Chapter 12 : Plan B

103K 10.9K 1.4K
                                    

Sembari menunggu Jared datang, Maria duduk di tepi ranjang. Selepas dari ruang bawah tanah, Winter langsung naik ke atas dan Maria mengikutinya di belakang. Pria itu pergi keluar tanpa berpamitan. Dari jendela kamar ia melihat sebuah mobil hitam baru saja keluar dari pekarangan, menandakan bahwa Winter sudah meninggalkan rumah.

Maria kini tinggal seorang diri di dalam rumah tersebut sehingga ia pun langsung memanfaatkannya untuk berkeliling. Dia tidak lupa tentang tujuannya menikah dengan Winter adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang pria itu dengan harapan hal tersebut dapat menuntunnya pada si klien.

Namun rumah dengan nuansa putih ini tampaknya tidak memberikan informasi apapun. Semuanya tampak begitu normal— kecuali yang di ruang bawah tanah tadi. Langkah Maria kini tiba di sebuah lorong yang mengarah ke halaman belakang. Tangannya menyusuri dinding, mencari pintu tersembunyi atau apapun. Ia juga mengintip ke balik lukisan-lukisan yang di pajang untuk mencari kalau-kalau ada brankas atau apalah.

Namun tidak ada yang ganjil.

Meskipun Winter sudah berjanji tidak akan menutupi apapun dari Maria, tapi ayolah, setiap orang punya rahasia yang hanya diri mereka sendiri yang tau.

Dan entah sejak kapan Maria berada di depan sebuah pintu. Membukanya, ia pun melihat ke dalam. Hanyalah sebuah ruang gym berukuran kecil serta pintu lain yang mengarah ke balkoni. Maria juga sempat membuka beberapa laci namun yang ia temukan hanyalah benda-benda tak berguna seperti buku-buku dan printilan lainnya.

Seluruh pintu sudah Maria buka namun hanya satu yang terkunci. Pintu di lantai dua, paling ujung.

"Ma'am."

Maria sedikit kaget mendengar suara orang asing. Seorang pria dengan setelan berwarna biru dongker, bertubuh tinggi dengan rambut yang di ikat ke belakang serta kacamata bertengger di hidungnya berdiri di depan pintu.

"Kau pasti Jared?"

"Yes, Ma'am." Jawab Jared lalu berjalan mendekati Maria untuk menyerahkan beberapa paperbag dengan tulisan Louis Vuitton, Gucci, Chanel dan brand sejenisnya."Pakaian Anda."

"Terima kasih." Jawab Maria setelah mengambil semua paperbag tersebut.

"Tuan mengatakan mulai hari ini aku akan bertugas menjadi asisten pribadi Anda." Jared mengatakan dengan sopan.

"Tunggu sebentar." Maria langsung masuk ke kamar karena tubuhnya sudah tak sanggup lagi berada dalam balutan handuk.

Meletakkan paperbag di kasur, ia pun segera membongkarnya. Maria tidak tau selera siapa ini tapi ia bersyukur pakaian di sana adalah jenis pakaian sederhana seperti celana jeans, gaun katun, dan yang paling penting adalah baju kaos. Selebihnya hanya ada lingerie dan pakaian dalam. Maria memilih kaos putih dan celana jeans hitam serta sepatu boots untuk tampilannya hari ini.

"Jadi kau yang akan menemaniku hari ini?"

"Yes, Ma'am."

Pria yang lebih muda dari Winter ini tampak begitu formal dan kelewat sopan. Ia bahkan tak berani meletakkan pandangannya pada wajah Maria.

"Namaku Maria."

Jared tidak menjawab.

"Aku lebih muda darimu, panggil nama saja." Maria jujur merasa tua di panggil begitu.

INTOXICATE DESIREWhere stories live. Discover now