Chapter 14 : Crazy wife

110K 11.5K 3K
                                    

"Aku selalu bertanya-tanya satu hal."

"About what?"

"Kenapa namamu Winter? Apa kau lahir di musim dingin?"

"Aku lahir tanggal 7 Juli." Jawab Winter.

Kini Maria paham kenapa pria musim dingin ini lebih sering membuatnya kepanasan daripada kedinginan. Ternyata dia lahir di musim panas."Aku lahir tanggal 13 Juli." Kata Maria.

"Kenapa memberitahuku?"

"Aku ingin kita bersikap adil."

"I thought you want me to give you present."

"Kau mau memberiku kado ulang tahun?" Maria memandangi Winter dengan alis terangkat dan sebuah senyum manis.

"Apa yang kau inginkan?"

Maria berbisik pelan."Kematianmu?"

Winter memandangi bola mata istrinya lekat-lekat sambil mengagumi kecantikan Maria di pagi hari. Kulitnya tampak bersinar di bawah sorotan cahaya matahari dan bola mata yang begitu cerah. Namun sayangnya wanita cantik ini justru menjadi mesin pembunuh yang sangat menginginkan kematiannya.

"Lalu kado apa yang akan kau berikan padaku di hari ulang tahunku?" Tanya Winter dengan nada rendah dan beratnya yang khas.

"Apa yang kau inginkan?"

"Kematianmu." Winter menyunggingkan sebuah senyum tipisnya yang menawan.

Maria tertawa pelan hingga memperlihatkan giginya yang tersusun rapi. Ulang tahun Winter ada di tanggal tujuh dan Maria di tanggal tiga belas. Jelas Maria yang harus lebih dulu memberikan kado untuk pria itu. Sialan.

"I was joking." Kata Maria kemudian.

"Cobalah untuk tidak bercanda dan katakan apa yang kau inginkan di hari ulang tahunmu."

"Kau yakin masih hidup di hari ulang tahunku nanti?"

"Kupastikan kita berdua masih hidup hari itu."

"Hmm aku belum tau." Jawab Maria."Bagaimana denganmu?"

"Aku sudah mendapatkan apa yang aku mau." Jawab Winter dengan sebuah senyum tipis yang penuh makna.

Maria tidak mengatakan apa-apa selain terus memandangi bola mata Winter, mencoba masuk lebih dalam ke manik zamrud kebiruan bagai lautan gelap yang menyeret Maria untuk mencari apa yang tersembunyi di sana.

"Aku membunuh pertama kali di usia delapan tahun." Kata Maria dengan pelan."Korban pertamaku adalah seekor kelinci. Aku memeliharanya sejak dia masih bayi hingga dia menjadi kelinci yang sangat gembul dan lucu. Namanya Rebi."

Winter merespon hanya dengan tatapannya yang tidak berpindah dari bola mata Maria seolah mengisyaratkan bahwa ia sedang mendengarkan kelanjutan cerita.

"Ayahku menyuruhku melakukannya. Dia selalu mengatakan bahwa aku harus punya keberanian untuk membunuh jika tidak ingin dibunuh. Rebi hanyalah seekor kelinci. Bagaimana mungkin hewan imut itu bisa membunuhku? Ayahku memang sudah tidak waras." Maria berkata dengan tawa kecil yang tersirat akan kesedihan."Itu hanya sebuah pelatihan, aku tau. I was too young to kill a human."

Winter masih mendengarkan.

"Jika ingin bertahan hidup, jangan pernah mencintai seseorang melebihi cintamu pada dirimu sendiri. Itu adalah apa yang selalu ayahku katakan."

"Your father is right."

"Bagaimana denganmu?"

"Apa?"

INTOXICATE DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang