NOTE 29

10.7K 1.9K 737
                                    

Hai-hai!
Puasa tinggal 10 hari lagii nihh semangaat buat kalian yang menjalankan 🤍

Tenang, Mas kecil masih panjang ceritanyaa wkwk 😙 yang baru lulus dan mau baca juga masih bisa menikmati perjalanan kisah Mas kecil kita 🛵

Komen gemoynya sama bintang biar makin seruu 😉
Putar lagunya biar makin uwu

Selamat Membaca!
Enjoy!

NOTE 29

Pagi hari yang sejuk. Di salah satu pemakaman umum Ibu Kota, terdapat tiga remaja yang duduk diantara dua nisan dengan bendera Pascal yang tertancap ditengah dua makam tersebut. Setelah memanjatkan doa, suasana menjadi hening untuk beberapa saat.

Atlana. Gadis itu cukup terkejut ketika Artik mengajaknya pergi ke makam mendiang kakaknya. Gadis itu mengira Artik hanya ingin mengajaknya untuk membeli sarapan seperti biasa, tapi ternyata tingkah cowok itu yang lebih banyak diam membawa Atlana mengetahui hal baru mengenai hidup cowok itu lagi.

Dan, hal baru lainnya adalah Atlana yang bertemu dengan Alasa – kakak kelasnya – yang ternyata adalah pacar almarhum kakak Artik, yaitu Atlantik Sekala Bumi. Sedangkan makam yang disebelahnya lagi adalah makam milik Raynal Sakti Wijaya atau lebih tepatnya pacar Lira dan sahabat Artik.

"Mas Atlantik meninggal karena kanker paru-parunya yang udah diidap dari dia SMP. Herannya gue yang sering ngerokok tapi malah dia yang meninggal duluan," kekeh Artik terdengar miris membuat Atlana memilih diam dan menepuk pelan bahu cowok itu.

"Hal yang gue sesali adalah ketika gue nggak bisa ada disaat-saat terakhir dia yang harusnya butuhin gue saat itu." Artik melanjutkan dengan menundukkan kepalanya.

"Kenapa nggak ada?" tanya Atlana pelan bagaimana pun juga gadis itu pernah merasakan ditinggal orang yang paling berharga dihidupnya untuk selamanya, yaitu Ibundanya tercinta.

"Gue koma. Mas Atlantik meninggal seminggu sebelum gue sadar. Sedangkan Ray dia meninggal dimalam yang sama saat dokter menyatakan gue koma." Artik berujar. "Mas Atlantik tau kalau umur dia nggak lama lagi, tapi dia tetap berangkat buat nyerang malam itu yang ternyata petarungan itu adalah kali terakhir gue lihat kakak gue dan sahabat gue sendiri," lanjut Artik membuat air mata Alasa kembali meluruh saat itu juga.

"Pascal benar-benar hancur. Malam yang harusnya jadi kemenangan untuk kita justru malah menjadi malam petaka dengan kehilangan dua orang hebat ini, teutama kakak gue." Artik menghela napasnya berat.

"Dan, mulai sejak itu gue berjanji buat serahin semua hidup gue untuk kebangkitan Pascal lagi. Bukan hanya untuk diri gue sendiri ataupun anggota yang lain, tapi juga untuk Bumi dan Sakti."

Atlana mengusap cepat air matanya yang tiba-tiba jatuh membasahi pipi. Gadis itu seperti dapat merasakan kesedihan dan beban berat yang dipikul Artik selama ini. Melihat Artik yang masih bisa menenangkan Alasa membuat Atlana menjadi mengerti sekarang alasan cowok itu memintanya untuk menjadi 'rumah'.

Sadavir sudah terlalu banyak menampung dan memikul banyak kesedihan orang-orang di sekitarnya...

"Jangan bilang pertemuan awal kita di rumah sakit itu kamu-" Atlana menghentikan ucapannya ketika Artik menganggukkan kepala.

Artik menoleh dengan senyum tipisnya. "Aku baru sembuh dari koma."

"Oh, iya!" Artik seperti melupakan suatu hal penting. Cowok itu merangkul Alasa yang sudah bagaikan kakak sungguhan dengan senyum tipis cowok itu yang terlihat sangat tulus.

SADAVIRWhere stories live. Discover now