CHAPTER 31 : His Lover

2K 192 325
                                    

CHAPTER 31 : His Lover

Hidangan di atas meja sudah bersih namun orang yang Michelle tunggu-tunggu tak kunjung datang. Dia melirik jam tangannya. Ini sudah hampir setengah jam dari pesan terakhir yang Erica kirimkan padanya.

"Ada apa?" Marvel menyentuh tangan Michelle di atas meja. "Kau lebih pendiam malam ini."

Marvel terlalu peka untuk menyadari perubahan Michelle. Tidak di pungkiri selama duduk berdua menghabiskan makanan, Michelle lebih banyak memandang keluar jendela menghindari tatapannya.

"Itu perasaanmu saja."

"Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu 'kan?"

Justru itu lebih cocok untuk Michelle tanyakan kepada Marvel. Tetapi Marvel datang terlalu misterius. Michelle bahkan tidak mengenal siapa pria dihadapannya ini. Yang Michelle tahu dia merasa nyaman setiap kali berada di dekat Marvel.

"Tidak ada, Marvel. Aku baik-baik saja."

Seorang pelayan datang membawa bill ketika Marvel menjentikan jarinya. Saat itu pula Michelle mendapatkan notifikasi pesan baru di ponselnya.

Erica.
Mich, aku tidak bisa datang. Perutku mendadak kram, mungkin efek hari pertama menstruasi. Next time ya, maaf.

Michelle mengehala napas panjang. Kecewa. Penantiannya sia-sia. Dia tidak bisa menemukan jawaban apapun malam ini. Sial. Michelle sudah terlanjur penasaran.

Michelle.
Okay, next time.

"Kau masih ingin disini?"

Buru-buru Michelle menyimpan ponselnya ketika mendengar pertanyaan Marvel. Michelle lebih dulu bangkit dari duduknya sadar jika tidak ada yang perlu dia tunggu lagi disini.

"Tidak. Ayo, kita pulang." Ajak Michelle. Sedangkan dia terkejut ketika Marvel memilih mengaitkan jemari mereka dibandingkan memeluk pinggangnya ketika berjalan keluar restoran.

Sentuhan Marvel membuatnya nyaman sekaligus salah pada waktu yang bersamaan. Rasa nyaman membuat Michelle lupa bahwa Marvel adalah milik perempuan lain.

***

"Jeremy belum membalas pesanku." Gerutu Michelle masih berada di atas motor Marvel yang sedang membelah jalanan kota di malam hari. Dia meletakan dagunya di atas bahu Marvel, "Padahal dia berjanji akan menemaniku lembur."

"Kau masih tetap berencana untuk lembur?" Tanya Marvel memiringkan sedikit kepalanya untuk dapat melihat raut Michelle. "Ini sudah terlalu larut untuk bekerja. Kau bisa lanjutkan besok, Mich."

"Tidak bisa, Marvel. Laporan keuangan perusahaanku sedang bermasalah. Aku harus memeriksa laporan tiga bulan terakhir yang diberikan karyawanku untuk mencari apa penyebab dari pengeluaran yang membengkak."

Marvel masih setia menunggu Michelle melanjutkan gerutuan kecilnya yang terdengar lucu.

"Jeremy adalah orang yang paling bisa membantuku. Dia seorang magister manajemen keuangan. Dia sangat ahli dalam bidang corporate finance."

Mendengar nama itu kembali disebut dan dibangga-banggakan membuat Marvel berdecak di dalam hati. Sebuah rasa tidak terima. "Aku bisa membantumu."

"Ha?"

Mungkin suara Marvel terdengar samar akibat lalu lintas yang masih cukup padat.

Sweet Of BlacknessWhere stories live. Discover now