NOTE 22

20.7K 3K 610
                                    

Double update check!
Sampai bertemu di malam minggu 🤍

Putar lagunya biar makin uwu
Komen gemoy sama bintangnya jugaa biar makin seruu 😉

Selamat Membaca!
Enjoy!

NOTE 22

Pagi ini Artik tidak berangkat bersama Atlana seperti biasa. Tidak tahu kenapa dari semalam cowok itu hubungi tapi sama sekali tidak diangkat oleh gadis itu membuat Artik merasa khawatir.

Artik mengurungkan niatnya turun dari motor vespa merah miliknya ketika melihat seseorang yang sedang ia khawatirkan datang bersama orang yang beberapa minggu lalu mengajaknya taruhan. Artik tidak bergerak sama sekali dan memilih untuk melihat mereka dari jauh.

Atlana datang bersama Gibran. Keduanya terlihat sangat serasi meskipun mengendarai motor masing-masing.

Terlihat Atlana yang tertawa lepas ketika Gibran melontarkan candaannya kepada gadis itu sementara Artik menghela napasnya berat dengan senyum paksa yang terukir.

Hal yang membuat Artik sedikit kecewa dan semakin merasakan sesak di dadanya ketika cowok itu sadar Atlana mengetahui keberadaannya tapi gadis itu pura-pura tidak melihat dan memilih asik menanggapi Gibran tanpa menoleh atau sekedar menyapa Artik sebentar.

Apa Artik memiliki salah hingga membuat Atlana menghindar seperti itu? Atau Atlana marah karena ucapannya saat mereka berada di lapangan basket waktu itu?

Artik menggelengkan kepalanya pelan masih berusaha untuk berpikir positif. Mungkin Atlana sedang sibuk jadi gadis itu kurang fokus. Tetapi, jika memang sibuk Atlana tidak akan sebahagia itu ketika Gibran bercerita tentang kisah lucu kepada gadis itu.

"Yaudah, kalau gitu gue duluan ke kelas, ya, adik kecil!" kekeh Gibran berpamitan yang diangguki Atlana.

"Okay!" balas Atlana.

Gibran melambaikan tangannya kepada Atlana dengan senyum lebar cowok itu yang tak pernah luntur begitu pun Atlana yang juga membalas lambaian tangan Gibran dengan senyum simpulnya.

Melihat hal tersebut, Artik tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada untuk menghampiri Atlana. Artik sedikit berlari sebelum akhirnya berdiri di dekat Atlana yang langsung menyadari keberadaannya.

"Assalamualaikum," kata Artik.

"Waalaikumsalam," balas Atlana pelan dengan sedikit menunduk.

"Lan-" belum sempat Artik berucap Atlana memundurkan langkahnya hingga memberi jarak kepada Artik berbeda ketika dengan Gibran tadi.

Artik selangkah mendekat dan Atlana kembali memberi jarak membuat cowok itu mengerutkan keningnya bingung dengan sikap Atlana hari ini.

"Lo kenapa, Lan? Tadi, waktu sama Gibran lo nggak kasih jarak tapi sekarang sama gue tiba-tiba kasih jarak," tanya Artik berusaha melihat Atlana yang terus menundukkan kepalanya.

"Beda," jawab Atlana. "Dari awal kita udah buat perjanjian kalau kamu lupa," lanjut Atlana lagi membuat Artik seketika diam.

"Udah mau bel masuk. Atlana duluan, assalamualaikum," ujar Atlana yang sangat terlihat sekali menghindari Artik dan tidak membiarkan cowok itu mendapat celah berbicara sedikit pun.

"Waalaikumsalam," balas Artik pelan dengan matanya yang masih memperhatikan punggung Atlana yang perlahan hilang di tikungan koridor.

Di waktu yang sama hanya tempat yang berbeda. Rofftop sekolah terasa lebih menegangkan dengan suasana yang sedikit panas padahal masih pagi dan udara juga masih terbilang segar, tapi tidak berlaku untuk dua cowok yang bersahabat tapi kini saling melempar tatapan tajam satu sama lain.

SADAVIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang