikiran dan hatinya hanya satu, tak mau metta menjauh bahkan meninggalkannya, ia tak akan sanggup dan tak akan pernah sanggup.

"Lepas" Ucap lirih metta yang berusaha menahan isakanya sendiri.

"Gak, aku gak mau" Lirih Alaska semakin mempererat pelukanya, seakan bila ia lepaskan sedikit meta akan pergi jauh meninggalkanya.

"Gak mau ngelepasin? Baik" Metta mengkode seseorang untuk keluar dari mobil yang ia kendarai untuk ke sini.
 
   Tanpa fikir panjang pria bertubuh kekar yang tak jauh beda dari Alaska itu melepas paksa tangan Alaska yang berada di perut metta, Alaska yang ingin memberontak tak bisa kerena setelah itu metta menendang perutnya keras sampai ia terduduk karena tak siap.

"Berhenti deketin gue, karena mulai malam ini kita gak ada hubungan apa-apa lagi, hiks,, " Runtuh juga pertahanannya kali ini, ini sangat sakit.

   Sakit sekali, dimana saat kamu telah mencintai seseorang sepenuh hati, tetapi orang yang kamu cintai hanyalah menjadikan dirimu sebagai taruhan, itu sangat menyakitkan, sungguh.

"Bodoh ya gue, bisa-bisa nya gue terperangkap di permainan lo, bahkan sepupu gue sendiri lebih mendukung lo ketimbang gue, hiks,, hiks,, hiks,, kalo elo mau maaf dari gue, jauhi gue, hiks,,, anggap aja kita gak akan pernah kenal sebelumnya,, hiks, dan biarin gue hidup tenang,,hiks,, dengan begitu gue bisa maafin lo,, jangan ngejar-ngejar gue lagi,,, hiks, dengan lo lakuin itu,, bukanya gue maafin lo, gue akan semakin membenci lo, hiks,, bukanya gue tenang malahan nanti gue sengsara,, hiks,, hiks,, jadi gue mohon jangan pernah ganggu gue lagi"

   Setelah mengatakan itu metta pergi dari sana, sebelum itu ia sempat melihat Reyhan yang terdiam kaku menatap dirinya dengan kesedihan dan penyesalan mendalam, pria yang memisahkan Alaska darinya tanpa menunggu perintah dari metta pergi menuju bandara, di sana sudah ada jed pribadi milik keluarga MR. Malik, milik ayahnya berada di sana.

    Sebisa mungkin metta menahan tangisannya dengan menundukkan kepala, tetapi tak bisa, semakin ia menyembunyikannya semakin sakit di dada, metta tak tahan, tanpa memperdulikan bodyguard nya yang menyetir, metta menangis sesenggukan.

   Berulang kali ia menepuk keras dadanya karena sakit yang amat sangat, ia hancur, ia sakit, dan ia bodoh, tak kan ada orang yang bisa mencintai diri kita setulus hati, tak kan ada, terkecuali diri kita sendiri dan keluarga kita sendiri.

   Dilain sisi Alaska seperti orang kesetanan, iaa tahu semua ini ulah argan, tanpa berfikir panjang Alaska memukuli argan membabi buta, bahkan saat ada orang yang ingin memisahkannya, Alaska langsung menonjok mereka semua, mereka semua kualahan, Alaska bahkan tak perduli satu argan telah taknsadarkan diri dan banyak darah yang penuh duwajah dan bagian tubuh lainnya.

   Setelah puas, Alaska menjalankan motornya di atas rata-rata, hatinya seakan teriris ketika Sekelebat air mata bahkan kata-kata metta terngiang di kuping nya, ia tak rela dan tak akan rela melepaskan metta, dengan kecepatan penuh Alaska berusaha menuju bandara, bahkan ia tak memperdulikan sekitar, karna baginya metta segalanya, dan ia tak mau kehilangannya, Alaska takkan bisa.

🄸🄽🅃🄾🄲🄰🄱🄻🄴(sudah Terbit) Where stories live. Discover now