CHAPTER 03 : Your Kissable

3.7K 265 227
                                    

Chapter 03 : Your Kissable

Michelle tidak tahu untuk apa dia harus menuruti perintah Marvel—membawa buket mawar putih dalam dekapannya—disaat seharusnya dia bisa ikut pulang bersama Princess Chessie, anjing kesayangannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Michelle tidak tahu untuk apa dia harus menuruti perintah Marvel—membawa buket mawar putih dalam dekapannya—disaat seharusnya dia bisa ikut pulang bersama Princess Chessie, anjing kesayangannya. Tanpa banyak bertanya, dia memilih untuk tetap membuntuti Marvel dari belakang. Hingga dia menyadari dimana kakinya berpijak sekarang; pemakaman luas di pinggir kota.

Tapi, untuk apa Marvel membawanya kemari?

Hampir saja dia menubruk punggung Marvel saat tiba-tiba saja pria itu berhenti di depan sebuah pusara yang tampak bersih dan terawat. Marvel bersimpuh disana, menghusap nisan sambil termenung diam. Entah apa yang dipikirkan pria itu. Namun Michelle bisa merasakan aura kesedihannya.

Sesuatu di dalam diri Michelle memintanya untuk turut bersimpuh di sebelah Marvel sembari meletakan buket mawar putih itu di atas makam. Dia melirik Marvel, namun kaca mata hitam itu menghalangi Michelle untuk menebak ekspresi wajahnya.

"Are you okay?"

Seolah tahu isi kepala Michelle, Marvel pun melepaskan kaca mata hitamnya—menggantungnya pada saku kemeja. Kepala Marvel mengangguk.

"Leo Ricardson." Michelle membaca nama di atas nisan dengan hati-hati. "Makam siapa ini?"

"Kakakku."

Reaksi alami yang Michelle lakukan ketika merasa prihatin adalah mengulurkan tangan dan menghusap punggung orang tersebut untuk membuatnya merasa lebih baik. Itulah yang Michelle lakukan kepada Marvel saat ini.

"Kau pasti bertanya-tanya mengapa aku menggunakan satu permintaanku untuk ini." Lagi, Marvel mengatakan sesuatu yang benar. Persis seperti apa yang berputar di kepala Michelle. Apa dia bisa membaca pikiran? "Aku ingin tahu pendapatmu."

"Pendapatku? Soal apa?"

Marvel menatapnya sedingin udara yang berhembus di tanah luas tersebut. "Jika orang yang kau kasihi dibunuh dengan sangat kejam. Apa yang akan kau lakukan, Michelle?"

"Aku..—" Itu pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab namun Michelle kehilangan kata-kata. Efek dari tatapan Marvel yang mulai gelap. "Tunggu. Apa ini ada sangkut pautnya dengan kematian kakakmu?"

"Aku memintamu untuk menjawab bukan balik bertanya. Just answer my question, Michy."

Apa yang baru saja dia katakan? Michy? Tanpa sadar sudut bibir Michelle tertarik. Aura gelap dalam diri Marvel seolah menantangnya. "Aku akan membuat sang pembunuh hidup dalam dosa. Dihantui rasa bersalah dan tersiksa. Tidak hanya dia, aku akan mengutuk seluruh orang yang berada di sekitarnya, orang-orang yang mungkin dia kasihi. Mereka juga pantas menderita. Bumi berhak menghukumnya sebelum dia mati."

Sweet Of BlacknessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora