2

1.9K 86 0
                                    

"Ta" Merasa dirinya di panggil, kepala metta menoleh ke arah pintu kelas.

  Berdirilah seorang cowok tampan berperawakan tinggi dengan senyum manis kearah metta, yang ditatap masih diam dengan wajah datarnya, menatap cowok tersebut yang sedang berjalan ke arah dirinya dan kenya berada.

  "Eh, reyhan" Sapa kenya dengan senyum temanis mungkin, jarang sekali cowok tampan yang ada di sekolahan mampir kedalam kelasnya.

"Gue pinjem metta nya dulu" Tanpa ada persetujuan dari metta maupun kenya, reyhan langsung saja menggandeng tangan metta keluar kelas.

Wajah kenya melongo di buatnya, ini reyhan lho, salah satu inti dari Andrakta geng motor yang paling di takuti di jakarta, bahkan reyhan tak pernah sedikitpun menyentuh cewek, dan kini, ia melihat secara langsung seorang reyhan menggandeng tangan cewek, dengan lembut pula, bukan hanya kenya yang di buat melongo tak percaya. Tetapi, seluruh murit yang ada di Koridor menatap ke arah mereka, bahkan ada yang terang terangan ngefoto tingkah mereka.

  Ada yang iri bahkan ada yang mencela metta, satu tepisan kasar diberikan metta kepada reyhan, mereka sekarang berada di depan gudang, yang mana disana bersih tak ada orang.

"Ngapain? " Ujar metta dingin. Bukanya takut, reyhan malah tersenyum hangat kearah metta.

"Ciee,, yang marah" Goda reyhan sambil menoel pipi chubby metta, merasa jengah, kembali metta menepis tangan reyhan yang ada di pipinya.

"Marah beneran ini? " Hening, metta tak menjawab, ia masih setia menatap reyhan dengan tatapan dingin, yang mana dengan tatapan itu mampu membuat orang lain menciut seketika.

"Yaudah deh aku minta maaf, aku tadi pagi lupa jemput kamu, soalnya tadi ada masalah sama temen-temen aku di markas, jadi aku buru-buru, maaf ya? " Ucap lembut reyhan sambil mengelus rambut surai metta.

" Kalo gitu gak usah janji kemaren buat jemput, kan kesel jadinya"

"Aku lupa ta, maaf ya??" Reyhan sangat tahu cara meredakan emosi metta, terbukti ketika reyhan membelai rambut pirang bergelombang metta, cewek tersebut berubah menatap dirinya lembut.

Bagi reyhan, ametta adalah anak kecil yang yang harus ia jaga, karena hanya dirinya lah yang bisa ametta jadikan sandaran, metta tak pernah percaya akan sahabat ataupun kerabat, tak ada yang bisa ametta percaya, semua seakan bekerja sama untuk menghianati dirinya.

"Sekarang apa rencana kamu? '' ametta mendongak, menatap reyhan dengan tatapan sulit untuk di artikan.

" Mengeluarkan dia dari sekolahan, menarik dia kesini, dan bermain main bersama dirinya, biarkan dia salah faham dengan semuanya, menganggap diriku orang lain dan pembalasan akan berjalan" Tak ada lagi suara lembut saat ametta mengatakan itu, melainkan penuh akan kebencian.

"Apapun aku akan dukung kamu, maaf karna gak bisa ada waktu kamu butuh aku" Lirih reyhan syarat akan penyesalan.

"It's okay, seharusnya waktu itu aku nolongin dia, tapi aku telat, dia udah nggak ada di dunia ini reyhan, gak ada" Satu tetes air mata jatuh begitu saja, membuat hati Reyhan memanas melihatnya, ia tak suka melihat metta menangis di depannya.

   Tanpa menunggu lama, Reyhan menarik metta kedalam pelukan nya, menepuk-nepuk punggung metta pelan, dengan menggumamkan kata 'kamu gak salah' berulang kali.

Maaf kalo sedikit buatnya

Jangan lupa follow instagram aku

🄸🄽🅃🄾🄲🄰🄱🄻🄴(sudah Terbit) Where stories live. Discover now