NOTE 21

19.6K 2.9K 511
                                    

Hai-hai!
Putar lagunya biar makin uwuu
Komen gemoy sama bintangnya juga yaa biar makin seruu 😉

Selamat Membaca!
Enjoy!

NOTE 21

Jam kosong adalah hal yang paling disukai semua murid setelah pulang awal. Kelas 11 IPS 4 terlihat sangat ramai karena kedatangan Inti Pascal yang diawali oleh Baim yang tiba-tiba datang untuk memberikan spidol kelas yang akhirnya disusul oleh Artik, Kawa, El, dan Ganta.

Sedangkan sekarang, Baim sudah bersama Syasya di dekat jendela kelas untuk membuat video di aplikasi yang sangat terkenal saat ini. Katanya kalau pakai seragam sekolah kemudian membuatnya di kelas atau halaman sekolah lainnya dengan hastag fyp bisa langsung mendapat banyak viewers nantinya.

Syasya yang bisa dibilang merupakan Ratu sosial media itu sudah sering videonya masuk ke dalam beranda orang lain dengan konten make up atau keseruannya di sekolah.

Begitu pun Baim yang sering meng-cover lagu dan memasukkannya ke dalam aplikasi video yang sangat terkenal ini maupun di akun sosial medianya yang lain.

"Heh! Tepuk bukan hempas!" celetuk Syasya ditengah gerakan mereka.

"Mana ada orang dari dance creator yang baru hempas bukan tepuk," balas Baim.

Syasya berdecak. "Dari awal ini dc ada itu, ya, tepuk bukan hempas, Baim!" ngotot Syasya.

"Gak! Gue maunya hempas. Gue tim hempas!" sahut Baim tak mau kalah dengan menggerakkan tangannya membuat Syasya mengernyitkan keningnya dalam.

"Psyco lo, ya, malah hempas. Pokoknya tepuk!" Syasya menyahut.

Baim kontan tertawa dan reflek tangannya mengusap kepala Syasya yang tertutup jilbab itu. Sedangkan Syasya sendiri masih menatap Baim dengan pandangan aneh sebelum beralih kepada ponselnya untuk memutar ulang lagu.

"Bawel banget," kekeh Baim membuat Syasya ikut tertawa pelan.

"Aneh lu!" kata Syasya yang kemudian tertawa bersama Baim sebelum keduanya mengambil posisi untuk melakukan gerakan yang sempat salah tadi.

Sedangkan di ruangan yang sama tapi beda tempat, Atlana dan Artik sedang berdebat mengenai tema promnight yang akan diadakan sekolah setelah ujian semester mereka nanti.

Atlana yang menginginkan acara dengan tema yang lebih formal karena akan dihadiri guru sedangkan Artik menginginkan tema acara lebih casual.

"Tapi, kan, guru-guru juga dateng masa konsepnya santai?" kata Atlana.

"Guru datenv juga cuma formalitas, Atlana. Nggak sampai lebih jam sepuluh juga udah pada pulang," ujar Artik.

"Tapi-"

"Dari pada nanti lo berdua musuhan mending jadiin satu aja konsepnya," saran Tarra yang merupakan wakil ketua Osis.

Atlana menepuk sekali tangannya setuju. "Oh iya! Jadi, nanti tempatnya tetep konsep klasik-klasik gitu terus dresscodenya baru yang formal-casual," kata Atlana yang diangguki Tarra dan Artik.

"Agree!" balas Artik.

"Gue juga setuju," tambah Tarra.

"Yaudah, kalau gitu kita mulai susun ulang isi proposalnya yang baru nanti biar gue yang ajuin ke Bang Gibran di ruang MPK," kata Artik kepada Tarra.

"Oke. Kalau gitu gue ke ruang osis dulu. Makasih, ya, Lan, udah mau menjinakkan manusia batu kayak Artik jadinya gue nggak perlu sampai gigit laptop ngadepin ketua osis kita yang agak aneh ini," ujar Tarra kepada Atlana yang tertawa mendengarnya sedangkan Artik memutar kedua bola matanya malas.

SADAVIRWhere stories live. Discover now