24

673 39 0
                                    

   Alaska terkekeh mendengar gumaman metta dengan mata melotot lucu, tanpa menghiraukan kekasih nya, Alaska kembali mengecup bibir metta sedikit lama, hanya menempel tidak lebih dari itu, karena Alaska akan melakukan ciuman sesungguhnya ketika metta siap menerima ciuman nya.

"Kamu tahu ska? Ini ciuman pertamaku" Gumam metta tak memperdulikan bibirnya masih menempel di bibir Alaska.

"Itu juga ciuman pertama ku" Jawab Alaska beralih mencium kedua mata metta.

"Tapi aku gak siap" Metta menyembunyikan wajahnya di leher Alaska malu.

"Kalo gitu, biar ku kembalikan ciuman pertama kita" Kedua alis metta mengernyit bingung, bagaimana caranya, fikir metta.

   Belum sempat metta bertanya, dengan cepat Alaska mencium kembali bibirnya, tetapi ciuman ini berbeda dari yang pertama, kalo yang pertama hanya menempel, ciuman ini Alaska sengaja mengeluarkan Lidahnya, dan menjilat bibir metta yang masih tertutup rapat, seketika rona merah menjalar dari pipi menuju ke kuping metta, dia sangat malu.

   Tak mau berlama-lama menahan malu, metta mengubah tubuhnya yang awalnya tengkurap diatas Alaska menjadi duduk di atas tubuh Alaska yang masih tiduran menatap dirinya, tanpa aba-aba metta memukul lengan Alaska kencang, sampai-sampai Alaska di buat meringis karena nya.

''Itu sama saja kamu cari keuntungan buat cium aku lagi" Marah metta menatap Alaska tajam, tetapi yang di tatap hanya biasa saja, malahan Alaska tersenyum cerah, seakan bibir metta adalah vitamin candu yang harus dan wajib ia teguk setiap saat.

  Metta yang ingin memaki Alaska terhenti ketika handphone nya yang ada di nakas berbunyi nyaring, dengan cepat metta merampas handphone nya ketika Alaska ingin mengambil nya, bukanya bagaimana, tetapi metta mengantisipasi kalau saja orang yang menelefon nya adalah suruhannya, dan lihat lah.

   Tertera nama suruhan metta di sana, tak mau membuang waktu, metta menjauh dari Alaska, saat ia ingin berjalan menuju balkon, metta sempat meminta Alaska menunggunya di kamar, sesampai nya di balkon, metta sengaja tak menutup pintu balkon, karena ia tak mau Alaska curiga kepadanya.

"Langsung katakan" Ucap metta dengan suara rendah dan to the point ke Sang penelefon.

",,,,,,,,, "

"Selama ini hanya itu informasi yang kau dapatkan? " Metta duduk di kursi balkon kamar dengan mata tajam, setajam elang, bahkan baru kali ini metta menampakkan tatapan itu saat berada di Indonesia.

"Tuan Alexander tidak mengizinkan saya mrnelisik lebih lanjut"

"Sialan Daddy" Geram metta rendah sembari mengekalkan tangan dengan erat, metta tahu, Daddy nya melakukan ini agar metta kembali ke Spanyol.

"Satu minggu, dalam satu minggu tak ada perkembangan sama sekali, mati saja kau"

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin Nona, terima kasih telah memberikan kesempatan kepada saya satu kali lagi"

"Dan saya butuh anak anda"

"Mohon maaf Nona, tetapi untuk apa melibatkan anak saya kedalam rencana ini? "

" Apa anda tidak mengetahui kalau anak anda Ratu buli di sekolah saya? Bahkan anak anda sempat membuli saya"

"Maafkan anak saya Nona, saya mohon, saya akan menasihati nya agar tK mengulangi nya lagi, saya mohon Maafkan anak saya" Metta tersenyum sinis menganggapinya.

"Baiklah, tetapi saya ingin anak anda terlibat dalam permainan ini, berapa bulan lagi dia ke negeri ini? "

"Perkiraan saya, 2bulan 3minggu, tetapi bisa lebih cepat dari itu"

"Kau mendapatkan informasi dari rencana yang dia buat? "

"Saya mendapatkannya, saya akan kirim lewat e-mail"

  Metta berdiri dari duduk ketika mendengar suara langkah kaki mendekati dirinya, mata yang awalnya tajam ia rubah selembut mungkin agar Alaska tak curiga, metta tersenyum ketika Alaska memeluknya dari belakang, pelukan itu sangatlah kuat, seakan Alaska baru saja menemukan belahan jiwanya setelah puluhan tahun.

   Wajah Alaska bersembunyi di lekukan leher jenjang metta tanpa penghalang karena metta sebelum menuju balkon ia sempat mencepol rambutnya ke atas, seakan metta sengaja menantang Alaska dengan leher putih jenjang nya itu.

"Mommy baik-baik saja bukan? " Metta menoleh, mencium pipi kanan Alaska sebentar sebelum kembali menghadap luar balkon, metta sengaja mengalihkan pembicaraan agar Alaska tak curiga.

"Nyonya baik-baik saja Nona"

"Oh, Yasuda, ku tutup telefon nya, dan jangan lupa" Sebelum orang yang ada di seberang menjawab, dengan cepat metta memutuskan sambungan telefon nya.

"Dari siapa? " Tanya Alaska yang masih menaruh wajahnya di leher metta, menghirup aroma mawar liar yang memabukkan baginya.

  Metta membalikkan badan nya ke arah Alaska, kedua Tangannya memeluk leher Alaska lembut, Alaska menarik metta kedalam pelukan hangatnya, tanpa menyisakan jarak sama sekali, wajah Alaska kembali berada di leher metta, menghirup serakus-rakusnya.

"Tadi salah satu suruhan Daddy telefon"

"Buat? "

"Ngasih tau informasi"

"Informasi apa? "

"Informasi aku Alaska, dan juga, liburan kelulusan nanti aku balik ke Spanyol, mommy Kangen aku katanya" Metta mengernyit kan alisny bingung saat mendengar Alaska bernafas lega.

"Kenapa? " Tanya metta curiga, dengan sedikit kesulitan metta melepas wajah Alaska yang ada di leher nya, ia tatap Alaska curiga.

"Enggak apa-apa sayang, beneran deh"

    Metta hanya mengangguk seolah-olah ia mengerti, padahal di dalam hatinya ia curiga terjadi apa-apa di belakang metta, atau mungkin Alaska menyembunyikan sesuatu kepadanya.


.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 

🄸🄽🅃🄾🄲🄰🄱🄻🄴(sudah Terbit) Where stories live. Discover now