NOTE 41

10.9K 1.9K 604
                                    

HAI-HAI!

Sudah siap dengan lanjutan damage Mas-Mas Pascal? 😙

Komen gemoy sama bintanya biar makin seru yaaw 😉

Putar lagunya juga biar makin uwu

Happy 500k Seluas Samudra
sekali lagii 🥳🥳
Terima kasih untuk dukungan kalian semua Pasukan Gemoy!! 🙏

Selamat Membaca!
Enjoy!

NOTE 41

Suara tembakan pistol yang terdengar nyaring memekakkan telinga itu membuat suasana hening untuk beberapa saat.

Daniel menembakkan asal peluru tersebut ke penjuru ruangan ketika Atlana melihat Artik yang berlutut dan Daniel yang menodongkan pistolnya.

Gadis itu berteriak memanggil Artik dan berlari kearah cowok itu membuat Daniel yang menyadari kehadiran gadis itu seketika langsung menembakkan pistolnya untuk memberi peringatan agar gadis itu tidak mendekat.

Daniel tertawa jahat melihat wajah pias Atlana. Kini, dua target utamanya sudah berada di tempat yang sama untuk ia habisi malam ini.

"Nggak nyangka ternyata semudah ini buat hancurin lo berdua. Tau gitu udah gue lakuin dari lama tanpa dengerin omongan si bangsat Damar," ujar Daniel terkekeh sinis.

Artik diam tapi bukan berarti cowok itu tidak melakukan apa pun. Otak cerdasnya sudah bekerja sedari tadi hanya tinggal menunggu waktu kapan permainan sebenarnya dimulai. Cowok itu sengaja berlutut mengikuti kemauan Daniel karena ia tahu pasti Atlana akan datang.

"Jadi, siapa dulu yang mau setor nyawa? Satu-satu atau langsung?" lanjut Daniel menyeringai dengan tawa jahatnya yang terdengar mengisi ruangan.

Atlana, gadis berani itu berjalan pelan dengan senyum miringnya. Tanpa beban Atlana melempar busurnya ke sembarang arah membuat Daniel sempat mengerutkan keningnya.

"Bukannya lo yang harus takut?" ujar Atlana yang setelahnya gadis itu melempar cakram milik Dema kepada Artik yang dengan sigap ditangkap oleh cowok itu yang langsung bangkit berdiri.

Seketika wajah Daniel berubah merah dan terlihat sangat emosi mengetahui ternyata ia dipermainkan.

Cowok itu kembali membuka bagian peluru di pistolnya dan siap ditodongkan bersamaan dengan Artik yang melempar salah satu cakramnya kearah Daniel membuat pistol tersebut terpental cukup jauh.

Artik maju selangkah dengan memperhatikan cakram yang memiliki ukiran bertuliskan 'javier' tersebut sebelum kembali mengarahkan pandang kepada Daniel yang berjalan mundur.

"Jadi, kurang darah lo doang, nih, yang belum kegores?" Artik berujar dengan menganggukkan kepalanya. "Gue yakin, sih, Dema nggak keberatan kalau gue wakilin,"lanjut Artik kemudian dengan kedua mata elangnya semakin terlihat nyalang.

"Gue nggak bakal ka- akh!" Daniel merintih memegang lengannya yang berdarah akibat terkena lemparan cakram.

"Aw!" Atlana ikut meringis.

Artik dengan langkah lebarnya mendekati Daniel dan satu detik setelahnya tendangan keras cowok itu membuat tubuh Daniel tersungkur di lantai. Artik langsung memberi pukulan dan tendangan bertubi-tubi pada tubuh Daniel yang mulai mengeluarkan darah.

Sedangkan Atlana, gadis itu dengan cepat berjalan menuju sebuah pintu besi yang gadis itu yakini ada dua sahabatnya disana. Namun, ketika sedikit lagi Atlana sampai pada pintu tersebut sebuah lemparan balok kayu mengenai punggungnya cukup keras membuat gadis itu terjatuh.

SADAVIRWhere stories live. Discover now